Beranda » BLOG » Program Hamil » Mencegah Cacat Lahir dengan Nutrisi
Mencegah Cacat Lahir dengan Nutrisi
Tidak semua cacat lahir dapat dicegah. Namun, Bunda dapat meningkatkan peluang memiliki bayi yang sehat dengan mencegah cacat lahir dengan nutrisi.
Cacat lahir adalah kelainan perkembangan tubuh anak yang bisa terjadi sejak sebelum kelahiran. Ada berbagai jenis cacat lahir, yang disebabkan oleh beragam faktor mulai dari perubahan genetik hingga pengaruh lingkungan selama kehamilan.
Meskipun tidak semua cacat lahir dapat dicegah, pemahaman Ayah Bunda akan faktor-faktor risiko dan pencegahan dapat membantu dalam menangani risiko yang mungkin muncul.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh Bunda untuk mencegah cacat lahir adalah dengan memastikan mendapatkan nutrisi yang mencukupi. Asupan nutrisi yang baik, termasuk asam folat, zat besi, kalsium, dan vitamin lain sangat penting selama kehamilan untuk mendukung perkembangan yang sehat pada janin.
Baca Juga: Saatnya Periksa untuk Ayah Yang Peduli Keluarga
Penyebab Terjadinya Cacat Lahir
Cacat lahir dapat terjadi pada setiap tahap kehamilan. Sebagian besar cacat lahir terjadi dalam 3 bulan pertama kehamilan, ketika organ-organ bayi sedang terbentuk. Ini merupakan tahap perkembangan yang sangat penting. Namun, beberapa cacat lahir terjadi kemudian dalam kehamilan. Selama enam bulan terakhir kehamilan, jaringan dan organ-organ terus tumbuh dan berkembang.
Untuk beberapa cacat lahir, seperti sindrom alkohol janin, penyebabnya dapat diketahui. Namun, untuk sebagian besar cacat lahir, penyebabnya tidak dapat diketahui. Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar cacat lahir disebabkan oleh campuran faktor yang kompleks.
Dilansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC) ada beberapa hal yang mungkin meningkatkan wanita memiliki bayi dengan cacat lahir, seperti:
- Merokok, minum alkohol, atau mengonsumsi obat-obatan tertentu selama kehamilan.
- Mengalami kondisi medis tertentu, seperti kegemukan atau memiliki diabetes yang tidak terkontrol sebelum dan selama kehamilan.
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti isotretinoin (obat yang digunakan untuk mengobati jerawat parah).
- Memiliki anggota keluarga dengan cacat lahir.
- Mengalami infeksi tertentu selama kehamilan seperti virus Zika dan sitomegalovirus.
- Mengalami demam lebih dari 38°C atau memiliki suhu tubuh yang meningkat karena paparan panas.
- Hamil di usia tua, karena risiko kelainan kromosom meningkat seiring bertambahnya usia.
Penting untuk menjadi catatan Bunda, bahwa memiliki salah satu faktor di atas tidak menjamin bahwa bayi akan lahir dengan cacat lahir. Bahkan, sebagian wanita dapat memiliki bayi yang lahir dengan cacat lahir tanpa memiliki risiko-risiko tersebut. Oleh karena itu, sangat penting untuk berbicara dengan dokter guna memastikan kehamilan yang sehat.
Bahaya Kekurangan Nutrisi Selama Kehamilan
Kekurangan nutrisi penting selama kehamilan dapat memiliki dampak serius pada kesehatan ibu dan perkembangan janin. Salah satu bahayanya adalah risiko meningkatnya kemungkinan bayi lahir dengan berat badan rendah, yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan pada bayi setelah lahir.
Selain itu, kekurangan nutrisi tertentu seperti asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya cacat lahir pada bayi, seperti cacat tabung saraf atau spina bifida, yang dapat mengakibatkan masalah serius pada sistem saraf bayi.
Kekurangan zat gizi lainnya juga dapat mengganggu perkembangan organ vital bayi, termasuk otak, jantung, dan tulang belakang. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk memastikan asupan nutrisi yang seimbang dan memadai selama kehamilan guna mendukung kesehatan Bunda dan perkembangan yang optimal pada janin.
Kebutuhan Nutrisi untuk Cegah Cacat Lahir
Untuk memastikan nutrisi Bunda cukup selama kehamilan, beberapa hal di bawah ini bisa jadi panduan:
1. Asam folat
Untuk mencegah cacat lahir pada bayi, penting untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup selama kehamilan. Salah satu nutrisi yang sangat penting adalah asam folat, yang dapat membantu mencegah cacat tabung saraf atau spina bifida serta cacat lahir lainnya pada bayi.
Asam folat dapat ditemukan dalam makanan seperti sayuran hijau, buah-buahan, biji-bijian, dan sereal yang diperkaya. Selain itu, dokter mungkin juga merekomendasikan suplemen asam folat untuk memastikan asupan yang cukup. Dosis asam folat yang dianjurkan untuk ibu hamil yaitu 400 mcg per hari. Tidak hanya untuk ibu hamil, asam folat juga perlu dikonsumsi oleh wanita yang mulai merencanakan program hamil.
2. Zat besi
Zat besi memainkan peran penting dalam membantu pembentukan sel darah merah pada ibu hamil serta perkembangan bayi yang sedang berkembang. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil dan meningkatkan risiko kelahiran prematur serta bayi dengan berat badan rendah.
Nutrisi ini diperlukan untuk proses pembentukan sel darah merah dalam tubuh. Asupan harian yang dianjurkan adalah sekitar 27 miligram. Sumber-sumber kaya zat besi termasuk sayuran hijau, kacang-kacangan, berbagai jenis daging, dan ikan.
3. Kalsium
Kalsium memiliki peran penting dalam proses pembentukan tulang dan gigi bayi. Asupan harian yang direkomendasikan adalah sekitar 1.000 miligram kalsium. Makanan yang mengandung kalsium meliputi susu, tahu, tempe, kacang, ikan, dan keju.
Nutrisi ini sangat diperlukan untuk memastikan pertumbuhan tulang dan gigi yang sehat pada bayi. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang pada ibu hamil dan meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia.
4. Vitamin D
Bunda juga perlu mencukupi kebutuhan vitamin D harian. Vitamin D berperan dalam penyerapan kalsium dan fosfor dalam tubuh, yang keduanya penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang bayi. Kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko preeklampsia dan komplikasi kehamilan lainnya.
Vitamin D membantu dalam proses penyerapan kalsium yang diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi pada bayi, serta meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah preeklampsia. Asupan harian yang disarankan adalah sekitar 10 mikrogram per hari. Sumber-sumber makanan yang mengandung vitamin D meliputi ikan salmon, tuna, kuning telur, dan susu.
5. DHA/Omega 3
Asam lemak omega-3, khususnya DHA (asam dokosaheksaenoat), berguna untuk perkembangan otak dan penglihatan bayi. DHA juga membantu mengurangi risiko kelahiran prematur dan meningkatkan berat badan bayi saat lahir. Kehadiran omega-3 diperlukan untuk pembentukan dan perkembangan otak, mata, dan sistem saraf bayi. Asupan harian yang direkomendasikan adalah sekitar 300 miligram DHA per hari.
Makanan yang mengandung omega-3 meliputi ikan salmon, tuna, sarden, susu, daging, dan kacang-kacangan. Dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan omega-3, ibu hamil dapat membantu memastikan perkembangan yang optimal bagi bayi dalam kandungan, serta mengurangi risiko kelahiran prematur dan masalah kesehatan lainnya.
6. Protein
Protein adalah nutrisi yang Bunda butuhkan selama kehamilan karena berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tubuh bayi yang sedang berkembang. Selama masa kehamilan, kebutuhan akan protein meningkat karena tubuh Bunda perlu memproduksi protein tambahan untuk mendukung pertumbuhan bayi dalam kandungan.
Asupan protein yang cukup selama kehamilan sangat penting untuk memastikan perkembangan yang optimal bagi bayi. Makanan yang merupakan sumber protein yang baik meliputi daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan produk susu.
Dengan memperbanyak sumber protein yang dikonsumsi, ibu hamil dapat memastikan bahwa ia mendapatkan semua asam amino yang diperlukan untuk membentuk sel-sel tubuh bayi secara optimal.
Selain itu, protein juga penting untuk menjaga kesehatan ibu hamil sendiri. Selama kehamilan, tubuh Bunda mengalami banyak perubahan, dan asupan protein yang cukup dapat membantu menjaga kesehatan otot, memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, dan mendukung sistem kekebalan tubuh.
7. Kolin
Kolin adalah nutrisi yang penting untuk kesehatan otak dan perkembangan kognitif bayi yang sedang berkembang. Nutrisi ini berperan dalam pembentukan sel-sel otak serta memengaruhi fungsi kognitif seperti belajar dan berpikir.
Selama kehamilan, kebutuhan akan kolin meningkat karena tubuh Bunda membutuhkan suplai tambahan untuk mendukung perkembangan otak yang optimal pada janin dalam kandungan. Dosis harian yang disarankan untuk kolin selama kehamilan adalah sekitar 450 miligram. Kebutuhan ini bisa diperoleh melalui konsumsi makanan yang mengandung kolin.
Beberapa sumber makanan yang kaya akan kolin termasuk ikan salmon, susu, daging, dan kacang-kacangan. Penting untuk dicatat bahwa kolin seringkali kurang diperhatikan dalam pola makan sehari-hari, sehingga perlu diperhatikan secara khusus selama kehamilan.
Jika diperlukan, Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran atau suplemen kolin yang sesuai dengan kebutuhan selama kehamilan.
8. Vitamin C
Asam Folat untuk Penderita PCOS Agar Promil Sukses Salah satu peran utama vitamin C adalah dalam penyerapan zat besi. Zat besi diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang sehat dan transportasi oksigen ke seluruh tubuh, termasuk janin yang sedang berkembang. Vitamin C membantu meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan, sehingga dapat membantu mencegah atau mengatasi anemia pada Bunda.
Selain itu, vitamin C juga berperan sebagai antioksidan tubuh. Antioksidan membantu melawan kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas, yang dapat terbentuk akibat paparan lingkungan, polusi, dan stres. Selama kehamilan, tubuh Bunda mengalami peningkatan kebutuhan akan antioksidan untuk melindungi kesehatan sel dan mengurangi risiko komplikasi.
Sumber-sumber makanan yang kaya akan vitamin C meliputi berbagai buah-buahan dan sayuran, seperti jeruk, lemon, tomat, semangka, pepaya, stroberi, brokoli, dan kembang kol.
Selain memastikan asupan nutrisi yang disebutkan sebelumnya, meningkatkan konsumsi susu kehamilan yang kaya akan zat besi, asam folat, kalsium, inulin, dan rendah sodium dapat dioptimalkan. Dengan memenuhi kebutuhan tersebut, kesehatan ibu hamil dapat terjaga dengan baik, yang pada akhirnya akan membantu mencegah kelahiran bayi dengan cacat.
Itu tadi kiat-kiat yang bisa Bunda lakukan untuk menjaga nutrisi selama kehamilan dalam mencegah cacat lahir. Penuhi kebutuhan gizi dan nutrisi yang cukup. Konsultasikan dengan dokter jika diperlukan.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh dr. Chitra Fatimah
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
Referensi
- Moreno, Megan A. (2012). Preventing Birth Defects With a Healthy Pregnancy Diet. doi:10.1001/archpediatrics.2011.1582. https://jamanetwork.com/journals/jamapediatrics/fullarticle/1106741
- Korsmo, H., & Jiang, X., & Caudill, M. (2019). Choline: Exploring the Growing Science on Its Benefits for Moms and Babies. Nutrients, 11(8), pp. 1823. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31394787/
- Centers for Disease Control and Prevention. Commit to Healthy Choices to Help Prevent Birth Defects. https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/prevention.html
- American Pregnancy Association. Where to Get Folic Acid Naturally During Pregnancy. https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-health-wellness/where-to-get-folic-acid-naturally-during-pregnancy/
- National Health Service UK (2023). Vitamins, Supplements and Nutrition in Pregnancy. https://www.nhs.uk/pregnancy/keeping-well/vitamins-supplements-and-nutrition/
Artikel Terkait:
- Bayi Prematur, Gangguan dan Cara Mencegah Yang Terukur
- Bayi Prematur, Lahir Belum Cukup Umur
- Mengenal Postmatur, Bayi Telat Lahir dari Waktunya
- Konseling Nutrisi Khusus Sebelum Hamil, Penting Nggak Sih?
- Bumil Jaga Nutrisi, Sehat Buat Si Bayi
- Diagnosis Kelainan Organ Reproduksi Akurat Dengan…
- Apa Itu Air Mani? Kenali Perbedaannya Dengan Sperma
- Apa Hubungannya Kesuburan dengan Tes AMH…