Beranda » BLOG » Program Hamil » Bayi Tabung » Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS)
Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS)
Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer
Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 31/08/2022
Ovarian hyperstimulation syndrome atau disingkat OHSS adalah salah satu komplikasi serius yang bisa terjadi pada wanita yang sedang menjalani program bayi tabung. Kondisi ini ditandai dengan ovarium yang membengkak dan nyeri.
Ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS) merupakan salah satu komplikasi yang bisa terjadi pada wanita yang menjalani terapi untuk fertilitas. Kondisi ini ditandai dengan respon ovarium yang abnormal dan berlebihan terhadap obat-obatan pada fase stimulasi ovarium siklus bayi tabung.
Obat yang biasanya menyebabkan OHSS adalah gonadotropin (hCG) suntik yang dipakai untuk memicu perkembangan folikel sel telur dan induksi ovulasi. OHSS juga bisa terjadi akibat penggunaan obat induksi ovulasi lain seperti clomiphene citrate dan gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
Tanya Ferly tentang Promil?
Baca Juga : Layanan Program Hamil Bayi Tabung IVF di Bocah Indonesia
Wanita dengan OHSS memiliki sejumlah besar folikel yang tumbuh bersama, disertai dengan kadar estrogen (estradiol) yang tinggi. Selanjutnya, ini menyebabkan cairan merembes ke dalam rongga perut, menyebabkan rasa mual, perut kembung dan membengkak. Meski demikian, OHSS jarang sampai menyebabkan kematian.
Gejala OHSS
Gejala OHSS dapat berlangsung ringan hingga berat:
OHSS ringan
Ditandai dengan pembengkakan perut yang ringan, rasa tidak nyaman pada perut dan mual, serta peningkatan berat badan. Satu dari tiga wanita mengalami gejala OHSS ringan selama fase stimulasi ovarium pada siklus bayi tabung.
OHSS sedang
Dengan gejala OHSS ringan namun pembengkakan lebih berat karena cairan menumpuk di dalam rongga perut. Ini dapat menyebabkan perut terasa nyeri dan muntah-muntah.
OHSS berat
Dengan gejala OHSS sedang disertai muntah, dehidrasi, rasa haus yang ekstrim, serta nyeri perut yang lebih hebat akibat pembengkakan. Urin yang keluar bisa sangat sedikit dengan warna yang lebih gelap. Wanita juga bisa mengalami sesak napas oleh karena penumpukan cairan di dada. OHSS berat dapat menimbulkan komplikasi yang serius namun jarang, yakni terbentuknya bekuan darah pada tungkai bawah atau paru. Kondisi ini ditandai dengan tungkai bawah yang bengkak dan nyeri, serta nyeri dada dan sesak napas. Lebih jauh lagi, bekuan darah bisa berpindah ke pembuluh darah yang lebih kecil di organ-organ penting, menyebabkan penyumbatan dan mengancam nyawa.
Pada semua kasus, ovarium membengkak dan nyeri sehingga ukurannya menjadi penanda derajat keparahan OHSS. Ultrasonografi (USG) transvaginal maupun perut dapat dilakukan untuk mengukur diameter ovarium dan jumlah cairan bebas di rongga perut.
Gejala OHSS biasanya muncul beberapa hari setelah ovulasi dan umumnya menghilang dalam waktu 2 minggu bila tidak terjadi kehamilan. Namun, bila positif hamil, gejala dapat berlangsung hingga 3 minggu atau lebih. Gejala akan menghilang secara perlahan dan tidak memengaruhi kehamilan. Selama bergejala, aktivitas fisik yang berat maupun hubungan intim harus dihindari untuk mencegah cedera pada ovarium.
Penyebab dan mekanisme OHSS
Hingga kini, belum diketahui apa penyebab pasti dari respon ovarium yang berlebihan pascainjeksi gonadotropin. Yang jelas diketahui, OHSS umumnya muncul pada fase luteal dari siklus stimulasi ovarium yang terkontrol, setelah diberikan injeksi hCG.
Pemberian hCG adalah langkah terakhir dalam stimulasi ovarium, sebelum proses pengambilan sel telur (ovum pick up). Tahap ini, yang disebut sebagai trigger, dilakukan 36 jam sebelum pengambilan sel telur. Tujuannya adalah mematangkan folikel sel telur agar siap ovulasi dan optimal untuk dibuahi. Namun, injeksi hCG juga mendorong keluarnya zat kimia yang meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Akibatnya, cairan bisa merembes keluar pembuluh darah dan mengganggu organ-organ penting seperti hati, ginjal, dan paru.
Gejala OHSS biasanya tidak muncul segera setelah pemberian hCG, melainkan beberapa hari atau minggu setelahnya.
Secara klinis, ada dua bentuk OHSS akibat pemberian hCG:
- Onset dini, yang terjadi dalam 8 hari pertama pascainjeksi hCG dan setelah pengambilan sel telur.
- Onset lambat, yang terjadi 9 hari atau lebih pascainjeksi hCG. Ini terjadi akibat adanya kehamilan, di mana kantong embrio menghasilkan hCG.
Tanda-tanda kemungkinan OHSS
Kejadian OHSS kala stimulasi ovarium tidak mudah diprediksi. Akan tetapi, ada tanda tertentu yang dapat mengindikasikan bahwa wanita mungkin berisiko mengalami OHSS:
- Peningkatan kadar estradiol. Selama proses stimulasi ovarium, wanita harus datang setiap 2 hari sekali untuk dilakukan USG dan evaluasi perkembangan folikel sel telur. Kadar estradiol darah juga biasanya diperiksa. Hormon ini diproduksi oleh folikel sel telur. Bila kadarnya lebih dari 2.500 pg/mL atau terjadi peningkatan cepat dalam waktu singkat, dokter perlu waspada terhadap kemungkinan terjadinya OHSS.
- Gambaran USG yang serupa kalung (necklace sign). Ini merupakan ciri khas wanita dengan OHSS, di mana folikel terdistribusi di dalam ovarium menyerupai manik-manik kalung.
- Adanya riwayat OHSS di masa lalu. Hal ini mengingatkan dokter bahwa wanita rentan terhadap pengobatan hormonal. Dosis obat perlu disesuaikan agar OHSS tidak terulang kembali.
Faktor risiko OHSS
Kejadian OHSS ringan umum dialami oleh wanita yang menjalani siklus bayi tabung, yakni sekitar 33 dari 100 wanita (33 persen). Sekitar 1 dari 100 wanita (1 persen) akan mengalami OHSS sedang atau berat.
Secara spesifik, risiko OHSS lebih tinggi pada wanita yang:
- Berusia di bawah 30 tahun.
- Indeks massa tubuh rendah.
- Mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS).
- Nilai anthral follicle count (AFC) tinggi.
- Memiliki riwayat OHSS.
- Kadar estradiol meningkat (> 2.500 pg/mL di hari pemberian hCG), atau meningkat cepat selama stimulasi ovarium.
- Hamil dalam siklus bayi tabung yang sama saat bergejala, terutama bila ini adalah kehamilan kembar (lebih dari satu bayi).
Untuk mengurangi risiko OHSS, beberapa strateginya antara lain:
- Mengurangi dosis obat yang digunakan untuk stimulasi ovarium.
- Menggunakan obat alternatif seperti leuprolide atau cabergoline untuk memicu ovulasi.
- Oleh karena dapat memperburuk atau memperlama OHSS, kehamilan perlu ditunda dengan membekukan sel telur atau embrio untuk ditransfer di lain waktu.
- Pemberian cairan ekstra melalui infus pada saat pengambilan sel telur. Ini dapat membantu mencegah perburukan gejala di kemudian hari.
Pengobatan OHSS
OHSS dapat bersifat serius sehingga diperlukan pemantauan yang cermat. Hingga kini, tidak ada pengobatan yang spesifik untuk OHSS. Gejala akan membaik seiring dengan waktu. Namun, perawatan diperlukan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi.
Perawatan yang diberikan tergantung pada derajat OHSS. Pada umumnya, OHSS dan bersifat ringan dan sedang bisa dirawat di rumah.
OHSS ringan dan sedang
Pengobatan OHSS yang bersifat ringan hingga sedang mencakup:
- Banyak minum hingga 3,5 Liter per hari, khususnya minuman yang kaya elektrolit.
- Tetap aktif bergerak untuk mengurangi risiko trombosis. Saat istirahat, tungkai bawah perlu diganjal agar tidak terbentuk bekuan darah.
- Hindari konsumsi alkohol dan kafein.
- Hindari aktivitas fisik yang berat dan hubungan intim.
- Konsumsi obat antinyeri seperti parasetamol. Hindari penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen, yang dapat memengaruhi fungsi ginjal.
- Konsumsi obat antimual dan muntah.
- Menggunakan stoking khusus dan mendapatkan suntikan heparin untuk mencegah terbentuknya bekuan darah di tungkai bawah atau paru. Suntikan heparin harus dilanjutkan hingga 7 hari sejak gejala menghilang bila tidak hamil.
- Melakukan kunjungan rutin untuk mengevaluasi perkembangan OHSS dan menghindari komplikasi. Pemeriksaan mencakup USG ovarium dan pemeriksaan darah.
OHSS berat
Kasus OHSS ringan sedang umumnya bisa ditangani secara rawat jalan. Namun, rawat inap mungkin diperlukan bila ada indikasi menjadi OHSS berat, seperti:
- Nyeri yang tidak berkurang meski sudah mengonsumsi obat.
- Terdapat mual dan muntah hebat.
- Mengalami gangguan berkemih, nyeri dada, atau sesak napas.
- Secara umum kondisi tidak membaik.
- Tidak bisa datang ke rumah sakit secara rutin untuk pemantauan dan tindak lanjut.
Perut yang tegang dan membengkak akibat penumpukan cairan dapat diatasi dengan prosedur parasentesis menggunakan anestesi lokal. Cara ini dapat mengurangi gejala secara signifikan, serta memperbaiki fungsi ginjal dan pernapasan. Kadang-kadang, parasentesi perlu dilakukan lebih dari satu kali. Alternatif lain, yakni dengan obat cabergoline untuk mengurangi kelebihan cairan.
Pada kasus OHSS yang serius, sangat penting untuk memantau:
- Fungsi hati.
- Faktor pembekuan darah.
- Keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Fungsi ginjal.
- Komplikasi pada paru.
Adakah efek OHSS pada janin bila hamil?
Untuk menurunkan risiko terjadi bekuan darah pada tungkai bawah atau baru, wanita dianjurkan untuk menggunakan stoking khusus dan mendapatkan suntikan heparin hingga usia kehamilan 12 minggu. Wanita dengan OHSS juga lebih berisiko mengalami preeklampsia dan persalinan prematur. Namun sejauh ini, belum dilaporkan adanya efek OHSS pada perkembangan janin.
Pencegahan OHSS
Pencegahan OHSS utamanya dengan mengidentifikasi wanita yang berisiko tinggi mengalaminya saat stimulasi ovarium. Sebagian besar kasus OHSS dapat dicegah dengan menunda siklus bayi tabung ketika kadar estradiol darah terlalu tinggi atau terlalu banyak folikel yang tampak pada USG. Bila siklus ditunda atau dibatalkan, tidak ada lagi suntikan gonadotropin yang diberikan. Siklus bayi tabung dapat dilanjutkan kembali ketika semua parameter telah kembali normal.
Penutup
Adanya risiko mengalami ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS) tidak perlu membuat pasangan takut untuk menjalani siklus bayi tabung. Pada dasarnya ini adalah hal yang umum terjadi dan dapat diantisipasi. Yang terpenting, ikuti saran pengobatan dari dokter dan selalu beritahukan apa yang dirasakan selama menjalani prosesnya.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum juga hamil setelah berupaya selama dua belas bulan atau lebih (atau enam bulan jika usia perempuan di atas 35 tahun), kami menyarankan Anda untuk melakukan penilaian kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.
- American Society of Reproductive Medicine. (Revisi 2014). Ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS).
- Busso CE, Soares SR, Pellicer A. Pathogenesis, clinical manifestations, and diagnosis of ovarian hyperstimulation syndrome. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
- Busso CE, Soares SR, Pellicer A. Prevention of ovarian hyperstimulation syndrome. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
- Fauser B. Patient education: Infertility treatment with gonadotropins (beyond the basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
- Jahromi BN, Parsanezhad ME, Shomali Z, Bakhshai P, Alborzi M, Vaziri NM, Anvar Z. Ovarian hyperstimulation syndrome: a narrative review of its pathophysiology, risk factors, prevention, classification, and management. Iranian journal of medical sciences. 2018 May;43(3):248.
- Jenkins JM, Drakeley AJ, Mathur RS. The Management of Ovarian Hyperstimulation Syndrome. RCOG Green Top Guideline no. 5, 2006. Updated February 2016.
- Mayo Clinic. (9 November 2021). Ovarian hyperstimulation syndrome.
- Fungsi Endometrium dan Kegagalan Program Bayi Tabung - 18/10/2024
- Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin, Infeksi Berdarah Dingin - 15/10/2024
- Koriokarsinoma : Kanker yang terkenal “angker” - 11/09/2024
One Response
Makasih insight nya dokter. Harini istri saya juga dinyatakan OHSS sama dokter pasca OPU IVF.
Dan harus dirawat krn msh mengalami mual dan tidak nyaman perut. Semoga lekas pulih kembali