Tes EMMA adalah pemeriksaan genetik yang menganalisis kondisi mikrobioma pada dinding rahim (endometrium). Mikrobioma ini berperan penting dalam keberhasilan implantasi embrio, terutama pada pasangan yang sedang menjalani program hamil seperti IVF/Bayi Tabung.
Artikel ini menjelaskan apa itu EMMA, kapan diperlukan, bagaimana prosedurnya, serta bukti ilmiah terbaru mengenai manfaat dan keterbatasannya dengan bahasa yang aman, mudah dipahami, namun tetap akurat secara medis.
Apa Itu Tes EMMA?
Tes EMMA (Endometrial Microbiome Metagenomic Analysis) adalah pemeriksaan yang mengevaluasi keseimbangan bakteri di endometrium. Tes ini menilai apakah kondisi mikrobioma sudah optimal untuk penempelan embrio (implantasi) atau justru menunjukkan ketidakseimbangan (disbiosis).
Rekomendasi medis untuk menyeimbangkannya sebelum transfer embrio
Mengapa Mikrobioma Rahim Penting untuk Kehamilan?
Peran Bakteri Baik (Lactobacillus)
Endometrium yang sehat harus didominasi oleh bakteri Lactobacillus. Bakteri ini membantu:
Mendukung peluang keberhasilan implantasi
Melindungi rahim dari kolonisasi bakteri patogen
Menjaga pH dan stabilitas lingkungan rahim
Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan Lactobacillus < 90% memiliki angka kehamilan dan kelahiran hidup yang lebih rendah.
Disbiosis: Ketidakseimbangan Bakteri dan Risikonya
Jika bakteri baik rendah, kondisi ini disebut disbiosis, yang dapat menyebabkan:
Kegagalan implantasi
Keguguran berulang
Endometritis kronis (sering tanpa gejala)
Infertilitas yang sulit dijelaskan
Sekitar 30% wanita infertil ditemukan memiliki bakteri patogen seperti:
Enterobacteriaceae
Staphylococcus spp.
Bakteri Gram negatif lainnya
Kehadiran bakteri patogen ini dapat menurunkan peluang keberhasilan program hamil.
Apa Saja yang Termasuk Dalam Tes EMMA?
Tes EMMA mencakup pemeriksaan ALICE (Analysis of Infectious Chronic Endometritis), yaitu deteksi bakteri penyebab endometritis kronis.
EMMA mencakup:
Deteksi bakteri baik dan jahat
Identifikasi bakteri patogen hingga tingkat spesies
Pemeriksaan endometritis kronis (ALICE)
Analisis menggunakan teknologi RT-PCR atau NGS (Next Generation Sequencing)
Kapan Pasangan Perlu Mempertimbangkan Tes EMMA?
Ingin mempercepat keberhasilan kehamilan
Mengalami Repeated Implantation Failure (RIF) atau Kegagalan menempelnya embrio meskipun kualitas embrio baik.
Mengalami Recurrent Pregnancy Loss (RPL) Keguguran berulang (≥ 2 kali).
Mengalami kegagalan IVF berulang tanpa penyebab jelas. Tes EMMA membantu mengevaluasi apakah mikrobioma menjadi salah satu penyebabnya.
Bagaimana Prosedur Tes EMMA Dilakukan?
1. Pengambilan Sampel Endometrium (Biopsi)
Dokter mengambil sampel jaringan kecil dari dinding rahim. Efek samping yang mungkin: kram ringan, spotting. Risiko infeksi sangat rendah.
2. Waktu Pelaksanaan
Siklus alami: Hari ke-15 s/d 25
Siklus stimulasi IVF: Hari ke-5 setelah progesteron
3. Analisis Laboratorium
Menggunakan teknologi Next Generation Sequencing (NGS) untuk mengidentifikasi komposisi bakteri.
4. Hasil Tes (10–15 hari kerja)
Laporan berisi:
Dominasi Lactobacillus
Daftar bakteri patogen
Tingkat disbiosis
Rekomendasi terapi individual
Pengobatan Berdasarkan Hasil EMMA
Setelah hasil keluar, dokter dapat memberikan terapi yang dipersonalisasi:
Jika Lactobacillus Rendah
Probiotik Lactobacillus -> Perbaikan gaya hidup tertentu
Jika Ditemukan Bakteri Patogen
Antibiotik sesuai sensitivitas
Evaluasi lanjutan untuk endometritis kronis
Probiotik lanjutan setelah antibiotik
Tujuannya: mengembalikan kondisi rahim agar siap implantasi dan memberi peluang terbaik untuk kehamilan.
Apa Kata Penelitian Tentang EMMA?
Potensi Manfaat
Beberapa studi menunjukkan bahwa koreksi mikrobioma:
Meningkatkan angka implantasi
Meningkatkan angka kehamilan klinis
Mendukung keberhasilan IVF setelah kegagalan berulang
Contoh: Studi di Jepang melaporkan keberhasilan klinis 64,5% pada wanita yang menjalani EMMA/ALICE dibandingkan 33,3% yang tidak menjalani pemeriksaan ini.
EMMA tidak secara signifikan meningkatkan angka kehamilan pada kasus RIF
Hasilnya bergantung kondisi masing-masing pasien
Karena itu, organisasi seperti ESHRE (2023) menyatakan bahwa tes EMMA belum direkomendasikan sebagai pemeriksaan rutin untuk semua kasus kegagalan implantasi berulang.
Artinya: Tes ini bermanfaat untuk kasus tertentu, tetapi bukan untuk semua pasien.
Analogi Sederhana: Rahim Sebagai Kebun Subur
Bayangkan rahim Anda seperti sebuah kebun.
Lactobacillus = Pupuk baik dan penjaga kebun
Bakteri patogen = Gulma yang mengganggu tanaman
Embrio = Benih
Tes EMMA memeriksa apakah tanah (rahim) punya cukup pupuk dan bebas gulma. Jika tidak, dokter memberi “perawatan tanah” (probiotik/antibiotik) agar benih dapat tumbuh optimal.
Apakah Tes EMMA Cocok untuk Anda?
Tes ini cocok jika Anda:
Sudah mencoba promil/IVF tetapi gagal berulang
Pernah mengalami keguguran berulang
Ingin evaluasi menyeluruh tentang kondisi rahim
Ingin pendekatan personal sebelum transfer embrio berikutnya
Keputusan terbaik tetap dibuat melalui konsultasi dengan dokter spesialis fertilitas.
Kesimpulan
Tes EMMA memberikan penilaian mendalam tentang kesehatan mikrobioma rahim, terutama untuk pasangan dengan tantangan kehamilan berulang. Walaupun bukti ilmiahnya masih berkembang, tes ini dapat menjadi alat penting untuk:
Mengetahui penyebab tersembunyi kegagalan implantasi
Menentukan terapi yang tepat sebelum IVF
Meningkatkan kesiapan rahim untuk menerima embrio
Jika Anda sedang mencari jawaban setelah beberapa kali kegagalan program hamil, EMMA adalah salah satu pemeriksaan yang layak dipertimbangkan bersama dokter Anda.
Disclaimer Medis : Informasi ini bertujuan untuk edukasi dan tidak menggantikan konsultasi langsung dengan dokter spesialis. Keputusan medis harus dibuat berdasarkan pemeriksaan dan rekomendasi dokter
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
Bamford T, Polson D, Lowe P, Easter C, Coomarasamy A. Endometrial receptivity analysis (ERA) and microbiome testing for recurrent implantation failure (RIF): a matched case control study. InHUMAN REPRODUCTION 2022 Jul 1 (Vol. 37, pp. I94-I95). GREAT CLARENDON ST, OXFORD OX2 6DP, ENGLAND: OXFORD UNIV PRESS.
Cakmak H, Taylor HS. Implantation failure: molecular mechanisms and clinical treatment. Hum Reprod Update. 2011;17(2):242-253. doi:10.1093/humupd/dmq037.
Iwami N, Komiya S, Asada Y, Tatsumi K, Habara T, Kuramoto T, Seki M, Yoshida H, Takeuchi K, Shiotani M, Mukaida T. Shortening time to pregnancy in infertile women by personalizing treatment of microbial imbalance through Emma & Alice: A multicenter prospective study. Reproductive Medicine and Biology. 2025 Jan;24(1):e12634.
Kawamata M, Iwami N, Ozawa N, Yamamoto T, Watanabe E, Mizuuchi M, Moriwaka O, Kamiya H. Efficacy of Endometrial Microbiome Metagenomic Analysis (EMMA) and Analysis of Infectious Chronic Endometritis (ALICE) in Patients with Repeated Implantation Failure. 日本受精着床学会雑誌. 2020;37(1):34-42.
Moreno I, Codoñer FM, Vilella F, Valbuena D, Martinez-Blanch JF, Jimenez-Almazán J, Alonso R, Alamá P, Remohí J, Pellicer A, Ramon D. Evidence that the endometrial microbiota has an effect on implantation success or failure. American journal of obstetrics and gynecology. 2016 Dec 1;215(6):684-703.
Moreno I, Franasiak JM. Endometrial microbiota—new player in town. Fertility and sterility. 2017 Jul 1;108(1):32-9.
Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dokter Fiona melayani sebagai dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) dari Kementerian Kesehatan RI di salah satu desa terpencil di Kabupaten Luwuk-Banggai, Sulawesi Tengah. Pengalaman ini membawanya untuk melanjutkan S2 dalam bidang International Health di Universitas Gadjah Mada 2010, Yogyakarta.