Obat pelancar haid sering digunakan untuk membantu melancarkan menstruasi yang tertunda, yang umumnya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Selain membantu memperlancar haid, obat ini juga dapat berperan dalam mengurangi rasa nyeri saat menstruasi. Obat pelancar haid tersedia dalam berbagai jenis, baik yang dapat dibeli bebas maupun yang memerlukan resep dokter.
Namun, menstruasi yang terlambat atau tidak teratur tidak selalu menandakan kehamilan. Kondisi ini sering kali dipengaruhi oleh faktor lain, seperti stres berlebihan, kurangnya waktu istirahat, aktivitas fisik yang terlalu berat, atau gangguan kesehatan tertentu yang memengaruhi keseimbangan hormon, salah satunya sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Bagi Bunda yang mengalami haid terlambat atau tidak teratur, wajar jika muncul pertanyaan: perlukah minum obat pelancar haid? Terlebih jika Bunda sedang menjalani program hamil (promil), siklus menstruasi menjadi salah satu indikator utama kesehatan reproduksi dan kesuburan.
Namun, tidak semua kondisi haid tidak teratur harus langsung diatasi dengan obat. Ada kalanya tubuh hanya membutuhkan waktu, perbaikan gaya hidup, atau penanganan medis tertentu. Karena itu, sebelum mengonsumsi obat apa pun, penting bagi Bunda untuk memahami penyebab gangguan haid yang dialami.
Sebelum menentukan obat yang sesuai, Bunda perlu mengetahui terlebih dahulu penyebab siklus menstruasi tidak teratur. Untuk memastikannya, Bunda dianjurkan melakukan pemeriksaan ke dokter.
Setelah penyebabnya diketahui, dokter dapat meresepkan satu atau beberapa jenis obat berikut untuk membantu mengembalikan keteraturan siklus menstruasi, terutama bila kondisi tersebut berkaitan dengan gangguan hormon, promil, atau risiko infertilitas.
1. Klomifen
Klomifen dikenal dengan berbagai merek dagang (seperti Profertil, Clomifar, atau Genoclom). Obat ini sering diresepkan sebagai obat penyubur kandungan, terutama pada Bunda yang mengalami gangguan ovulasi.
Klomifen bekerja dengan memblokir efek hormon estrogen. Ketika estrogen ditekan, otak akan merangsang pelepasan hormon penting seperti GnRH, FSH, dan LH, yang berperan dalam pematangan sel telur. Dengan ovulasi yang lebih teratur, siklus haid Bunda pun berpeluang menjadi lebih stabil dan peluang kehamilan dapat meningkat.
2. Gonadotropin
Obat gonadotropin biasanya tidak tersedia bebas di apotek karena diberikan dalam bentuk suntikan dan harus di bawah pengawasan dokter. Hormon buatan ini bekerja dengan merangsang ovarium Bunda agar melepaskan sel telur. Setelah ovulasi terjadi, lapisan rahim akan meluruh dan haid pun datang jika tidak terjadi pembuahan.
Jenis hormon gonadotropin yang umum digunakan antara lain hCG, FSH, dan GnRH agonist (agonis GnRH), yang sebenarnya juga diproduksi oleh tubuh secara alami. Penyuntikan dilakukan untuk meningkatkan kadarnya agar ovulasi bisa terjadi dengan lebih optimal.
3. Pil KB
Dalam kondisi tertentu, dokter dapat menyarankan penggunaan pil KB untuk membantu menormalkan siklus haid. Penggunaan ini biasanya bersifat sementara untuk “me-reset” siklus, bukan untuk mencegah kehamilan jangka panjang saat promil.
Pil ini bekerja dengan meningkatkan produksi protein globulin yang berfungsi mengikat hormon androgen, termasuk testosteron. Kadar androgen yang terlalu tinggi diketahui dapat mengganggu siklus menstruasi dan berkontribusi pada infertilitas. Selain itu, pil KB juga dapat membantu mengurangi keluhan PMS seperti kram perut, jerawat, dan pertumbuhan rambut halus berlebih.
4. Progestin
Progestin merupakan hormon buatan yang fungsinya menyerupai hormon progesteron alami. Obat ini sering digunakan untuk membantu menyeimbangkan hormon estrogen yang berperan dalam mengatur siklus haid.
Progestin tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari pil, suntik KB, hingga alat kontrasepsi dalam rahim (IUD). Selain membantu melancarkan haid, progestin juga berperan dalam mempersiapkan dinding rahim untuk pembuahan.
Jika haid tidak teratur yang dialami Bunda disebabkan oleh PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome), dokter mungkin akan meresepkan metformin.
PCOS menyebabkan kadar hormon androgen meningkat dan resistensi insulin, sehingga mengganggu ovulasi. Metformin membantu memperbaiki sensitivitas insulin serta menyeimbangkan hormon, sehingga ovulasi bisa kembali terjadi secara teratur dan siklus haid menjadi lebih lancar.
6. Bromokriptin
Bromokriptin digunakan khusus untuk mengatasi gangguan haid akibat kelebihan hormon prolaktin (hiperprolaktinemia). Salah satu tanda prolaktin yang terlalu tinggi adalah siklus menstruasi yang kacau atau berhenti sama sekali.
Obat ini harus dikonsumsi sesuai anjuran dokter, biasanya dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan secara bertahap. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat penting sebelum Bunda mengonsumsinya.
7. Asam Traneksamat (Tranexamic Acid)
Berbeda dengan obat pemicu haid, obat dengan kandungan Asam Traneksamat (seperti Transamin atau Kalnex) biasanya diresepkan jika “ketidakteraturan” haid yang Bunda alami berupa perdarahan yang berlebihan atau berkepanjangan (menorrhagia).
Dokter juga dapat meresepkan obat golongan ini bila siklus haid Bunda bermasalah. Obat ini bekerja dengan membantu proses pembekuan darah untuk menghentikan perdarahan berat. Sebelum mengonsumsinya, Bunda perlu menyampaikan riwayat kesehatan secara lengkap kepada dokter untuk menghindari risiko penggumpalan darah.
8. Noretisteron
Noretisteron termasuk dalam kelompok progestin dan sering digunakan untuk mengatasi haid yang tidak teratur atau menunda haid sementara waktu (misalnya saat ibadah umroh). Obat ini bekerja dengan menguatkan lapisan rahim dan merangsang produksi hormon tertentu agar siklus menstruasi lebih teratur.
Selain itu, noretisteron juga dapat membantu mengatasi endometriosis, salah satu kondisi yang sering menyebabkan nyeri haid hebat dan dapat berhubungan dengan infertilitas.
Cara Melancarkan Haid Tanpa Obat
Sebelum atau bersamaan dengan terapi obat, Bunda juga dapat mencoba cara alami untuk memperbaiki keseimbangan hormon, antara lain:
Menjaga pola makan bergizi seimbang.
Berolahraga ringan hingga sedang secara rutin.
Mengelola stres dengan baik (stres tinggi dapat menghambat ovulasi).
Tidur dan istirahat yang cukup.
Menjaga berat badan ideal (tidak terlalu kurus dan tidak obesitas).
Pada banyak kasus, perubahan gaya hidup yang konsisten sudah cukup untuk membantu melancarkan haid dan mendukung keberhasilan promil tanpa perlu obat-obatan keras.
Pentingnya Konsultasi, Terutama Saat Promil
Setiap obat pelancar haid memiliki fungsi, risiko, dan indikasi yang berbeda. Oleh karena itu, Bunda tidak dianjurkan mengonsumsi obat pelancar haid sembarangan tanpa konsultasi dokter, terlebih jika sedang menjalani program hamil.
Penggunaan obat yang tidak sesuai justru dapat mengganggu keseimbangan hormon, menghambat ovulasi, dan mempersulit terjadinya kehamilan. Dengan pemeriksaan yang tepat di Bocah Indonesia, dokter dapat membantu menentukan penanganan terbaik sesuai kondisi kesehatan Bunda.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di Whatsapp melalui tombol di bawah.
Bocah Indonesia adalah klinik kesuburan yang melayani konsultasi hingga tindakan operatif. Bocah Indonesia berada di bawah naungan PT Ibu Daya Lestari. Berada di Lantai 7 Rumah Sakit Primaya, Jl. MH Thamrin No.3, Cikokol, Tangerang, Banten, Indonesia.
Latest posts by Team Content Medis Bocah Indonesia (see all)