▶️ You might be interested

Ketuban Pecah Dini, Risiko yang Mungkin Dialami Ibu Hamil

Ketuban Pecah Dini, Risiko yang Mungkin Dialami Ibu Hamil

Ketuban pecah dini bisa dialami pada usia kehamilan Bunda memasuki trimester ketiga. Oleh sebab itu, jika kondisi ini terjadi maka perlu segera ditangani untuk menghindari komplikasi pada ibu dan bayi.

Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah kondisi ketika selaput ketuban yang melindungi janin pecah sebelum persalinan dimulai. Normalnya, ketuban pecah menjelang persalinan. Jika terjadi lebih cepat, risiko komplikasi pada ibu dan bayi meningkat.

Fungsi cairan ketuban: melindungi janin, menjaga suhu, memberi nutrisi, serta mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya.

Bunda, jika ketuban pecah dini terjadi pada usia kehamilan cukup bulan, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan persalinan dalam 24 jam. 

Namun, apabila KPD terjadi pada usia kehamilan yang masih dini, dokter akan mempertimbangkan untuk memberikan Bunda perawatan khusus untuk memperpanjang kehamilan.


Tanya Mincah tentang Promil?

New CTA WA

Risiko dan Dampak KPD (Ketuban Pecah Dini)

Pada dasarnya, pecah ketuban merupakan kondisi umum yang dialami ibu hamil jelang persalinan namun jika ketuban pecah sebelum waktu persalinan maka kondisi ini disebut KPD.

Hingga kini, belum diketahui penyebab pasti ketuban pecah dini. Namun, para ahli menyebutkan jika KPD cukup bulan, bisa terjadi ketika selaput atau kantong ketuban melemah.

Sedangkan KPD kurang bulan, bisa terjadi karena adanya infeksi pada rahim. Selain kondisi tersebut, beberapa kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko Bumil mengalami kantong ketuban pecah.

  • Infeksi menular seksual, seperti klamidia dan gonore
  • Memiliki riwayat kelahiran prematur sebelumnya
  • Merokok dan mengonsumsi zat terlarang saat hamil
  • Terjadi perdarahan pada vagina lebih dari satu trimester
  • Volume cairan ketuban terlalu banyak (polihidramnion)
  • Posisi bayi sungsang
  • Terjadinya peradangan atau infeksi pada selaput ketuban (korioamnionitis)
  • Kadar kolagen yang rendah dalam jaringan kantong ketuban
  • Pernah melakukan amniosentesis pada awal kehamilan
  • Melakukan olahraga berat atau memberikan tekanan berlebih pada tubuh
  • Tidak menerapkan pola hidup dan gizi yang baik selama kehamilan
  • Asupan vitamin C, tembaga, dan zinc yang kurang dalam tubuh
  • Mengalami kehamilan kembar

Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini

Tanda air ketuban pecah dini ditandai dengan keluarnya air ketuban melalui vagina. Umumnya, air ketuban akan mengalir secara perlahan atau deras. Banyak ibu hamil yang tidak sadar antara air ketuban pecah dengan urine. Namun, salah satu cara membedakan air ketuban dengan urine dapat dibedakan dari aromanya.

Selain itu, kondisi ini juga bisa diketahui dengan kertas lakmus. Jika kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru maka cairan tersebut merupakan air ketuban. Namun, sebaliknya jika warna kertas tetap merah maka cairan tersebut merupakan urine.

Namun, jika disertai infeksi maka ketuban pecah dini dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti:

  • Demam
  • Nyeri perut
  • Keputihan yang terjadi terus-menerus serta menimbulkan aroma yang tidak sedap
  • Detak jantung janin menjadi lebih cepat

Diagnosis Ketuban Pecah Dini

Cara mendiagnosis ketuban pecah dini dilakukan dengan tanya jawab mengenai kondisi kehamilan, gejala, keluhan, serta riwayat kesehatan pasien. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada bagian leher rahim untuk memastikan pecahnya ketuban.

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan jika diperlukan, seperti:

  • Tes pH: untuk mengetahui tingkat keasaman cairan vagina. Jika pH lebih tinggi maka akan berisiko mengalami pecah ketuban (kondisi basa)
  • USG kehamilan: untuk melihat kondisi rahim dan janin, serta melihat jumlah air ketuban yang masih tersisa

Bagaimana Cara Mencegah Ketuban Pecah Dini?

KPD dapat dicegah dengan beberapa cara, antara lain:

1. Konsumsi vitamin C

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Postgraduate Medical Institute, menyebutkan jika mengonsumsi vitamin C dapat mencegah KPD pada wanita yang memiliki riwayat KPD belum cukup umur.

Dalam penelitian tersebut juga menyebutkan, jika mengonsumsi vitamin C setelah usia kehamilan 20 minggu bisa mengubah metabolisme kolagen yang memperkuat selaput ketuban ibu hamil.

Namun, penggunaan vitamin C untuk KPD masih perlu penelitian lebih lanjut.

2. Hindari paparan asap rokok

Pada beberapa kasus, KPD tidak diketahui penyebabnya. Bunda bisa menjaga pola hidup yang lebih sehat untuk menjaga kehamilan dari komplikasi yakni menghindari asap rokok.

Hindari kebiasaan merokok maupun menghirup asap rokok ketika hamil karena kedua hal tersebut bisa membahayakan janin di dalam kandungan sehingga bisa meningkatkan risiko KPD.

3. Rutin cek ke dokter

Pastikan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin sesuai jadwal. Pemeriksaan kandungan tersebut dapat memperlihatkan tanda-tanda adanya bahaya saat kehamilan, termasuk cairan ketuban dan masalah pada selaput.

Ketika dokter mencurigai adanya masalah pada kantong ketuban maka dokter akan merencanakan perawatan, seperti meresepkan vitamin prenatal untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.

Ketuban pecah dini merupakan kondisi yang serius dan membutuhkan perhatian medis segera. Jika Bunda mengalami keluarnya cairan dari vagina yang dicurigai sebagai ketuban, segera periksakan diri ke dokter. 

Penanganan cepat dapat membantu mencegah komplikasi pada ibu maupun janin. Untuk menurunkan risiko KPD, terapkan pola hidup sehat, hindari rokok dan zat berbahaya, serta rutin melakukan pemeriksaan kehamilan.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji