Ini Yang Harus Dihindari Setelah Inseminasi

Ini Yang Harus Dihindari Setelah Inseminasi

Inseminasi adalah salah satu solusi bagi pasangan suami istri yang sulit mendapatkan kehamilan.

Prosedur inseminasi dilakukan dengan cara mengantarkan sperma ke dalam leher rahim. Nantinya, sperma akan berenang untuk mencapai sel telur di tuba falopi. Berbeda dengan program bayi tabung, proses pembuahan pada program hamil inseminasi terjadi di dalam rahim.

Inseminasi menjadi salah satu opsi bagi pasangan yang sulit mendapatkan keturunan karena masalah infertilitas. Rangkaian proses inseminasi dilakukan dengan memasukkan sperma Ayah yang telah diambil dan dicuci sebelumnya ke dalam rahim Bunda.

Pada prosesnya, wanita yang menjalani inseminasi perlu mengonsumsi  obat-obatan yang memicu pertumbuhan folikel ovarium untuk meningkatkan peluang berhasil saat pembuahan.

Baca juga: Proses Inseminasi Buatan : Penjelasan, Tahapan, Resiko


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Inseminasi Buatan

Inseminasi memiliki prosedur yang lebih singkat dibandingkan dengan program hamil teknologi reproduksi lainnya. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi para Bunda yang ingin menjalani program hamil inseminasi. Meski jarang terjadi namun kemungkinan ada risiko Bunda mengalami kondisi, seperti: perangsangan pada indung telur yang berlebih atau yang disebut juga Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS) hingga infeksi setelah prosedur.

1. Hasil inseminasi intrauterine (IUI)

Ketika Ayah Bunda telah menjalani program hamil inseminasi maka jangan langsung melakukan tes kehamilan. Ayah Bunda perlu menunggu selama 2 minggu sebelum melakukan tes tersebut. Sebab pengujian yang terlalu cepat bisa menyebabkan hasilnya:

Negatif palsu. Kondisi ini terjadi ketika hormon human chorionic gonadotropin (hCG) atau hormon kehamilan belum mencapai tingkat maksimal sehingga menyebabkan hasil tes pemeriksaan negatif.

Positif palsu. Kondisi ini terjadi jika obat pemicu ovulasi masih berada di tubuh sehingga dapat mengindikasikan kehamilan saat kondisinya sebenarnya tidak atau belum hamil.

2. Tingkat keberhasilan

Keberhasilan inseminasi ditentukan oleh kondisi masing-masing pasien. Menurut dr. Febriyan Nicolas, Sp.OG., M.Kes, dokter spesialis obstetri dan ginekologi Bocah Indonesia, menyebutkan jika tingkat keberhasilan inseminasi mencapai 10-15%.

“Angka keberhasilan inseminasi hanya sekitar 10-15%. Jadi, memang belum ada promil yang 100% berhasil. Tapi harus tetap semangat ya karena itu sudah meningkatkan persentase keberhasilan 2-3 kali lipat dari angka keberhasilan promil alami,” kata dr. Nico.

3. Risiko

Menjalani inseminasi juga bisa menimbulkan sejumlah risiko. Meski jarang terjadi, namun kondisi ini bisa saja terjadi pada pasien, seperti:

  • Infeksi pasca prosedur.
  • Pendarahan ringan pada vagina akibat selang kateter dimasukkan ke dalam rahim.
  • Indikasi hamil kembar bisa terjadi ketika Bunda menjalani inseminasi bersamaan dengan obat kesuburan lainnya. Nah, ada kemungkinan terjadinya komplikasi seperti kelahiran prematur hingga keguguran.

Baca juga: 6 Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabung yang Harus Anda Ketahui

Apa yang Harus Dihindari Setelah Inseminasi

Pasca melakukan prosedur inseminasi, Bunda mungkin akan mengalami kram perut atau bahkan pendarahan ringan yang bisa dialami selama 1-2 hari. Oleh karena itu, yang harus dihindari setelah inseminasi seperti melakukan aktivitas berat dan kurang istirahat.

Namun, bukan berarti Bunda harus istirahat total, ya. Bunda tetap bisa beraktivitas normal seperti biasa namun jangan berlebihan. Sejauh ini tidak ada pantangan untuk mengonsumsi makanan tertentu. Asalkan, selalu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, ya.

Jadi, jika Ayah Bunda ingin menjalani promil inseminasi, tidak perlu ragu dengan pantangan yang sempat dikhawatirkan. Namun, Ayah Bunda harus konsultasikan terlebih dahulu ke dokter sebelum memilih promil ini, ya.

Ingin berbagi informasi ini untuk Ayah Bunda pejuang garis dua lainnya? Bagikan artikel ini, yuk!

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Marianowski, P., et al. (2016). Do We Pay Enough Attention to Culture Conditions in Context of Perinatal Outcome after In Vitro Fertilization? Up-to-Date Literature Review. Biomed Res Int. 2016:2016:3285179. 
  • WebMD. Infertility and Artificial Insemination. 
  • Reindollar, R.H., et al. (2010). A randomized clinical trial to evaluate optimal treatment for unexplained infertility: the fast track and standard treatment (FASTT) trial. Fertil Steril. 2010 Aug;94(3):888-99.
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji