Beranda » BLOG » Program Hamil » Air Ketuban yang Sedikit, Bikin Sakit?
Air Ketuban yang Sedikit, Bikin Sakit?
Cairan ketuban ibu sangat penting untuk menjaga suhu janin di dalam kandungan. Lantas, apa yang terjadi jika air ketuban ibu sangat sedikit? Cari tahu di sini.
Air ketubah atau disebut juga dengan cairan amnion memiliki fungsi untuk mendukung perkembangan janin di dalam rahim selama kehamilan. Pada beberapa kasus, tingkat cairan amnion dapat menjadi terlalu rendah, dan hal ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan tes USG (Ultrasonografi).
Padahal tingkat cairan amnion yang tepat sangat penting karena cairan ini membantu melindungi janin, serta mengatur suhu di sekitarnya. Cari tahu apa penyebab ibu memiliki cairan ketuban sedikit dan cara meningkatkan cairan ketuban melalui artikel berikut ini.
Apa Itu Air Ketuban?
Pada awal kehamilan, produksi air ketuban dimulai dari tubuh ibu dengan sebagian besar terdiri dari air yang dihasilkan oleh tubuh ibu itu sendiri. Namun, setelah mencapai usia kehamilan 20 minggu, sebagian besar air ketuban berasal dari urine janin (bayi menelan cairan dan mengeluarkannya).
Cairan ketuban berguna memberikan bantalan untuk melindungi janin dari cedera dan memberikan ruang untuk pertumbuhan, gerakan, dan perkembangan. Selain itu, cairan amnion juga mencegah tali pusat terjepit antara janin dan dinding rahim.
Tanya Ferly tentang Promil?
Berdasarkan Journal of Perinatology, tingkat cairan amnion bervariasi sepanjang berbagai tahapan kehamilan. Pada minggu ke-32 hingga ke-34, volume cairan amnion dapat meningkat hingga 800 mililiter (ml) atau lebih. Mulai dari minggu ke-34 hingga persalinan, cairan tersebut berkurang menjadi sekitar 400 ml.
Dokter menggunakan skala yang disebut indeks cairan amnion atau amniotic fluid index (AFI) untuk memeriksa tingkat cairan amnion yang sehat. Pengukuran AFI dilakukan dalam sentimeter (cm). Skor AFI yang normal adalah 5–25 cm. Skor AFI di bawah 5 cm dianggap terlalu rendah, dan kondisi ini disebut oligohidramnion.
Penyebab Cairan Ketuban Ibu Rendah
Jika Anda didiagnosis dengan cairan amnion yang rendah, langkah selanjutnya akan tergantung pada penyebab rendahnya cairan dan seberapa parah kondisinya. Usia kehamilan, kesehatan Anda, dan juga kesehatan calon bayi Anda juga akan dipertimbangkan.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan rendahnya cairan amnion. Hal-hal ini meliputi:
- Pecahnya selaput amnion secara prematur atau Premature Rupture of Membranes (PROM). Ini terjadi ketika kantong amnion pecah atau mulai bocor sebelum waktu persalinan yang telah ditentukan dokter.
- Masalah dengan plasenta. Plasenta memiliki peran penting dalam menyuplai nutrisi dan oksigen kepada bayi Anda. Jika plasenta tidak berfungsi dengan baik atau mulai terlepas dari dinding rahim, bayi mungkin tidak mendapatkan cukup nutrisi untuk menghasilkan cairan amnion yang cukup.
- Cacat bawaan. Jika bayi memiliki masalah fisik, terutama pada ginjal, mereka mungkin tidak menghasilkan cukup urin, yang menyebabkan rendahnya cairan amnion.
- Kondisi kesehatan ibu. Komplikasi pada ibu seperti preeklampsia, diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan dehidrasi dapat menyebabkan rendahnya cairan amnion.
- Kehamilan melewati waktu yang ditentukan (post-term pregnancy). Cairan amnion secara alami mulai berkurang setelah 36 minggu kehamilan, dan sangat mungkin menjadi terlalu rendah setelah 42 minggu kehamilan.
- Obat-obatan. Beberapa obat, terutama yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, dapat menyebabkan rendahnya cairan amnion.
Penanganan untuk Cairan Ketuban yang Sedikit
Tidak ada pengobatan yang dapat sepenuhnya mengatasi kondisi ini. Namun, terdapat pilihan pengobatan jangka pendek yang tersedia dan dapat membantu dalam situasi tertentu. Berikut beberapa penanganan yang bisa dilakukan untuk mengatasi cairan ketuban yang sedikit.
1. Minum Lebih Banyak Cairan
Minum banyak cairan dapat membuat perubahan yang besar. Menurut satu studi yang diterbitkan dalam National Library of Medicine, hidrasi sangat membantu dalam meningkatkan tingkat cairan amnion pada wanita antara usia kehamilan 37 hingga 41 minggu.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, sebuah tinjauan yang dilakukan oleh Cochrane juga menemukan bahwa hidrasi sederhana meningkatkan tingkat cairan amnion. Jadi, pastikan ibu banyak minum cairan selama hamil.
2. Amnioinfusion
Amnioinfusion adalah ketika dokter menyuntikkan larutan garam (saline) melalui serviks dan masuk ke dalam kantung amnion. Hal ini mungkin terdengar tidak nyaman, tetapi hal ini setidaknya dapat meningkatkan sementara tingkat cairan amnion.
Hal ini juga dilakukan untuk meningkatkan visibilitas bayi Anda pada ultrasonografi, atau sebelum persalinan jika detak jantung bayi tidak normal.
Menurut sebuah tinjauan dari UNC School of Medicine, amnioinfusion adalah pengobatan yang efektif untuk mempertahankan pertumbuhan bayi jika cairan amnion tidak cukup.
3. Injeksi Cairan Menggunakan Amniocentesis
Amniocentesis melibatkan jarum tipis yang dimasukkan langsung ke dalam kantung amnion melalui perut. Jika Anda memiliki cairan amnion yang rendah sebelum atau selama persalinan, dokter mungkin memberikan cairan melalui amniocentesis sebelum Anda melahirkan.
Ini dapat membantu bayi Anda menjaga mobilitas dan detak jantungnya sepanjang persalinan, yang juga dapat membantu mengurangi kemungkinan persalinan sesar.
4. Cairan Intravena (IV)
Dokter mungkin merekomendasikan pemberian cairan melalui infus intravena (IV). Ini dapat sangat membantu jika Anda mengalami dehidrasi akibat mual atau muntah, atau jika Anda perlu menghidrasi tubuh dengan lebih cepat. Pada dasarnya, ini adalah salah satu metode untuk memperoleh cairan penting dengan cepat ke dalam tubuh Anda.
5. Pengobatan Berdasarkan Penyebabnya
Karena rendahnya cairan amnion dapat disebabkan oleh kondisi yang mendasari seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, pengobatan kondisi-kondisi ini dapat meningkatkan tingkat cairan amnion Anda.
Hal ini mungkin melibatkan penggunaan obat-obatan, pemantauan kadar gula darah, atau kunjungan yang lebih sering ke dokter kandungan. Kondisi penyakit ini juga dapat menyebabkan masalah lain selama kehamilan.
6. Istirahat yang Cukup
Perbanyak istirahat di tempat tidur atau di sofa dapat membantu meningkatkan aliran darah ke plasenta, yang pada gilirannya membantu meningkatkan cairan amnion. Perbanyak istirahat di tempat tidur biasanya direkomendasikan jika Anda berada pada trimester kedua atau awal trimester ketiga.
Meskipun mungkin Anda tidak terbiasa untuk banyak istirahat di tempat tidur, cobalah untuk rileks selama periode ini. Temukan acara Netflix untuk ditonton selama beristirahat.
7. Pemeriksaan Tambahan ke Dokter Kandungan
Jika kehamilan belum mencapai 36 minggu, dokter mungkin akan merekomendasikan pengawasan lebih ketat. Mereka akan merekomendasikan kunjungan yang lebih sering dan mungkin melakukan tes tambahan untuk memastikan bayi Anda dalam kondisi yang baik.
8. Atur Pola Makan
Protein rendah lemak, biji-bijian utuh, dan makan banyak buah-buahan dan sayuran segar sangat penting selama kehamilan, meski tidak ada bukti yang kuat bahwa hal itu memengaruhi tingkat cairan amnion tapi menjaga pola makan sehat selama kehamilan sangatlah penting.
Bahkan beberapa penelitian pada hewan menunjukkan pengaruh negatif terhadap tingkat cairan amnion ketika ibu mengonsumsi makan tinggi lemak seperti junk food. Jadi, ada baiknya ibu menghindari makanan yang tinggi lemak terlebih dahulu saat hamil.
Penggunaan stevia (pemanis buatan) untuk meningkatkan cairan amnion tidak memiliki dukungan penelitian. Bahkan, kebalikannya, beberapa studi awal menunjukkan bahwa mengonsumsi pemanis buatan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko gangguan metabolisme pada bayi Anda di kemudian hari.
9. Persalinan Dini
Jika Anda sudah berada pada usia kehamilan 36 minggu atau lebih dengan cairan ketuban yang sedikit dokter mungkin akan merekomendasikan persalinan lebih awal. Hal ini karena risiko melanjutkan kehamilan tanpa cukup cairan amnion cukup tinggi. Hal ini dapat menimbulkan atau menyebabkan kematian janin, tekanan pada tali pusat, atau aspirasi mekonium.
Dokter akan memberikan informasi mengenai manfaat dan risiko persalinan dini, penting untuk mempertimbangkan secara seksama keputusan persalinan dini dengan memperhatikan faktor-faktor yang terkait dengan kehamilan dan kesehatan ibu serta bayi.
Itu dia tadi penjelasan mengenai arti dari air ketuban yang sedikit saat pemeriksaan USG. Setiap kasus dapat berbeda, dan penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
- Medical News Today. Diakses 2023. Tips on how to increase amniotic fluid
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/how-to-increase-amniotic-fluid
- What to Expect. Diakses 2023. Low Amniotic Fluid (Oligohydramnios) During Pregnancy
- https://www.whattoexpect.com/pregnancy/pregnancy-health/complications/oligohydramnios.aspx
- Cleveland Clinic. Diakses 2023. Oligohydramnios
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22179-oligohydramnios
- Healthline. Diakses 2023. How Can I Increase My Amniotic Fluid Levels?
- https://www.healthline.com/health/pregnancy/how-to-increase-amniotic-fluid
- Mayo Clinic. Diakses 2023. What are the treatment options for low amniotic fluid during pregnancy?
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/expert-answers/low-amniotic-fluid/faq-20057964
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8416460/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441881/
- https://www.nature.com/articles/7211290
Artikel Terkait:
- Susah Buang Air Besar, Bikin Bumil Gusar
- Apa Itu Air Mani? Kenali Perbedaannya Dengan Sperma
- Sering Buang Air Kecil Tanda Hamil?
- Susu untuk Program Hamil Bisa Bikin Cepat Hamil?
- Hamil Kebo Nggak Bikin Loyo
- Heartburn Saat Hamil, Bikin Khawatir Bumil
- Denyut Jantung Kencang, Bikin Bunda Kepalang
- Dada Sesak bikin Bumil Nangis Terisak