Beranda » BLOG » Program Hamil » Kesehatan Reproduksi » Gonore : Gejala, Penyebab, Komplikasi dan Cara Mengobati
Gonore : Gejala, Penyebab, Komplikasi dan Cara Mengobati
Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer
Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 14/11/2022
Gonore adalah infeksi menular seksual (IMS) yang dapat dialami oleh pria maupun wanita. Penyakit ini paling sering menyebabkan infeksi pada uretra (saluran keluar urin), rektum, atau tenggorokan. Pada wanita, gonore juga dapat menginfeksi serviks.
Cara penularan gonore yang tersering yakni melalui seks vaginal, oral, atau anal. Tingkat infeksi yang tertinggi didapat pada remaja dan dewasa muda usia 15-24 tahun yang aktif secara seksual.
Bayi dari ibu hamil pengidap gonore juga bisa terinfeksi saat proses bersalin. Pada bayi, gonore paling sering menyerang mata.
Tanya Ferly tentang Promil?
Infeksi gonore dan chlamydia kerap terjadi bersamaan. Dengan demikian, faktor risiko infeksi gonore pun sama dengan faktor risiko infeksi chlamydia.
Gejala Gonore
Gejala gonore bergantung pada lokasi infeksi dan jenis kelamin penderitanya. Namun, sebagian individu tidak bergejala sama sekali. Ini berarti, gonore dapat menyebar dari satu individu ke individu lainnya sebelum terdiagnosis.
Baik pria maupun wanita umumnya mengalami infeksi awal di area tenggorokan, uretra, dan rektum. Namun, infeksi gonore dapat menjalar ke saluran reproduksi yang lebih dalam, seperti serviks, rahim, tuba falopi, dan ovarium pada wanita, atau prostat dan epididimis pada pria.
Pada Wanita
Sebagian besar wanita dengan gonore asimtomatik atau tidak bergejala. Kala bergejalapun, umumnya sangat ringan dan tidak spesifik sehingga kerap disalahartikan sebagai infeksi kandung kemih atau vagina.
Pada wanita, gejala infeksi gonore dapat berupa:
- Gatal-gatal pada vagina atau keluarnya keputihan yang abnormal
- Perdarahan atau spotting vagina di luar siklus haid
- Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil
Wanita dengan gonore berisiko mengalami komplikasi serius dari infeksi, terlepas dari ada tidaknya atau berat ringannya gejala.
Baca Juga : Waspada! Ini Ciri-Ciri Miss V Bermasalah
Pada Pria
Banyak pria dengan gonore juga asimptomatik. Bilamana muncul, gejala yang tersering pada pria, yakni:
- Nyeri atau rasa tidak nyaman saat berkemih
- Keluarnya cairan berwarna putih, kuning, atau hijau dari penis yang biasanya muncul 1-14 hari setelah terinfeksi
- Nyeri dan pembengkakan di salah satu testis atau kantong zakar bila infeksi pada uretra telah menjalar ke epididimis
Gejala infeksi rektal pada pria dan wanita mencakup keluarnya cairan yang abnormal dari dubur, gatal-gatal di area dubur, nyeri, perdarahan, konstipasi, hingga nyeri saat buang air besar. Infeksi rektal juga bisa tidak bergejala.
Infeksi gonore di rongga mulut dapat menyebabkan sakit tenggorokan. Namun pada banyak kasus, tidak bergejala sama sekali.
Oleh karena tak semua orang yang terinfeksi gonore mengalami gejala, penting untuk memberi tahu dokter bagian tubuh mana yang digunakan untuk berhubungan intim.
Penyebab Gonore
Gonore disebabkan oleh bakteri diplokokus Neisseria gonorrhoeae. Infeksi ini dapat menyebar melalui seks oral, vaginal, atau anal. Untuk menularkan infeksi, pria tak harus ejakulasi untuk bisa menularkan infeksi.
Ibu hamil yang terinfeksi gonore juga dapat menularkan infeksi ke bayinya saat melahirkan. Yang pasti, seseorang tidak akan terinfeksi gonore dengan menyentuh benda-benda, seperti dudukan toilet.
Risiko terinfeksi gonore lebih besar bila individu:
- Memiliki pasangan seksual baru
- Memiliki lebih dari satu pasangan seksual
- Mengalami infeksi menular seksual lainnya
Komplikasi Gonore
Bila dibiarkan tidak terobati, gonore dapat menyebabkan komplikasi serius pada pria maupun wanita. Ini mencakup:
- Wanita dapat mengalami penyakit radang panggul (PRP) bila gonore menyebar dari serviks ke dalam rahim dan tuba falopi. Peradangan akibat PRP dapat memicu timbulnya jaringan parut pada tuba falopi. Selanjutnya, hal ini dapat menyebabkan infertilitas dan meningkatnya risiko kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan).
- Pria dengan gonore yang tidak diobati dapat mengalami epididimitis (peradangan epididimis), yang dapat berujung pada infertilitas. Epididimis merupakan organ tempat sperma berkumpul setelah meninggalkan tempat produksinya (testis).
- Baik wanita maupun pria dapat mengalami infeksi aliran darah dari gonore, dan menyebabkan disseminated gonococcal infection (DGI) di mana infeksi menyebar luas ke seluruh tubuh. Kondisi ini ditandai dengan adanya infeksi dan peradangan sendi (artritis), tenosinovitis, dan/atau peradangan kulit (dermatitis), serta dapat mengancam nyawa.
- Individu dengan gonore lebih berisiko terinfeksi HIV.
Pada wanita hamil, infeksi gonore dapat menimbulkan masalah yang serius, seperti keguguran dan persalinan prematur.
Ibu juga bisa menularkan infeksi kepada bayinya saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan. Infeksi gonore pada bayi baru lahir ini dapat menyebabkan kebutaan, infeksi sendi, hingga infeksi aliran darah yang mengancam nyawa.
Diagnosis Gonore
Untuk mendiagnosis gonore, dokter akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Bila dicurigai terdapat infeksi, dokter akan menyarankan pemeriksaan nucleic acid amplification testing (NAAT) atau kultur bakteri.
Pada wanita, sampel pemeriksaan dapat berasal dari swab vagina atau serviks. Sedangkan pada pria, sampel pemeriksaan berasal dari urin. Untuk gonore oral dan rektal, sampel pemeriksaan berasal dari swab pada lokasi infeksi.
Selain itu, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan untuk IMS lainnya, khususnya chlamydia, yang kerap ditemukan bersamaan dengan gonore. Pemeriksaan HIV juga disarankan untuk semua individu yang terdiagnosis dengan IMS.
Cara Mengobati Gonore
Infeksi gonore diobati dengan antibiotik. Oleh karena angka kejadian resistensi obat semakin meningkat, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan bahwa gonore tanpa komplikasi diobati dengan kombinasi antibiotik ceftriaxone injeksi dosis tunggal dan azithromycin oral.
Pada individu yang alergi terhadap antibiotik golongan cephalosporin (ceftriaxone), dapat diberikan gemifloxacin oral atau kombinasi gentamisin injeksi dan azithromycin oral.
Pengobatan untuk chlamydia juga direkomendasikan untuk dilakukan di waktu yang sama kecuali pemeriksaan terhadap infeksi ini telah dilakukan dan hasilnya negatif.
Perlu diingat bahwa pemberian obat-obatan ini dapat menghentikan infeksi, namun tidak akan memperbaiki kerusakan permanen yang disebabkan oleh penyakit.
Selama pengobatan, hal-hal berikut harus diperhatikan:
- Pasangan seksual dari individu yang terinfeksi gonore juga harus diobati agar tidak terjadi ping pong infection (infeksi yang berpindah-pindah).
- Hindari berhubungan intim hingga 7 hari setelah pengobatan selesai.
Setelah pengobatan, gonore selesai apakah perlu tindak lanjut tertentu?
Pada umumnya, infeksi gonore pada area kelamin dan dubur tidak memerlukan evaluasi pengobatan untuk memastikan apakah infeksi berhasil diobati.
Akan tetapi, ini diperlukan bila gejala masih timbul selama lebih dari beberapa hari setelah memulai pengobatan. Untuk infeksi gonore di area mulut (tenggorokan), diperlukan evaluasi ulang 7-14 hari setelah pengobatan.
Di samping itu, karena kekambuhan infeksi umum terjadi, pria dan wanita dengan gonore dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ulang sekitar 3 bulan setelah pengobatan infeksi awal, meski telah berhasil diobati.
Pencegahan
Infeksi gonore dapat dicegah dengan menerapkan cara-cara berikut:
- Pria harus selalu menggunakan kondom setiap kali berhubungan intim. Kondom lateks, bila digunakan secara konsisten dan benar, dapat mengurangi risiko penularan gonore.
- Hindari berhubungan intim bila mengalami nyeri saat buang air kecil, wanita mengalami keputihan atau pria mengeluarkan cairan abnormal dari penis.
- Menjalani skrining tahunan untuk gonore, bila tergolong wanita seksual aktif di bawah usia 25 tahun, atau berusia lebih tua namun memiliki faktor risiko gonore (memiliki pasangan seksual baru atau lebih dari satu, atau pasangan seksual diketahui mengidap IMS).
- Segera temui dokter bila mengalami gejala-gejala gonore maupun IMS lainnya.
Cara paling pasti untuk menghindari penularan gonore maupun infeksi menular seksual lainnya adalah dengan tidak melakukan seks vaginal, anal, dan oral, atau menjalani hubungan monogami (setia dengan satu pasangan) jangka panjang dengan pasangan yang telah diperiksa dan diketahui tidak terinfeksi.
- American College of Obstetrician and Gynecologists. (January 2021). Chlamydia, gonorrhea, and syphilis. FAQ071. URL: https://www.acog.org/womens-health/faqs/chlamydia-gonorrhea-and-syphilis.
- Centers for Disease Control and Prevention (12 April 2022). Gonorrhea – CDC detailed fact sheet. URL: https://www.cdc.gov/std/gonorrhea/stdfact-gonorrhea-detailed.htm.
- Mayo Clinic. (5 Oktober 2021). Gonorrhea. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gonorrhea/symptoms-causes/syc-20351774.
- Fungsi Endometrium dan Kegagalan Program Bayi Tabung - 18/10/2024
- Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin, Infeksi Berdarah Dingin - 15/10/2024
- Koriokarsinoma : Kanker yang terkenal “angker” - 11/09/2024
Artikel Terkait:
- Orchitis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Epididimitis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Sifilis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Herpes Kelamin – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara…
- Trikomoniasis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Prolaps Uteri (Turun Rahim): Gejala, Penyebab dan…
- 3 Penyebab Disfungsi Seksual - Gejala dan Cara Mengobati
- Infeksi Vagina: Penyebab, Gejala Dan Cara Mengobati