Kesehatan ovarium adalah salah satu faktor utama yang sangat memengaruhi keberhasilan program bayi tabung yang Bunda rencanakan. Ovarium yang sehat akan menghasilkan sel telur atau ovum yang berkualitas baik, yang menjadi hal penting dalam proses pembuahan dan perkembangan embrio. Tanpa ovum yang sehat, peluang keberhasilan bayi tabung bisa menurun, karena kualitas ovum sangat menentukan apakah embrio dapat bertahan dan berkembang setelah pembuahan. Oleh karena itu, cara meningkatkan kualitas ovum sebelum menjalani program bayi tabung adalah langkah yang sangat penting.
Ovum yang sehat atau matang memiliki kualitas genetik dan kondisi yang baik untuk dibuahi oleh sperma, sehingga bisa berkembang menjadi embrio yang kuat. Sebaliknya, ovum yang tidak matang bisa mengurangi peluang Bunda untuk hamil, meningkatkan risiko keguguran, atau menyebabkan kelainan pada janin. Berikut perbedaan antara ovum yang sehat dan tidak sehat, serta faktor-faktor penyebab ovum tidak matang.
Ovum Berkualitas
1. Kondisi Genetik yang Baik
Ovum yang sehat memiliki materi genetik (DNA) yang utuh dan tidak mengalami kerusakan. Ini penting agar ketika sperma membuahi ovum, kombinasi genetik dari Ayah dan Bunda bisa menghasilkan embrio yang berkembang dengan baik. Cara meningkatkan kualitas ovum dapat dimulai dengan memperbaiki kesehatan tubuh secara keseluruhan untuk mendukung kualitas genetik sel telur.
2. Ukuran dan Bentuk Normal
Sel telur yang berkualitas memiliki ukuran dan bentuk yang normal. Ini memungkinkan proses pembuahan berjalan dengan lancar, di mana sperma bisa menembus lapisan pelindung ovum dan membuahi inti sel telur.
Tanya Mincah tentang Promil?
3. Keseimbangan Hormon
Hormon yang seimbang, terutama estrogen dan progesteron, mendukung ovulasi dan membantu memastikan bahwa ovum Bunda siap untuk dibuahi. Hormon-hormon ini juga berperan dalam menyiapkan lapisan rahim agar embrio bisa menempel dan berkembang.
4. Dukungan Nutrisi yang Baik
Ovum yang sehat berada dalam lingkungan ovarium yang mendukung dengan asupan nutrisi yang cukup. Nutrisi ini penting untuk memastikan perkembangan awal embrio setelah pembuahan.
5. Usia yang Ideal
Ovum yang dihasilkan pada usia reproduktif (biasanya di bawah 35 tahun) cenderung lebih sehat, karena sel telur pada usia muda memiliki peluang lebih baik untuk dibuahi dan menghasilkan kehamilan yang sukses.
Ovum yang Tidak Sehat
1. Kerusakan Genetik
Ovum yang tidak sehat bisa mengalami kerusakan pada materi genetiknya. Hal ini sering terjadi pada ovum dari Bunda yang usianya lebih tua, karena kualitas genetik sel telur menurun seiring bertambahnya usia. Ovum dengan kerusakan genetik berisiko menyebabkan keguguran atau kelainan genetik pada janin.
2. Ukuran atau Bentuk Abnormal
Ovum yang tidak sehat mungkin memiliki ukuran yang tidak normal atau bentuk yang tidak ideal. Sel telur yang terlalu kecil atau besar bisa menghambat proses pembuahan, dan sperma mungkin tidak bisa menembus lapisan pelindung ovum.
3. Ketidakseimbangan Hormon
Jika Bunda mengalami ketidakseimbangan hormon, ovum yang dihasilkan mungkin tidak matang atau tidak berkualitas baik. Misalnya, hormon yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mengganggu proses ovulasi, sehingga sel telur tidak siap untuk dibuahi.
4. Lingkungan Ovarium yang Buruk
Ovum yang tidak sehat sering kali berada dalam ovarium yang kurang mendukung, misalnya karena gangguan kesehatan seperti PCOS, endometriosis, atau masalah lainnya. Lingkungan ovarium yang terganggu dapat mempengaruhi perkembangan dan kualitas ovum.
5. Pengaruh Usia
Seiring bertambahnya usia, kualitas ovum akan menurun. Ovum yang dihasilkan pada usia lebih tua (di atas 35 tahun) cenderung tidak sehat, karena jumlah sel telur yang matang berkurang dan risiko masalah genetik meningkat.
Untuk Bunda yang sedang merencanakan kehamilan atau menjalani program hamil (promil), menjaga kesehatan sel telur atau ovum sangat penting. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari gangguan ovum, supaya peluang kehamilan lebih besar dan sel telur tetap dalam kondisi optimal. Yuk, simak langkah-langkahnya berikut ini:
1. Jaga Pola Makan Sehat
Makanan yang Bunda konsumsi sangat memengaruhi kesehatan ovum. Konsumsi makanan yang kaya akan antioksidan seperti buah-buahan dan sayuran, kacang-kacangan, serta biji-bijian. Antioksidan bisa membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak sel telur. Selain itu, makanan tinggi protein, lemak sehat (seperti omega-3), dan vitamin seperti asam folat, vitamin D, dan vitamin E juga penting untuk mendukung kualitas ovum.
2. Hindari Stres Berlebihan
Stres bisa memengaruhi keseimbangan hormon yang penting untuk ovulasi dan produksi sel telur. Jadi, penting banget buat Bunda menjaga kesehatan mental dan emosi. Coba atur waktu untuk relaksasi, meditasi, atau aktivitas yang bisa membuat Bunda merasa lebih tenang, seperti yoga atau berjalan-jalan di alam.
3. Olahraga Secara Teratur
Olahraga rutin, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, bisa membantu menjaga berat badan ideal dan meningkatkan aliran darah ke ovarium. Namun, hindari olahraga berlebihan yang bisa membuat tubuh stres karena justru dapat mengganggu siklus ovulasi. Cukup lakukan aktivitas fisik ringan hingga sedang secara konsisten.
4. Hindari Merokok dan Alkohol
Merokok dan konsumsi alkohol secara berlebihan bisa berdampak negatif pada kesehatan ovum. Bahan kimia dalam rokok dapat merusak ovarium dan menurunkan kualitas serta jumlah sel telur. Alkohol juga dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, yang penting untuk ovulasi yang sehat.
5. Jaga Berat Badan Ideal
Berat badan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi bisa memengaruhi ovulasi dan kualitas ovum. Kelebihan atau kekurangan lemak tubuh bisa mengganggu keseimbangan hormon estrogen, yang berperan penting dalam produksi sel telur. Cobalah untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal dengan mengombinasikan pola makan sehat dan olahraga teratur.
6. Kurangi Paparan Bahan Kimia Berbahaya
Paparan bahan kimia berbahaya dari lingkungan, seperti pestisida, bahan pembersih rumah tangga yang mengandung racun, atau produk kecantikan berbahan kimia keras, bisa memengaruhi kesehatan reproduksi Bunda. Sebisa mungkin, pilih produk alami dan hindari paparan bahan kimia yang tidak perlu.
7. Rutin Konsultasi ke Dokter
Kalau Bunda punya riwayat gangguan ovulasi atau masalah kesehatan lainnya, seperti PCOS atau endometriosis, penting untuk rutin memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan membantu memantau kondisi ovarium dan memberikan saran serta penanganan yang tepat agar kesehatan reproduksi tetap optimal.
8. Istirahat yang Cukup
Kurang tidur bisa memengaruhi kesehatan hormon dan menyebabkan gangguan pada siklus ovulasi. Usahakan untuk tidur cukup setiap malam, sekitar 7-9 jam. Istirahat yang cukup membantu tubuh memperbaiki diri dan menjaga keseimbangan hormon, termasuk yang berkaitan dengan ovulasi dan produksi sel telur.
9. Pertimbangkan Suplemen Kesuburan
Jika dibutuhkan, dokter mungkin akan merekomendasikan suplemen yang bisa membantu meningkatkan kualitas ovum, seperti asam folat, vitamin D, atau Coenzyme Q10. Namun, pastikan Bunda konsultasi dulu dengan dokter sebelum mulai mengonsumsi suplemen, ya.
Dengan menjaga pola hidup sehat, menghindari stres, dan melakukan pemeriksaan rutin, Bunda bisa mengurangi risiko gangguan ovum dan meningkatkan peluang keberhasilan promil.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
Bocah Indonesia adalah klinik kesuburan yang melayani konsultasi hingga tindakan operatif. Bocah Indonesia berada di bawah naungan PT Ibu Daya Lestari. Berada di Lantai 7 Rumah Sakit Primaya, Jl. MH Thamrin No.3, Cikokol, Tangerang, Banten, Indonesia.
Latest posts by Team Content Medis Bocah Indonesia (see all)