Pengaruh Usia pada Kualitas Ovum dan Risiko Kehamilan di Usia Lanjut

Usia Bertambah, Benarkah Kualitas dan Kuantitas Ovum Berubah

Seiring bertambahnya usia, tubuh Bunda mengalami berbagai perubahan, termasuk dalam hal reproduksi. Salah satu yang paling signifikan adalah perubahan pada ovum atau sel telur.

Seiring bertambahnya usia, jumlah ovum (sel telur) yang dimiliki Bunda semakin berkurang, begitu juga dengan kualitasnya. Penurunan ini dapat memengaruhi peluang keberhasilan program hamil, karena ovum yang berkualitas baik sangat penting untuk proses pembuahan.

Namun, apakah pengaruh usia pada kualitas ovum Bunda benar-benar terjadi? Untuk memahami lebih dalam, mari kita simak bagaimana usia memengaruhi kualitas ovum dan dampaknya pada program hamil.

Baca juga: Pantangan Makanan agar Cepat Hamil

Pengaruh Usia Pada Kualitas Ovum

Seiring bertambahnya usia, kualitas maupun kuantitas ovum (sel telur) Bunda cenderung menurun. Ovum yang sudah ada sejak lahir ini jumlahnya terus berkurang seiring waktu, sekaligus mengalami penurunan kualitas, yang dapat memengaruhi peluang keberhasilan program hamil.


Tanya Mincah tentang Promil?

New CTA WA

Kualitas ovum dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, riwayat operasi ovarium, dan adanya masalah pada ovarium (misalnya, tumor). Berikut adalah gambaran kualitas ovum berdasarkan usia:

Usia 20-an

Pada usia ini, Bunda berada di puncak kesuburannya. Kualitas sel telur masih sangat baik, dan risiko komplikasi saat kehamilan (seperti hipertensi atau diabetes) juga masih rendah. Ini adalah waktu terbaik untuk merencanakan kehamilan.

Usia 30-an

Pada usia ini, jumlah dan kualitas ovum sudah mulai menurun. Meskipun peluang kehamilan masih ada, kualitas ovum yang menurun dapat mempengaruhi keberhasilan pembuahan dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Di usia ini, sangat penting untuk memeriksakan diri secara rutin ke dokter untuk memastikan kesehatan reproduksi dan kualitas ovum.

Usia 40-an

Pada usia 40-an, jumlah dan kualitas ovum sudah sangat berkurang, sehingga peluang untuk hamil secara alami menjadi semakin kecil. Risiko kehamilan, seperti keguguran atau bayi lahir dengan kondisi tertentu (seperti sindrom Down), juga meningkat. Banyak Bunda yang memilih menjalani program hamil seperti inseminasi buatan atau bayi tabung (IVF) untuk meningkatkan peluang kehamilan.

Jika kualitas sperma terbaik berada di rentang usia 25-40 tahun, maka kualitas terbaik ovum berada pada usia 24 tahun. Mengetahui pengaruh usia terhadap kualitas ovum dapat membantu Bunda merencanakan kehamilan dengan lebih bijak dan mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kesuburan.

Kualitas Ovum dan Risiko Kehamilan di Usia Lanjut

Kualitas ovum sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kehamilan, terutama di usia lanjut. Semakin bertambah usia Bunda, kualitas dan jumlah ovum yang tersisa semakin menurun, yang bisa meningkatkan risiko saat hamil. Berikut beberapa penjelasan terkait kualitas ovum dan risiko kehamilan di usia lanjut:

1. Penurunan jumlah ovum

Seiring bertambahnya usia, jumlah ovum Bunda terus menurun. Di usia 30-an, jumlah sel telur yang tersisa sudah jauh lebih sedikit dibandingkan usia 20-an, dan penurunan ini semakin drastis di usia 40-an. Jumlah yang sedikit ini bisa mempersulit proses pembuahan.

2. Kualitas ovum menurun

Selain jumlah, kualitas ovum juga berkurang seiring usia. Ovum yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi mengalami kerusakan kromosom, yang bisa mempengaruhi perkembangan embrio setelah pembuahan.

3. Risiko keguguran meningkat

Ovum yang berkualitas rendah memiliki kemungkinan lebih besar mengalami keguguran. Di usia 40-an, risiko keguguran meningkat karena kualitas ovum yang menurun sehingga kehamilan di usia lanjut perlu perhatian ekstra.

4. Risiko bayi lahir dengan kondisi khusus

Pada usia lanjut, risiko melahirkan bayi dengan kondisi tertentu, seperti sindrom Down meningkat karena kualitas ovum yang sudah menurun. Ini disebabkan oleh masalah kromosom yang lebih sering terjadi pada ovum yang lebih tua.

5. Peluang hamil lebih kecil

Semakin bertambah usia, semakin kecil peluang Bunda untuk hamil secara alami karena kualitas dan jumlah ovum yang menurun. Namun, dengan bantuan teknologi reproduksi seperti IVF (bayi tabung), peluang kehamilan tetap ada.

6. Peran pemeriksaan rutin

Untuk Bunda yang berusia 35 tahun ke atas, pemeriksaan rutin sangat penting. Dokter dapat membantu memantau kondisi kesehatan ovum dan memberikan saran terkait program hamil yang tepat.

Meskipun ada risiko yang lebih besar di usia lanjut, dengan perencanaan yang baik dan dukungan medis yang tepat, Bunda dan Ayah tetap bisa memiliki peluang yang sehat untuk hamil.

Baca juga: Berapa Biaya Program Hamil Inseminasi?

Menjaga Kesehatan Ovum Meski Usia Bertambah

Menjaga kesehatan ovum meski usia bertambah sangat penting bagi Bunda yang sedang merencanakan kehamilan atau promil. Seiring bertambahnya usia, kualitas ovum memang cenderung menurun, tetapi ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan sel telur. Berikut beberapa tips sederhana yang bisa Bunda lakukan:

1. Pola makan sehat

Mengonsumsi makanan bergizi sangat penting untuk mendukung kesehatan ovum. Bunda bisa fokus pada makanan yang kaya akan antioksidan, seperti buah-buahan, sayuran hijau, dan biji-bijian, yang dapat melindungi sel telur dari kerusakan.

2. Olahraga teratur

Berolahraga secara rutin membantu menjaga keseimbangan hormon dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Bunda bisa memilih olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, atau berenang.

3. Hindari stres

Stres berlebihan dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan kesehatan ovum. Bunda dan Ayah bisa mencoba teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau hobi yang menyenangkan untuk mengelola stres.

4. Cukup tidur

Tidur yang cukup dan berkualitas membantu tubuh memulihkan diri dan menjaga keseimbangan hormon yang penting untuk menjaga kesehatan ovum.

5. Hindari rokok dan alkohol

Rokok dan alkohol dapat merusak kualitas ovum. Bunda disarankan untuk menghindari kebiasaan ini demi kesehatan reproduksi. Rokok mengandung nikotin dan bahan kimia beracun lainnya yang dapat mengganggu fungsi ovarium Bunda, merusak DNA dalam sel telur, dan mengurangi cadangan ovarium. 

Alkohol, terutama jika dikonsumsi berlebihan, dapat memengaruhi keseimbangan hormon, mengganggu proses ovulasi, dan meningkatkan risiko infertilitas. Menghindari rokok dan alkohol penting untuk menjaga kesehatan reproduksi, meningkatkan peluang kehamilan, serta mendukung perkembangan janin yang sehat.

6. Periksakan kesehatan secara rutin

Bunda bisa melakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk memantau memastikan ovum dalam kondisi baik dan mendapatkan saran yang tepat terkait program hamil.

Dengan langkah-langkah sederhana ini, Bunda bisa tetap menjaga kesehatan ovum meskipun usia terus bertambah, sehingga peluang untuk program hamil bisa lebih baik.

Jika Bunda berusia di atas 35 tahun dan sedang merencanakan kehamilan bersama Ayah, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan begitu, Bunda bisa mendapatkan panduan yang tepat dan dukungan medis yang dibutuhkan untuk meningkatkan peluang kehamilan yang sehat.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji