Beranda » BLOG » Gaya Hidup » Kelainan Autoimun, Faktor Tak Jadi Hamidun
Kelainan Autoimun, Faktor Tak Jadi Hamidun
Penyakit autoimun merupakan salah satu gangguan kesehatan yang menyerang sistem imun pada tubuh. Banyak yang menganggap jika autoimun bisa memengaruhi kondisi kesuburan. Namun, simak penjelasan lengkapnya!
Gangguan autoimun dialami oleh seseorang yang memiliki imun atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Autoimun terjadi ketika antibodi yang harusnya menyerangnya kuman atau virus mengalami eror atau kelainan sehingga menyerang sel-sel pada tubuhnya sendiri.
Antobodi ini bisa menyerang sistem organ maupun organ spesifik, salah satunya organ reproduksi.
Menurut Kementerian Kesehatan, penyakit autoimun terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Lupus
- Penyakit graves
- Psoriasis
- Multiple sclerosis
- Myasthenia gravis
- Kolitis ulseraif dan Crohn’s disease
- Tiroiditis hashimoto
- Rheumatoid arthritis
- Sindrom guillain barre
- Sindrom sjogren
- Vaskulitis
Penyakit autoimun bisa dialami oleh pria maupun wanita. Namun, kondisi ini justru sangat berisiko dialami oleh wanita yang berada di usia produktif, yaitu 20-50 tahun. Lantas, apakah benar penyakit autoimun berpengaruh terhadap kondisi kesuburan?
Tanya Ferly tentang Promil?
Baca juga: Hati-Hati, Ini 7 Masalah Kesehatan Wanita yang Harus Diwaspadai
Pengaruh Autoimun Terhadap Kesuburan
Autoimun bisa menyerang satu atau bahkan beberapa organ tubuh sekaligus. Hal ini menyebabkan autoimun juga bisa menyerang organ reproduksi. Mungkin autoimun menyerang vulva namun bisa juga menyerang vulva dan ovarium.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Immunology Research, menyebutkan jika gangguan autoimun terjadi pada organ reproduksi, baik pada keseluruhan maupun reaksi sistem kekebalan, maka secara khusus akan menyerang antigen ovarian yang dapat memengaruhi kesuburan.
Selain itu, gangguan autoimun bisa dialami oleh wanita yang berada di usia subur. Hal ini bisa menyebabkan wanita mengalami amenorea, yaitu kondisi terhentinya haid secara abnormal hingga menoragia, kondisi di mana wanita mengalami haid dengan pendarahan yang berlebihan.
Nah, kondisi tersebut terjadi karena akibat adanya peradangan pada tubuh akibat gangguan autoimun.
Tidak hanya itu saja, beberapa jenis obat seperti cyclophosphamide (CYC) yang berperan untuk meringankan gejala bisa meningkatkan pembuahan sel telur. Apalagi jika pengobatan stereoid dengan dosis tinggi dapat memberikan efek samping seperti gangguan menstruasi hingga gairah seksual (libido) menurun.
Baca juga: Diabetes dan Kesuburan, Apa Hubungannya?
Apakah Penderita Autoimun Tetap Bisa Hamil?
Bunda, jika terdiagnosis autoimun dan berencana untuk melakukan program hamil maka sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter secara rutin yakni 3 hingga 6 bulan sebelumnya. Selama konsultasi, dokter akan menentukan pengobatan atau terapi yang sesuai dengan kondisi masing-masing. Hal ini tentu diharapkan agar Bunda mendapatkan kehamilan yang sehat dan aman.
Perlu diketahui, selama kehamilan, Bunda akan mengalami beberapa masalah khususnya pada usia kehamilan pada trimester pertama dan kedua atau beberapa bulan setelah melahirkan.
Pada beberapa kasus rumit, ibu hamil yang menderita autoimun memiliki risiko lebih tinggi mengalami preeklamsia. Maka dari itu, Bumil disarankan tidak boleh melewatkan pemeriksaan rutin kehamilan demi kesehatan ibu dan janin.
Hingga kini, belum terjadi peningkatan risiko adanya kelainan mental atau bayi cacat lahir yang diturunkan oleh ibu hamil yang menderita lupus atau gangguan autoimun lainnya.
Jangan lupa, setiap mengonsumsi obat-obatan harus di bawah pengawasan dokter yang menangani Bunda ketika dinyatakan positif hamil.
Hingga kini, penyakit autoimun belum dapat disembuhkan secara total tetapi gejala yang timbul dapat diminimalisir dan dicegah agar tidak terjadi flare atau kondisi dimana timbul gejala derajat berat.
Sebaiknya Bunda disarankan melakukan istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, minum air putih yang cukup, serta konsumsi obat atau suplemen yang disarankan oleh dokter.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
Referensi
- Kikkatalo, K.H., et al. (2012). Review on Autoimmune Reactions in Female Infertility: Antibodies to Follicle Stimulating Hormone. Hindawi Publishing Corporation Clinical and Developmental Immunology, Volume 2012, Article ID 762541, 15 pages.
- Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Autoimun.
- Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan RI. PerikSA LUpus SendiRI (SALURI) – Memahami Program Deteksi Dini Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES).
- Lupus Foundation of America. Lupus and Pregnancy.
- WebMD. Lupus and Pregnancy: Tips for Living with Lupus While Pregnant.
- Khurana, R., et al. (2020). Systemic Lupus Erythematosus (SLE) and Pregnancy. rthritis & Rheumatology.