Beranda » BLOG » Program Hamil » Kesehatan Reproduksi » Trikomoniasis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
Trikomoniasis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer
Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 17/10/2022
Trikomoniasis merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang sangat umum ditemukan. Gejalanya sangat bervariasi, namun sekitar 70 persen penderitanya asimptomatik atau tidak bergejala sama sekali.
Infeksi trikomoniasis lebih banyak ditemukan pada wanita ketimbang pria. Dibandingkan dengan wanita muda, wanita dengan usia yang lebih tua lebih berisiko mengalaminya. Wanita dengan trikomoniasis juga lebih berisiko mengalami infeksi menular seksual lainnya.
Gejala Trikomoniasis
Sebagian besar individu yang terinfeksi trikomoniasis tidak menunjukkan gejala atau tanda apapun.
Tanya Ferly tentang Promil?
Bila timbul gejala, intensitasnya bervariasi dari iritasi ringan hingga peradangan berat. Sebagian orang mengalami gejala trikomoniasis dalam waktu 5-28 hari setelah terinfeksi.
Baca Juga : Ini dia ciri – ciri miss V bermasalah
Sedangkan yang lain tidak mengalami gejala dalam waktu yang lama. Gejala bisa datang dan pergi, serta tidak bisa diprediksi kemunculannya.
Pada wanita, gejala dan tanda trikomoniasis mencakup:
- Keputihan berbusa yang encer dalam jumlah banyak. Warnanya bisa jernih, putih, kekuningan, atau kehijauan serta disertai dengan bau amis yang khas.
- Gatal atau sensasi terbakar pada vagina atau area di sekitar vagina.
- Rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil.
- Nyeri saat berhubungan intim.
Pada pria, trikomoniasis jarang menimbulkan gejala. Bila sampai bergejala, biasanya berupa:
- Gatal atau iritasi di dalam penis.
- Rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil atau ejakulasi.
- Keluar cairan abnormal dari penis.
Penyebab Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh parasit protozoa bersel satu, yakni Trichomonas vaginalis. Parasit ini berpindah dari satu orang ke orang lain selama hubungan intim, baik kontak melalui vagina, anal, maupun oral.
Infeksi dapat ditularkan dari pria ke wanita dan sebaliknya, serta pada hubungan intim dengan sesama jenis.
Parasit trikomoniasis utamanya menginfeksi saluran kelamin bagian bawah. Pada wanita, ini mencakup bagian luar kelamin (vulva), vagina, serviks, dan uretra (lubang kencing). Sedangkan pada wanita, parasit menginfeksi bagian dalam penis (uretra).
Baca Juga : Apa itu Vulvodina ? Berikut Penjelasannya
Masa inkubasi penyakit, yakni periode antara paparan parasit dan waktu terinfeksi tidak diketahui dengan jelas.
Namun diperkirakan, berkisar antara 4-28 hari. Meski tidak bergejala, individu atau pasangannya tetap dapat menyebarkan infeksi.
Faktor risiko mengalami trikomoniasis mencakup:
- Memiliki banyak pasangan seksual (multipartner).
- Memiliki riwayat infeksi menular seksual lainnya.
- Pernah mengalami trikomoniasis sebelumnya.
- Melakukan hubungan intim tanpa kondom.
Komplikasi Trikomoniasis
Trikomoniasis menyebabkan iritasi di area kelamin yang membuat kuman penyebab IMS lain lebih mudah menginfeksi tubuh atau lebih mudah menular kepada orang lain.
Studi juga menunjukkan bahwa trikomoniasis membuat individu lebih mudah terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), virus yang menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
Baca Juga : Penyakit Menular Seksual
Trikomoniasis juga berhubungan dengan peningkatan risiko kanker serviks pada wanita atau kanker prostat pada pria.
Pada ibu hamil, trikomoniasis dapat menimbulkan beberapa masalah berikut:
- Persalinan prematur.
- Bayi dengan berat lahir rendah.
- Bayi tertular infeksi melalui jalan lahir saat proses persalinan.
Diagnosis Trikomoniasis
Trikomoniasis didiagnosis melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Pada wanita, tes untuk mengonfirmasi infeksi trikomonas melibatkan pemeriksaan vagina dan pengambilan sampel dari keputihan.
Pada pria, sampel pemeriksaan bisa diambil dari urin atau cairan abnormal yang keluar dari penis. Selanjutnya, sampel pemeriksaan ini diperiksa di bawah mikroskop. Bila parasit dapat dilihat di bawah mikroskop, tidak diperlukan pemeriksaan lanjutan.
Sebaliknya, bila parasit tidak ditemukan melalui pemeriksaan mikroskop, pemeriksaan lain dapat dilakukan.
Seperti, pemeriksaan rapid antigen dan nucleic acid amplification test. Pemeriksaan ini mendeteksi langsung keberadaan parasit melalui sampel cairan vagina, swab uretra, atau urine.
Dokter umumnya juga menyarankan pemeriksaan untuk IMS lainnya sehingga bisa diobati bersamaan dengan trikomoniasis.
Cara Mengobati Trikomoniasis
Dari banyak jenis infeksi menular seksual yang ada, trikomoniasis sesungguhnya adalah IMS yang paling mudah diobati dan disembuhkan.
Pengobatan infeksi ini umumnya hanya memerlukan antibiotik oral yang spesifik untuk parasit penyebabnya. Pengobatan juga tergolong aman untuk ibu hamil. Pilihan regimen pengobatan dapat berupa:
- Regimen dosis tunggal. Dokter dapat menyarankan individu untuk mengonsumsi satu dosis tunggal (megadosis) salah satu antibiotik metronidazole, tinidazole, atau secnidazole. Sesuai namanya, obat ini hanya dikonsumsi satu kali.
- Regimen dosis terbagi. Alternatifnya, dokter dapat menyarankan individu untuk mengonsumsi metronidazole atau tinidazole dalam dosis terbagi yang lebih kecil. Obat dikonsumsi 2 kali sehari selama 7 hari. Agar infeksi benar-benar hilang, antibiotik harus dihabiskan meski individu telah mengalami perbaikan gejala dalam beberapa hari pertama mengkonsumsi antibiotik. Bila konsumsinya dihentikan terlalu cepat, infeksi bisa jadi belum hilang sepenuhnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama pengobatan trikomoniasis, antara lain:
- Pasangan seksual harus diobati di waktu yang sama. Ini mencegah infeksi berpindah-pindah (reinfeksi).
- Menghindari hubungan intim hingga pengobatan selesai dan gejala sudah menghilang. Biasanya, ini membutuhkan waktu sekitar satu minggu setelah menyelesaikan dosis terakhir antibiotik.
- Segera hubungi dokter yang merawat bila gejala tak kunjung hilang meski telah selesai mengkonsumsi antibiotik.
- Hindari konsumsi alkohol selama dan satu minggu setelah pengobatan. Konsumsi minuman ini dapat menyebabkan mual muntah yang hebat. Secara spesifik, hindari konsumsi alkohol selama 24 jam setelah minum metronidazole, 48 jam setelah minum secnidazole, dan 72 jam setelah minum tinidazole.
Untuk memastikan bahwa infeksinya telah hilang, dokter akan melakukan evaluasi ulang setelah pengobatan. Evaluasi ulang biasanya dilakukan pada waktu 2 minggu hingga 3 bulan setelah pengobatan.
Perlu diingat bahwa meski telah menyelesaikan pengobatan dan dinyatakan sembuh, individu tetap bisa mengalaminya kembali bila terpapar pasangan yang memiliki trikomoniasis aktif.
Pencegahan
Sama seperti infeksi menular seksual lainnya, satu-satunya cara untuk mencegah trikomoniasis adalah dengan tidak berhubungan intim. Untuk menurunkan risiko, individu perlu menggunakan kondom internal maupun eksternal secara konsisten dan tepat setiap kali berhubungan intim.
Individu juga dianjurkan untuk menjalani hubungan monogami jangka panjang (setia pada satu pasangan) dengan pasangan yang telah diperiksa dan diketahui tidak mengalami trikomoniasis.
Penutup
Mengalami trikomoniasis dapat membuat penderitanya tidak nyaman saat berhubungan intim. Tanpa pengobatan, infeksi dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Oleh sebab itu, bila terdapat keputihan pada wanita atau keluar cairan dari penis pada pria, segera periksakan diri ke dokter. Semakin dini ditangani, semakin cepat proses penyembuhannya.
- Fungsi Endometrium dan Kegagalan Program Bayi Tabung - 18/10/2024
- Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin, Infeksi Berdarah Dingin - 15/10/2024
- Koriokarsinoma : Kanker yang terkenal “angker” - 11/09/2024
Artikel Terkait:
- Orchitis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Epididimitis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Gonore : Gejala, Penyebab, Komplikasi dan Cara Mengobati
- Sifilis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Herpes Kelamin – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara…
- Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Salpingitis
- Hidrokel – Gejala, Penyebab, Cara Mengobati
- Perimenopause - Gejala, Penyebab, Cara Mengobati