Mengenal Postmatur, Bayi Telat Lahir dari Waktunya

Mengenal Postmatur, Bayi Telat Lahir dari Waktunya

Seperti persalinan prematur, kehamilan dan persalinan postmatur bisa berbahaya jika tidak segera ditangani.

Ayah Bunda pernah mendengar kehamilan atau persalinan postmatur? Hal ini memang belum banyak diketahui orang. Baik persalinan prematur maupun postmatur merupakan jenis persalinan yang cukup membahayakan dan membutuhkan penanganan segera.

Apa Itu Persalinan Postmatur?

Postmatur adalah proses persalinan yang berlangsung lebih dari batas usia kehamilan. Normalnya, selama kehamilan hingga persalinan terjadi dalam kisaran 37 hingga 42 minggu. Jika usia kandungan lebih dari 42 minggu maka kehamilan tersebut dianggap sebagai kehamilan postmatur.

Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab terjadinya kehamilan dan persalinan postmatur. Namun, ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan kondisi ini terjadi, seperti memiliki riwayat kehamilan postmatur sebelumnya, ibu yang mengalami obesitas, anggota keluarga yang memiliki riwayat persalinan postmatur, hingga faktor genetik.

Selain itu, salah satu faktor persalinan postmatur bisa terjadi karena perkiraan usia kehamilan yang tidak akurat, misalnya jika ibu hamil tidak mengingat dengan jelas kapan haid terakhir.


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Baca juga: Trimester Kedua Masa “Bulan Madu” Kehamilan Bunda

Risiko Postmatur Bagi Ibu Hamil dan Janin

Kehamilan dan persalinan postmatur jika tidak segera ditangani dapat meningkatkan sejumlah risiko bagi ibu hamil. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menyebutkan jika angka kehamilan postmatur di Indonesia mencapai 20 persen.

Kondisi ini bisa menyebabkan sejumlah risiko bagi ibu hamil dan juga janin, di antaranya:

1. Insufisiensi plasenta

Insufisiensi plasenta merupakan kondisi ketika plasenta tidak bisa mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi untuk janin. Plasenta akan mencapai ukuran paling maksimalnya pada usia kehamilan 37 minggu.

Ketika usia kehamilan mencapai 41 minggu maka ukuran plasenta akan menyusut dan mulai mengalami penurunan fungsinya.

Oleh sebab itu, ketika usia kehamilan memasuki 42 minggu, ibu hamil belum juga melahirkan maka janin bisa berisiko tidak mendapatkan asupan oksigen serta nutrisi yang cukup.

Kondisi ini tentunya akan meningkatkan risiko janin mengalami masalah kesehatan di dalam kandungan yang menyebabkan gangguan tumbuh kembang nantinya.

Selain itu, insufisiensi plasenta juga bisa menyebabkan kematian janin dalam kandungan. Ketika usia kehamilan melewati batas waktu, maka aliran oksigen dan nutrisi yang dialiri melalui plasenta tidak sebaik sebelumnya.

Oleh sebab itu, semakin bertambah waktu kehamilan maka aliran darah ke janin semakin tidak lancar. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan kematian janin di dalam kandungan.

2. Aspirasi mekonium

Aspirasi mekonium merupakan kondisi medis yang terjadi ketika janin menghirup atau bahkan memakan cairan ketuban serta feses pertamanya (mekonium) di dalam kandungan.

Bayi akan mengeluarkan feses pertamanya dalam beberapa hari setelah melahirkan. Maka dari itu, jika kelahirannya terlambat maka dapat menimbulkan risiko feses akan keluar di dalam kandungan dan termakan oleh janin.

Kondisi ini tentunya akan berbahaya yang menyebabkan bayi kekurangan oksigen hingga mengalami infeksi serta peradangan pada paru-paru bayi.

Meskipun kondisi ini jarang terjadi, aspirasi mekonium sangat berbahaya. Pasalnya, bisa menyebabkan kerusakan otak permanen dan hipertensi paru persisten pada bayi yang baru lahir.

3. Ibu mengalami cedera saat proses persalinan

Semakin bertambah usia kehamilan maka ukuran janin pun akan semakin besar. Jika berat janin mencapai lebih dari 4.500 gram maka proses persalinan akan sangat sulit karena tubuh bayi tidak sejalan dengan jalan lahirnya.

Jika kondisi ini dipaksakan untuk melahirkan secara pervaginam maka bisa menyebabkan cedera pada proses persalinan berlangsung. Cedera yang paling sering terjadi adalah patah tulang serta cedera pada saraf di bahu. Oleh sebab itu, operasi caesar akan dipilih untuk melahirkan bayi.

Baca juga: Gambar Janin Kuat jadi Tanda Kehamilan Sehat 

4. Kematian ibu saat melahirkan

Kehamilan postmatur juga bisa meningkatkan risiko kematian ibu pada saat melahirkan akibat perdarahan berat atau yang disebut sebagai infeksi sepsis.

Hal ini lantaran sang ibu lebih rentan mengalami komplikasi persalinan dan komplikasi lainnya yang mungkin terjadi setelah kelahiran bayi.

Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat kehamilan postmatur, seperti:

  • Vagina robek
  • Infeksi
  • Komplikasi luka
  • Masalah plasenta
  • Forceps maupun ekstraksi vakum selama persalinan
  • Masalah plasenta
  • Tingkat cairan ketuban rendah

Cara Mencegah Kehamilan Postmatur

Meski hingga kini belum diketahui pasti penyebabnya, namun kondisi ini bisa dicegah sejak dini. Hal ini pentingnya kontrol kehamilan secara rutin perlu dilakukan sejak trimester pertama.

USG secara teratur juga bisa membantu mengetahui perkembangan dan usia bayi secara pasti.

Apabila terdapat perbedaan antara perkiraan usia janin dengan perhitungan tanggal dokter dan USG, maka gunakan usia kehamilan yang dapat ditentukan berdasarkan hasil USG.

Sebaiknya usahakan untuk selalu mencatat tanggal siklus haid sejak sebelum merencanakan kehamilan. Catatan ini berguna bagi dokter untuk memperkirakan tanggal kelahiran.

Demikian penjelasan terkait kehamilan dan persalinan postmatur. Kelahiran postmatur sendiri tidak dapat dicegah namun ini bisa dikonsultasikan dengan dokter untuk mengatasi kondisi yang diinginkan.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Galal, M., et al. (2012). Postterm pregnancy. Facts Views Vis Obgyn. 2012; 4(3): 175–187. 
  • Postmaturity in the Newborn. Stanford Medicine Children’s Health. 
  • Wang, M., et al. (2014). Common Questions About Late-Term and Postterm Pregnancy. Am Fam Physician. 2014;90(3):160-165.
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
[caldera_form id="CF6195e2bd61123"]
Buat Janji