Salah satu faktor keberhasilan pembuahan adalah kondisi sperma yang sehat. Terdapat beberapa parameter yang perlu dinilai untuk mengatakan bahwa sperma tersebut sehat dan memiliki kualitas yang baik.
Apa yang Dimaksud dengan Sperma Jelek?
WHO atau organisasi kesehatan dunia tidak pernah menyatakan bahwa sperma itu jelek. Istilah tersebut sering digunakan untuk menggambarkan kualitas sperma yang buruk atau tidak normal atau disebut juga dengan abnormalitas parameter semen.
Namun, WHO memiliki indikator atau kriteria untuk mengetahui kondisi sperma yang sehat. Jika salah satu atau beberapa indikator tersebut di bawah standar WHO, maka sperma dianggap memiliki abnormalitas atau dalam istilah awamnya disebut “sperma jelek”.
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan kondisi sperma kurang baik, seperti:
Tanya Mincah tentang Promil?
Gaya hidup yang tidak sehat, misalnya merokok, konsumsi alkohol, berat badan berlebihan
Infeksi atau penyakit menular seksual
Paparan zat kimia atau radiasi
Varikokel
Masalah ejakulasi
Adanya penyumbatan pada testis maupun saluran sperma
Adanya tumor atau kanker prostat
Efek samping obat-obatan
Faktor genetik
Apa Saja Kriteria Sperma Sehat Menurut WHO?
Indikator
Apa Artinya?
Standar Normal (WHO)
Jumlah (Konsentrasi)
Berapa banyak sperma yang dihasilkan.
Minimal 15-20 juta sel sperma per mililiter (ml) air mani.
Bentuk (Morfologi)
Bagaimana rupa sperma (harus berkepala oval dan berekor panjang).
Minimal 4% dari total sperma memiliki bentuk yang sempurna.
Gerakan (Motilitas)
Kemampuan sperma berenang lincah menuju sel telur.
Minimal 32-40% sperma harus bergerak maju secara aktif (progresif).
Daya Tahan (Viabilitas)
Jumlah sperma yang hidup dan sehat.
Minimal 54-58% dari sampel sperma dalam keadaan hidup.
WHO menetapkan beberapa parameter dalam analisis semen untuk menentukan kualitas sperma tergolong normal atau tidak. Berikut beberapa standar sperma normal menurut WHO:
1. Jumlah sperma
Salah satu indikator yang dapat menentukan sperma normal atau tidak adalah jumlah sperma. Jumlah sperma yang normal adalah 15-20 juta per mililiter air mani. Jika jumlah sperma yang terkandung pada air mani lebih sedikit maka sperma tersebut bisa dikatakan kurang sehat dan bisa memengaruhi kondisi kesuburan.
Pasalnya, sperma yang lebih sedikit juga menyebabkan peluang kehamilan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang normal. Bahkan, jika tidak terdapat sperma pada air mani maka kondisi ini disebut azoospermia.
2. Bentuk sperma (morfologi)
Indikator lain yang dapat mengindikasikan sperma normal atau tidak adalah dari bentuknya. Umumnya, sperma yang normal memiliki kepala oval dengan ekor yang panjang. Sebaliknya, sperma yang memiliki bentuk tidak normal, seperti bentuk kepala yang cacat, ekor yang pendek, bengkok, maupun bercabang.
3. Pergerakan sperma (motilitas)
Indikator lainnya untuk mengetahui kondisi sperma baik atau tidak, bisa dilihat adalah pergerakan sperma (motilitas). Hal ini lantaran pergerakan sperma yang dibutuhkan untuk mencapai sel telur harus lincah. dr. Androniko Setiawan, Sp.And, dokter spesialis andrologi Bocah Indonesia, menyebutkan jika pergerakan sperma untuk mencapai sel telur minimal 30 persen untuk yang progresif.
4. Jumlah sperma yang hidup (viabilitas)
Indikator selanjutnya adalah jumlah sperma yang hidup atau viabilitas. Sperma yang dikategorikan normal adalah jumlah sperma yang mampu bertahan hidup lebih dari 54 persen.
Apa Dampak Sperma Jelek?
Sperma yang tidak memenuhi kriteria WHO dapat berpotensi menyebabkan beberapa kondisi, seperti:
Kesulitan bagi pasangan suami istri untuk memiliki keturunan
Memiliki risiko keguguran yang tinggi (berkaitan dengan kualitas genetik sperma)
Bagaimana Cara Meningkatkan Kualitas Sperma Agar Tetap Sehat?
Agar menjaga kualitas serta jumlah sperma tetap sehat, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti:
Melakukan olahraga secara teratur minimal 30 menit per hari
Menjaga berat badan agar tetap ideal
Mengelola stres dengan baik
Hindari olahraga yang bisa berpengaruh terhadap suhu testis, misalnya bersepeda
Kesimpulan
Istilah sperma jelek adalah sperma yang tidak memenuhi standar kualitas minimal yang telah ditetapkan oleh WHO, baik dari segi jumlah, bentuk, gerak, hingga kemampuan hidupnya. Beberapa faktor bisa membuat sperma menjadi kurang baik, misalnya gaya hidup, paparan zat kimia, infeksi, hingga faktor genetik.
Salah satu cara untuk bisa mengetahui kondisi sperma adalah dengan melakukan pemeriksaan analisis semen. Tes analisis semen dilakukan dengan memeriksa kandungan sperma dalam sampel air mani. Dengan pemeriksaan tersebut, maka dapat diketahui apakah sperma seorang pria memenuhi indikator di atas atau tidak. Yuk, segera periksa kondisi sperma Ayah!
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di Whatsapp melalui tombol di bawah.
Bocah Indonesia adalah klinik kesuburan yang melayani konsultasi hingga tindakan operatif. Bocah Indonesia berada di bawah naungan PT Ibu Daya Lestari. Berada di Lantai 7 Rumah Sakit Primaya, Jl. MH Thamrin No.3, Cikokol, Tangerang, Banten, Indonesia.
Latest posts by Team Content Medis Bocah Indonesia (see all)