Beranda » BLOG » Infertilitas » Infertilitas Pria » Hypospermia: Kondisi Jumlah Air Mani yang Sedikit pada Pria
Hypospermia: Kondisi Jumlah Air Mani yang Sedikit pada Pria
Pengertian dan Dampak Hypospermia terhadap Kesuburan Pria Hypospermia adalah kondisi medis di mana volume air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi kurang dari 1,5 mililiter.
Meskipun terdengar sepele, kondisi ini bisa berdampak signifikan pada kesuburan, terutama bagi pasangan yang berusaha memiliki anak. Volume air mani yang rendah biasanya mengindikasikan jumlah sperma yang sedikit, yang dapat mengurangi peluang pembuahan sel telur.
Perbedaan Hypospermia dan Oligospermia
Hypospermia berbeda dengan oligospermia. Jika hypospermia berfokus pada jumlah volume air mani yang rendah, oligospermia adalah kondisi di mana jumlah atau konsentrasi sperma dalam air mani sangat rendah.
Hypospermia sendiri tidak selalu menjadi penyebab langsung infertilitas, tetapi jika terjadi bersamaan dengan oligospermia, hal ini dapat meningkatkan risiko kesulitan dalam memiliki keturunan.
Baca Juga: Obesitas Bikin Pergerakan Sperma Terbatas?
Tanya Ferly tentang Promil?
Faktor Penyebab Hypospermia
Hypospermia dapat terjadi pada pria di berbagai usia. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya hypospermia meliputi:
- Stres dan Kelelahan: Kondisi stres kronis dan kelelahan berlebihan bisa menghambat produksi cairan sperma.
- Ketidakseimbangan Hormon: Kadar hormon seperti testosteron yang rendah dapat berdampak langsung pada produksi air mani.
- Dehidrasi: Asupan cairan yang kurang memadai dapat menyebabkan berkurangnya produksi air mani.
- Kondisi Medis: Penyakit seperti infeksi pada organ reproduksi, gangguan prostat, atau diabetes berisiko mengurangi jumlah cairan sperma.
- Trauma atau Cedera pada Area Genital: Cedera pada area panggul atau genital dapat mengganggu produksi air mani.
- Gaya Hidup Tidak Sehat: Kebiasaan seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, atau penggunaan obat-obatan terlarang dapat menghambat produksi cairan sperma.
Gejala dan Tanda-Tanda Hypospermia
Pria dengan hypospermia dapat mengalami beberapa tanda berikut:
- Volume Air Mani yang Sedikit: Volume cairan sperma saat ejakulasi umumnya di bawah 1,5 mililiter.
- Kesulitan Mendapatkan Keturunan: Jika pasangan telah menjalani program hamil tanpa hasil, kondisi ini mungkin menjadi salah satu faktor.
- Perubahan Kualitas Sperma: Perubahan pada konsistensi atau warna air mani bisa menjadi indikasi tambahan.
- Ejakulasi yang Terasa Berbeda: Beberapa pria mungkin merasakan ejakulasi yang kurang memuaskan atau berbeda dari biasanya.
- Nyeri atau Ketidaknyamanan: Pada beberapa kasus, rasa sakit atau ketidaknyamanan di area genital dapat dirasakan saat ejakulasi.
Baca Juga: Penanganan Azoospermia dan Oligospermia, Kelainan Sperma pada Pria
Pengobatan dan Penanganan Hypospermia
Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk meningkatkan volume cairan sperma dan memperbesar peluang keberhasilan program hamil:
Perubahan Gaya Hidup: Menerapkan gaya hidup sehat sangat penting. Hindari merokok, konsumsi alkohol, dan obesitas, serta pertahankan pola makan bergizi seimbang. Jauhi paparan suhu tinggi seperti sauna atau mandi air panas yang berlebihan.
Konsumsi Makanan Bergizi: Nutrisi yang kaya akan antioksidan, vitamin C, vitamin E, dan zinc dapat membantu menjaga kesehatan sperma. Makanan seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian sangat dianjurkan.
Olahraga Teratur: Aktivitas fisik membantu meningkatkan sirkulasi darah dan kesehatan reproduksi, tetapi hindari olahraga yang terlalu berat, karena dapat memberikan efek negatif.
Konsultasi dengan Dokter: Jika perubahan gaya hidup tidak cukup, konsultasikan dengan dokter. Pemeriksaan lebih lanjut dapat membantu mengidentifikasi penyebab pasti dan memberikan pengobatan yang sesuai. Dokter mungkin akan meresepkan obat hormonal atau merekomendasikan prosedur medis tertentu.
Pengobatan Hormonal: Jika ditemukan ketidakseimbangan hormon, dokter mungkin memberikan terapi hormon untuk membantu produksi sperma.
Prosedur Medis: Dalam kasus tertentu, prosedur medis atau operasi mungkin diperlukan untuk mengatasi penyebab fisik dari hypospermia.
Kesehatan Sperma untuk Program Hamil
Dalam usaha untuk memiliki keturunan, kesehatan sperma bukan hanya ditentukan oleh jumlah sperma, tetapi juga kualitas dan bentuk sperma serta total volume air mani. Ada tiga aspek utama yang menentukan kesehatan reproduksi pria:
- Kesehatan Individu Sperma: Ini termasuk bentuk dan kemampuan bergerak.
- Jumlah atau Konsentrasi Sperma: Banyaknya sperma dalam setiap mililiter air mani.
- Volume Total Air Mani: Jumlah air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi.
Penelitian menunjukkan bahwa kualitas sperma pria cenderung menurun, dan penyebabnya belum sepenuhnya dipahami. Namun, faktor gaya hidup dan nutrisi diperkirakan memiliki pengaruh besar.
Pengaruh Jumlah Sperma terhadap Keberhasilan IVF
Volume dan kualitas sperma juga mempengaruhi keberhasilan metode seperti fertilisasi in vitro (IVF). Pada kasus sperma yang sangat rendah, prosedur intracytoplasmic sperm injection (ICSI), di mana sperma disuntikkan langsung ke dalam sel telur, dapat menjadi alternatif.
Pentingnya Konsultasi Medis
Jika mengalami gejala hypospermia, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis yang tepat. Penanganan yang sesuai dapat meningkatkan peluang keberhasilan program hamil dan membantu mencapai kesehatan reproduksi optimal.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
Referensi
- Alayman Hussein. Overview Treatment and Male Reproductive Medicine. Encyclopedia of Reproduction (Second Edition). Volume 4, 2018, Pages 307-313.
- Jonathan Fainberg, James A Kashanian. Recent advances in understanding and managing male infertility. F1000Res. 2019 May 16;8:F1000 Faculty Rev-670. doi: 10.12688/f1000research.17076.1. eCollection 2019.
- Marc De Braekeleer,corresponding author Minh Huong Nguyen, Frédéric Morel, and Aurore Perrin. Genetic aspects of monomorphic teratozoospermia: a review. J Assist Reprod Genet. 2015 Apr; 32(4): 615–623. Published online 2015 Feb 25. doi: 10.1007/s10815-015-0433-2.
- Anthony Hirsh. Male subfertility. BMJ. 2003 Sep 20; 327(7416): 669–672. doi: 10.1136/bmj.327.7416.669.
- NCH Healthcare System. (2023). Low sperm count.
- Mayo Clinic. (2022). Healthy sperm: Improving your fertility.
- Healthline. (2018). What You Should Know About Hyperspermia
Artikel Terkait:
- 5 Penyebab Air Mani Encer dan Cara Mengatasinya
- Hipogonadisme, Ketika Hormon Seksual Diproduksi Sedikit
- Tumor Testis, Ketika Kondisi Testis Menuju Kritis
- 5 Kelainan Sperma pada Pria yang Dapat Memengaruhi Kesuburan
- Kenali Penyebab Varikokel dan Pengaruhnya Pada…
- Riwayat Gondongan dan Pengaruhnya Pada Kesuburan Pria
- 5 Penyebab Infertilitas pada Pria, Apa dan Bagaimana…
- Benarkah Minum Soda Memengaruhi Kesuburan pada Pria?