Beranda » BLOG » Program Hamil » Kesehatan Reproduksi » Toxoplasma: Penyebab Infeksi dan Cara Pencegahannya pada Ibu Hamil
Toxoplasma: Penyebab Infeksi dan Cara Pencegahannya pada Ibu Hamil
Berencana untuk hamil atau sedang hamil? Anda perlu berhati-hati terhadap toksoplasmosis, penyakit infeksi akibat parasit Toxoplasma gondii.
Seseorang dapat mengalami infeksi Toxoplasma disebabkan oleh mengonsumsi daging mentah atau yang kurang matang. Infeksi ini juga dapat terjadi melalui kontak dengan kotoran kucing. Jika tidak diatasi, infeksi Toxoplasma dapat menular ke bayi selama kehamilan.
Kebanyakan orang yang terinfeksi parasit ini tidak menunjukkan gejala apa pun. Beberapa orang mungkin mengalami gejala mirip flu. Namun, penyakit ini paling berbahaya jika menyerang bayi yang sedang dikandung dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Toksoplasmosis selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran dan cacat lahir.
Penyebab Seseorang Terkena Toxoplasma
Kucing memainkan peran penting dalam penyebaran toksoplasmosis. Mereka terinfeksi dengan memakan hewan-hewan kecil yang terinfeksi. Parasit tersebut kemudian ditularkan melalui kotoran kucing. Anak kucing dan kucing dewasa dapat memiliki jutaan parasit dalam kotorannya selama 3 minggu setelah terinfeksi.
Anda dapat terpapar toksoplasmosis secara tidak sengaja saat menyentuh mulut setelah mengganti kotak kotoran kucing, apalagi jika Anda membersihkannya tanpa menggunakan sarung tangan.
Tanya Ferly tentang Promil?
Selain itu, buah dan sayuran juga dapat terkontaminasi jika bersentuhan dengan tanah atau air yang mengandung parasit. Oleh karena itu, Anda bisa terinfeksi toksoplasmosis jika memakan buah dan sayuran yang tidak dimasak, dicuci, atau dikupas dengan baik sebelumnya.
Penularan Toxoplasma dari Ibu ke Bayi yang Dikandung
Umumnya, jika Anda terinfeksi Toxoplasma sebelum hamil dan telah mendapatkan pengobatan, dokter akan menyarankan untuk menunggu 6 bulan setelah infeksi untuk dapat hamil.
Namun jika Anda baru terinfeksi Toxoplasma saat sedang hamil, atau sebelum kehamilan namun tidak diobati, maka toksoplasmosis dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan. Ini disebut toksoplasmosis kongenital.
(Baca Juga : Toksoplasmosis – Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya)
Sebagian besar bayi yang terinfeksi tidak memiliki gejala saat lahir tetapi dapat mengalami gejala serius di kemudian hari, seperti kebutaan atau cacat mental. Kadang-kadang, bayi baru lahir yang terinfeksi mengalami kerusakan mata atau otak yang serius saat lahir.
Infeksi Toxoplasma yang terjadi selama trimester pertama sering menyebabkan penyakit yang lebih parah. Hal ini juga bisa menyebabkan keguguran. Pada beberapa bayi yang terinfeksi toksoplasmosis, penyakit serius bisa muncul sejak lahir atau pada masa pertumbuhan. Masalah medis yang mungkin timbul meliputi:
- Terlalu banyak cairan di sekitar otak, yang juga disebut hidrosefalus.
- Infeksi mata parah.
- Ketidaknormalan pada jaringan otak.
- Pembengkakan hati atau limpa.
- Masalah dengan keterampilan mental atau motorik.
- Kebutaan atau masalah penglihatan lainnya.
- Masalah pendengaran.
- Kejang.
- Gangguan jantung.
- Kuning pada kulit dan putih mata, yang juga disebut ikterus.
- Ruam.
Sebagian besar bayi yang terinfeksi toksoplasmosis mungkin tidak menunjukkan gejala. Namun, masalah bisa muncul kemudian saat mereka anak-anak atau remaja. Masalah ini meliputi:
- Kembali munculnya infeksi mata.
- Masalah perkembangan keterampilan motorik.
- Masalah dalam berpikir dan belajar.
- Kehilangan pendengaran.
- Pertumbuhan yang melambat.
- Pubertas dini.
Pencegahan Infeksi Toxoplasma pada Ibu Hamil
Jika Anda memelihara kucing dan ingin berencana untuk memiliki momongan, sebaiknya ikuti tips dari Centers for Disease Control and Prevention untuk mengurangi paparan Toxoplasma berikut ini.
1. Gunakan Sarung Tangan
Saat berkebun atau membersihkan kotoran kucing, pastikan Anda menggunakan sarung tangan sekali pakai atau yang terbuat dari karet. Hal ini bertujuan agar tangan Anda tidak langsung bersentuhan dengan kotoran yang ada di tanah atau pasir yang mungkin terkontaminasi dengan toksoplasma dari kucing.
2. Terapkan Pencegahan Infeksi
Selalu terapkan langkah-langkah pencegahan infeksi dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir setelah menyentuh tanah, pasir, atau hal-hal yang berhubungan dengan kucing. Penting juga untuk mengajarkan kebiasaan mencuci tangan ini kepada anak-anak sejak dini agar mereka selalu ingat untuk melakukannya sebelum dan setelah melakukan beberapa aktivitas.
Perhatikan kebersihan kotak kotoran kucing dengan membersihkannya setiap hari. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi toksoplasma, karena parasit ini tidak bersifat infeksius dalam jangka waktu 1 sampai 5 hari setelah berada di dalam feses kucing.
3. Hindari Memberi Kucing Makanan Mentah
Hindari memberikan makanan mentah atau kurang matang pada kucing. Berikan kucing Anda makanan kaleng atau makanan yang sudah dikeringkan. Jika Anda ingin memberi makanan hasil olahan sendiri, pastikan makanan tersebut dimasak terlebih dahulu untuk mencegah infeksi toksoplasma.
4. Hindari Mengadopsi Kucing Liar
Meskipun terlihat lucu dan menggoda untuk dirawat hindari mengadopsi kucing liar, terutama anak kucing. Jangan memelihara kucing baru saat Anda sedang hamil. Kucing liar memiliki risiko tinggi untuk menularkan penyakit, termasuk parasit toksoplasma. Jika terdapat anggota keluarga yang sedang hamil atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sebaiknya hindari mengadopsi kucing liar.
5. Hindari Konsumsi Makanan yang Belum Matang
Pastikan kucing Anda minum air matang untuk menghindari infeksi. Air mentah dapat mengandung parasit Toxoplasma gondii, oleh karena itu, perhatikan juga air minum Anda sendiri. Jangan minum susu kambing yang tidak dipasteurisasi. Hindari makan tiram, remis, atau kerang mentah atau setengah matang (karena mungkin saja terkontaminasi Toxoplasma yang telah terbawa air laut).
Bisakah Ibu yang Terkena Toxoplasma Memberi ASI pada Bayinya?
Sampai saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa Toxoplasma dapat menyebar melalui ASI ibu. Risiko terkena Toxoplasma pada bayi lebih terkait dengan mengonsumsi susu kambing yang tidak diolah atau pasteurisasi. Oleh karena itu, ibu yang mungkin terinfeksi Toxoplasma saat melahirkan tetap dapat memberikan ASI.
Jika Anda memiliki hewan peliharaan atau memiliki kecurigaan terhadap infeksi Toxoplasma, segera periksakan diri ke dokter, karena nantinya dokter dapat memastikannya dan juga memberikan pengobatan yang tepat.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
- Centers for Disease Control and Prevention. Diakses 2023. Toxoplasmosis: Pregnancy FAQS https://www.cdc.gov/parasites/toxoplasmosis/gen_info/pregnant.html
- National Health Service. Diakses 2023. What are the risks of toxoplasmosis during pregnancy?https://www.nhs.uk/common-health-questions/pregnancy/what-are-the-risks-of-toxoplasmosis-during-pregnancy/
- Eskild Petersen, MD, DMSc, DTM&HLaurent Mandelbrot, MD. Diakses 2023. Toxoplasmosis and pregnancyhttps://www.uptodate.com/contents/toxoplasmosis-and-pregnancy
- Official Publication of The College of Family Physicians of Canada. Diakses 2023. Toxoplasmosis and pregnancy https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4046541/
Artikel Terkait:
- Infeksi Vagina: Penyebab, Gejala Dan Cara Mengobati
- Berapa Kadar HB yang Normal pada Ibu Hamil?
- Infeksi Saluran Kemih: Penyebab, Diagnosa dan Pengobatan
- Bolehkah Ibu Hamil Makan Nanas? Simak Manfaat dan Risikonya!
- Manfaat Yogurt untuk Ibu Hamil dan Kandungan Nutrisinya
- Jamur Enoki untuk Ibu Hamil: Apakah Aman dan Bergizi?
- Pentingnya Vitamin Prenatal bagi Ibu Hamil, Simak…
- Ibu Hamil Makan Mie Instan, Amankah? Fakta dan Pertimbangan