Beranda » BLOG » Kisah Sukses » Kehamilan Kembar Dennis Lim & Yunda Faisyah Setelah 5 Tahun Pernikahan
Kehamilan Kembar Dennis Lim & Yunda Faisyah Setelah 5 Tahun Pernikahan
Pasangan Dennis Lim atau yang biasa disapadiapa dengan Koh Dennis dan Yunda Faisyah tengah diliput kebahagiaan. Penantian keduanya untuk memiliki keturunan pun dijabah Tuhan.
Garis dua yang dinanti selama ini mewujudkan keinginan Koh Dennis dan Yunda untuk menjadi orang tua. Tak tanggung-tanggung, pasangan ini dikaruniai bayi kembar. Tentunya, kabar kehamilan ini menjadi salah satu hadiah pernikahan mereka yang ke-5.
Perjalanan Koh Dennis dan Yunda dalam mendapatkan buah hati tentu melalui perjalanan yang panjang. Menurut dr. Beeleonie, BMedSc, Sp.OG, Subsp. FER, dokter spesialis kandungan serta konsultan fertilitas Bocah Indonesia, menyebutkan bahwa Yunda mengalami beberapa masalah infertilitas, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), penebalan dinding rahim, serta kondisi saluran tuba yang tersumbat.
“Jadi, waktu Teh Yunda datang itu, ada kendala polycystic ovary syndrome (PCOS) karena Teh Yunda ini tidak setiap bulannya punya siklus menstruasi yang teratur. Jadi, tidak setiap bulannya punya masa subur. Selain itu, karena tidak tiap bulan menstruasi maka dinding rahimnya sangat tebal sekali. Kemudian, Teh Yunda juga punya permasalahan tuba yang tersumbat sehingga tempat pertemuan spermanya menjadi kendala,” ujar dr. Beeleonie.
Tidak hanya sang istri yang mengalami sejumlah kendala melainkan juga sang suami, Dennis Lim. Menurut penuturan dr. Gito Restiansyah Wasian, Sp.And, dokter spesialis andrologi Bocah Indonesia, menyebutkan jika Koh Dennis mengalami kelainan sperma yang disebut sebagai teratozoospermia. Di mana kondisi sperma memiliki bentuk dan ukuran yang tidak normal.
Tanya Ferly tentang Promil?
“Tiga hal yang kita periksa kondisi sperma, jumlahnya harus ramai, geraknya harus lincah, dan bentuknya harus bagus. Dari kasus ini (Dennis) gerakannya kurang oke,” ujar dr. Gito.
Ia juga menambahkan jika bentuk sperma memiliki peranan penting untuk mencapai sel telur agar terjadi pembuahan. Jika bentuknya tidak normal maka perlu dilakukan penanganan.
“Padahal bentuk ini penting banget untuk si sperma bertemu sel telur,” tambahnya.
Setelah mengalami sejumlah permasalahan pada organ reproduksi, keduanya pun mendapatkan penanganan atas kendala tersebut.
Pasang Surut Menjalani Program Hamil
Siapa sangka, perjalanan pasangan ini dalam menanti buah hati tidaklah mudah. Pasang surut dirasakan saat pasangan ini telah mencoba berbagai program hamil sebelumnya. Yunda Faisyah menjabarkan jika dirinya sempat mengalami positif hamil ‘palsu’. Kondisi ini terjadi lantaran infeksi saluran kemih yang dialaminya. Di mana urinenya mengandung hormon hCG yang merupakan hormon kehamilan.
“Tahun ketiga udah mulai banyak yang nanya kok belum hamil, mulai sibuk program hamil. Tahun itu juga sempat dinyatakan hamil positif palsu karena (hormon) hCG-nya itu ISK. Jadi urinenya itu mengandung hormon hCG, terus lanjut program lagi sana-sini. Tahun keempat kita vakum, nikmati masa-masa berdua. Terus barulah kita gabung dengan Bocah Indonesia,” ujar Yunda Faisyah.
Pasangan ini juga sempat menjalani program hamil inseminasi di klinik lain. Sayangnya, program hamil tersebut belum berhasil sebab Yunda mengalami pendarahan saat proses inseminasi akan dilakukan.
“Dari alami dulu, mulai dari makan terus dikasih cyclo progynova untuk melancarkan siklus. Terus konsumsi kurma muda, buah zuriat, sampai diurut. Terus akhirnya pernah inseminasi juga. Terus pas hari-H mau dimasukkin (inseminasi) pendarahan,” ujar Koh Dennis.
“Sampai akhirnya kita nunggu dulu 4-5 jam, akhirnya aku kontraksi dan pendarahan. Dan saat itu aku udah pesimis karena harusnya ngga ada pendarahan” tambah Yunda.
Menjalani Program Bayi Tabung (IVF)
Setelah menjalani berbagai program hamil, pasangan yang menikah secara ta’aruf ini pun menempuh program hamil bayi tabung atau IVF. Melalui program bayi tabung yang dijalani, Yunda pun menjalani tes praimplantasi genetik (PGT). Kini, keduanya pun dikaruniai bayi kembar.
PGT merupakan teknologi yang memungkinkan pemilihan embrio terbaik sebelum dimasukkan ke dalam rahim dan menempel pada dinding rahim. Hal ini untuk meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan melalui program bayi tabung juga kesehatan janin nantinya.
Menurut Koh Dennis selaku pendakwah juga menyebutkan jika program bayi tabung merupakan sah dilakukan bagi pasangan suami istri yang sah secara agama dan negara.
“Jadi, hukumnya boleh tapi harus dari ayah dan ibu yang sama. Kalau ayah ibu yang sama tapi nitip di rahim wanita lain itu nggak bisa atau melakukan donor sperma itu nggak bisa. Maka dari itu harus suami istri yang sah secara agama dan negara. Jadi, halal buat teman-teman yang mungkin masih ragu mau menjalani bayi tabung,” ujar Koh Dennis.
Pasangan ini juga memberikan pesan bagi para pejuang garis dua yang masih menantikan buah hati untuk tetap berdoa, berusaha, dan saling menguatkan hubungan satu sama lainnya.
“Yang pertama kita harus rida dengan keadaan sekarang. Semakin marah dengan takdir, semakin kita kecewa, semakin kita jauhi Allah. Padahal yang ngasih kita anak, yang bisa ngabulin doa-doa kita adalah dia. Terima dulu keadaan kita saat ini. Jalan ini yang Allah pilihkan agar kamu dibentuk menjadi ibu yang kuat. Kita harus sadar bahwa doa saja tidak cukup. Doa maksimal, ikhtiarnya juga harus maksimal. Jadi, yang perlu dikuatkan adalah hubungan pernikahan,” ucap Yunda.
“Semua perjuanganya itu tidak ada yang sia-sia. Bisa jadi surgamu tercapai karena sabarnya menanti keturunan, saling menyayangi dengan pasangan. Maka nikmatin, hargai keseharian setiap momennya,” sambung Koh Dennis.