Beranda » BLOG » Kisah Sukses » Kisah Wardah Maulina Mengalami Keguguran Berulang
Kisah Wardah Maulina Mengalami Keguguran Berulang
“Memang belum saatnya.” “Tunggu saja, keindahan akan datang tepat pada waktunya.” Begitulah sekelumit ungkapan kepasrahan saat pasutri mengalami keguguran berulang. Kepasrahan, tentu, sikap batin yang sangat baik. Namun kepasrahan yang bercampur dengan kelalaian justru bisa meningkatkan risiko keguguran berulang. Dan itu pastinya bukan sesuatu yang calon ayah bunda nantikan.
Wardah dan Natta
Episode menyedihkan akibat keguguran berulang bisa dialami siapa saja. Salah satu pasutri yang pernah melalui keguguran berulang adalah Wardah dan Natta. Wardah Maulina adalah selebgram sekaligus penulis produktif. Berbeda dengan kebanyakan generasi milenial yang tidak sedikit memilih untuk menunda pernikahan, Wardah dan Natta memilih untuk menikah pada usia muda. Bahkan, juga kontras dengan kebanyakan orang, Wardah dan Natta memutuskan untuk selekasnya memiliki momongan.
Wardah dan Natta memang sudah merasakan kerisauan sejak keguguran pertama. Mereka berbeda dengan banyak pasutri lainnya yang melalui pengalaman serupa. Ketika sepasang pengantin baru mengalami keguguran pada usia kehamilan yang masih sangat dini, mereka bahkan khalayak luas acap menganggap itu sebagai persoalan biasa.
Ada jutaan prosa tentang cinta. Juga tak terhitung tembang tentang romansa. Tapi semua itu tak bisa mewakili perasaan pasangan suami istri belia, Wardah dan Natta. Pasalnya, setelah empat tahun mengarungi bahtera rumah tangga, akhirnya Wardah dinyatakan hamil. “Keajaiban” dalam hidup mereka ternyata memang telah datang sejak semula.
Tak berselang lama sejak mereka bersua pertama kali di media sosial, tanggal 17 Februari 2017 menjadi hari terindah bagi Wardah dan Natta. Dinaungi nama Allah, kedua sejoli itu berikrar dalam sebuah kiasan, “Di mana ada Natta, di situ ada Wardah. Ke mana pun Natta pergi, ke situ pula Wardah mengikuti.”
Tanya Ferly tentang Promil?
Betapa pun usia pernikahan masih dalam hitungan hari, sejumlah problematika mendatangi pasutri belia ini. Ketidakpastian karir Natta, Wardah yang masih harus berjuang menuntaskan studinya, dan serbaneka masalah fundamental lainnya membawa keduanya ke titik terendah dalam kehidupan rumah tangga mereka. Tidak cukup sampai disitu. Hati dan pikiran mereka terkuras oleh satu persoalan: masalah “dua garis’”. Berulang kali ikhtiar mereka tak berhasil mengubah impian menjadi kenyataan. Tiga kali gagal melakukan inseminasi, melalui perjalanan roller coaster dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya, Wardah dan Natta akhirnya memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung di Bocah Indonesia.
Pada kunjungan pertama Wardah dan Natta di bulan Oktober 2020, para dokter melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan USG (ultrasonografi) guna mendalami kendala-kendala yang dialami oleh keduanya. Setelah menjalani pemeriksaan lengkap dan observasi selama tiga bulan, proses In Vitro Fertilization (IVF) dilakukan pada Januari 2021 dan diikuti dengan pemindahan embrio beku (frozen embryo transfer) dua bulan kemudian. 12 Maret 2021.
Proses tersebut berujung suka cita. Satu kata dari dokter Bocah Indonesia diucapkan kepada Wardah dan Natta, “Selamat, ya.” Seketika, perasaan haru penuh syukur memenuhi hati dua pasutri muda itu. Di layar USG, terlihat objek kecil berdenyut halus.
Keberhasilan Wardah dan Natta untuk hamil adalah satu dari sekian banyak kisah sukses pasutri lainnya yang juga mengikuti program bayi tabung di Bocah Indonesia. Kisah-kisah itu dihiasi oleh satu alinea yang serupa, tentang pentingnya kesamaan gelombang berupa tekad dan doa dari suami dan istri selama sejak awal hingga akhir. Mereka juga menjadi sumber inspirasi bagi beribu-ribu pasien Bocah Indonesia yang saat ini sedang berikhtiar merealisasikan impian mereka.
Keguguran Berulang
Ada data yang menunjukkan bahwa dari seluruh kehamilan, 15-20 persen di antaranya berakhir dengan keguguran. Bahkan pada wanita yang pernah dua kali atau lebih keguguran, risiko untuk keguguran berikutnya meningkat 40 persen.
Sejatinya tidak ada yang biasa-biasa saja di balik peristiwa keguguran. Termasuk kegagalan pada trimester pertama kehamilan, niscaya memantik kesedihan. Pasutri perlu tahu penyebab keguguran itu, sehingga mampu untuk mencegah berulangnya hal yang sama pada kehamilan berikutnya. Umumnya, keguguran pada trimester pertama disebabkan oleh kelainan kromosom pada fetus. Baik terlalu banyak ataupun terlalu sedikit kromosom yang diterima fetus.
Penyebab lainnya adalah gangguan perkembangan plasenta (tali pusar) dan masalah-masalah pada calon bunda. Misalnya berat badan berlebihan, merokok, pemakaian obat-obatan, minum alkohol dan mengonsumsi terlalu banyak kafein.
Keguguran berulang juga dapat disebabkan oleh antibodi tertentu di dalam darah istri. Gen Methylenetetrahydrofolate Reductase (MTFHR) mengalami mutasi dan menghambat pertumbuhan janin. Untuk memastikan seberapa jauh faktor gen menyebabkan keguguran, dokter akan meminta pasutri melakukan pemeriksaan kromosom (karyotyping) lewat sampel darah. Jika abnormalitas genetik memang menjadi penyebab keguguran berulang, dokter bisa menyarankan pasutri menjalani program bayi tabung (IVF) dan preimplantation genetic testing for aneuploidy (PGT–A). PGT-A dilakukan untuk memastikan embrio dalam kondisi normal sebelum ditransfer ke rahim istri. Embrio dengan kromosom normal memiliki peluang lebih tinggi untuk tumbuh menjadi bayi hingga siap dilahirkan.
Demikian pula dengan masalah endokrin. Endokrin kerap disebut sebagai induknya kelenjar. Ketika endokrin bermasalah, kondisi hormon wanita akan terkena dampaknya. Gangguan endokrin diketahui berhubungan dengan kasus-kasus keguguran berulang.
Ketika dokter menduga keguguran pada calon ibu disebabkan oleh gangguan endokrin, dokter akan melakukan serangkaian tes darah dan urin. Termasuk untuk menakar level gula darah dan thyroid stimulating hormone. Jika memang itu akar masalahnya, maka dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengkondisikan hormon calon ibu agar lebih siap untuk proses kehamilan.
Kelainan uterus sejak lahir, misalnya uterine septum, juga dapat mengakibatkan keguguran. Abnormalitas fisik lainnya adalah tumbuhnya jaringan parut dan polip di dalam rahim.
Kondisi rahim akan diperiksa dokter dengan berbagai tes. Antara lain, sonohysterogram (Sono-HSG), histeroskopi, dan MRI. Setelah keguguran dipastikan disebabkan oleh kelainan anatomi, dokter bisa merekomendasikan langkah pembedahan untuk memperbaiki kelainan tersebut sehingga dapat mencegah keguguran berikutnya.
Penanganan keguguran berulang diawali dengan hysterosalpingogram (HSG). Dengan prosedur ini, dokter dapat memeriksa bentuk dan ukuran uterus, sekaligus memastikan ada tidaknya jaringan parut, polip, daging tumbuh non-kanker (fibroid), dan sekat yang menghalangi tertanamnya embrio di dinding rahim. Di Klinik Fertilitas Bocah Indonesia, prosedur HSG berlangsung kurang dari lima menit, sehingga anda dapat pulang pada hari yang sama.
Problem keguguran berulang tidak hanya bersumber dari tubuh istri lho. Suami pun boleh jadi punya kontribusi bagi keguguran berulang yang dialami istri. Kerusakan sel sperma adalah salah satunya. Kerusakan sel sperma dapat memengaruhi struktur DNA pada sperma tersebut. Sperma dengan kondisi sedemikian rupa, ketika membuahi sel telur, berisiko mengakibatkan keguguran.
Nah, saat membaca artikel ini, Ayah Bunda semestinya tidak lagi TTS (tenang-tenang saja!) saat mengalami keguguran berulang. Ayah Bunda kini memperoleh gambaran bahwa keguguran berulang bisa disebabkan oleh kondisi yang kompleks, baik pada tubuh istri, tubuh suami maupun keduanya. Dokter akan melakukan pemeriksaan guna memastikan penyebabnya. Dan dari temuan yang dokter peroleh, rekomendasi spesifik kasus per kasus akan dokter sampaikan ke Ayah Bunda.
Wardah dan Natta sudah membuktikan bahwa kesungguhan ikhtiar dan ketulusan doa, serta kerjasama yang baik dengan dokter dan perawat di Bocah Indonesia, akan mampu mengetuk pintu langit. Ayo #BerjuangBersama Bocah Indonesia!
Jadwalkan Konsultasi
Kami dengan senang hati akan mendiskusikan opsi finansial yang ada dan membantu menjawab pertanyaan Anda.
Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.
Gangguan Kesuburan infertilitas Polip Polip Endometrium Polip Leher Rahim Polip Rahim Polip Serviks