Tren Minum Kopi dan Bahaya Yang Dihadapi

Tren Minum Kopi dan Bahaya Yang Dihadapi

Konsumsi kopi yang berlebihan bisa memengaruhi kondisi kesehatan bahkan bisa menurunkan tingkat kesuburan.

Apakah Ayah Bunda gemar mengonsumsi kopi? Selain nikmat, minum kopi memang bisa membantu meningkatkan mood serta kemampuan untuk konsentrasi. Mengonsumsi kopi bahkan menjadi salah satu gaya hidup yang sering dilakukan oleh berbagai kalangan.

Sayangnya, untuk sebagian orang, minum kopi bisa menyebabkan jantung berdebar, sulit tidur, bahkan meningkatnya asam lambung. Secangkir kopi yang diseduh berkisar mengandung 95-200 miligram kafein.

Sedangkan pada secangkir kopi instan mengandung kafein lebih sedikit, yaitu berkisar 27-173 miligram. Maka tidak heran jika banyak orang yang mengonsumsi kopi untuk menahan kantuk karena kandungan kafein yang tinggi di dalamnya.

Baca juga: 6 Makanan Sehat yang Baik Dikonsumsi untuk program Hamil

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Apakah Minum Kopi Berbahaya untuk Kesehatan?

Biji kopi memiliki kandungan antioksidan yang tinggi sehingga dapat membantu mencegah penyakit, seperti liver, Parkinson, dan juga demensia.

Meski nikmat, mengonsumsi kopi setiap hari bisa berdampak pada kesehatan sehingga mendatangkan efek samping yang berbahaya untuk tubuh. Berikut beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan jika mengonsumsi kopi setiap hari:

1. Menyebabkan sulit tidur

Salah satu efek samping yang mungkin ditimbulkan akibat mengonsumsi kopi berlebihan adalah gangguan tidur. Mungkin banyak yang memilih kopi untuk menghilangkan kantuk karena kandungan kafein di dalamnya.

Namun, mengonsumsi kafein juga bisa memblokir senyawa kimia yang dapat memicu kantuk yang disebut adenosin.

Jika gangguan tidur ini muncul setiap hari akibat minum kopi maka bisa menyebabkan Ayah Bunda mengalami insomnia. Jika insomnia berlangsung dalam jangka waktu cukup lama maka bisa mengganggu kesehatan lainnya.

2. Menyebabkan masalah pencernaan

Efek samping lainnya yang ditimbulkan jika mengonsumsi kopi adalah masalah pencernaan. Hal ini bisa terjadi pada orang yang memiliki saluran pencernaan cukup sensitif.

Kafein yang terkandung pada kopi bisa menyebabkan melemahnya otot katup kerongkongan bagian bawah. Kondisi ini tentu membuat katup tidak dapat menahan cairan asam lambung sehingga naik ke kerongkongan dan menyebabkan refluks asam lambung atau gastroesphageal reflux disease (GERD).

Bagi Ayah Bunda yang memiliki pencernaan sensitif, sebaiknya hati-hati. Pasalnya, mengonsumsi kopi dalam keadaan perut kosong bisa menyebabkan luka parah atau masalah pada lambung. Kadar asam yang tinggi bisa bersifat korosif sehingga akan membuat lambung menjadi iritasi.

3. Memicu rasa cemas

Ayah Bunda pernah merasa berdebar atau cemas setelah minum kopi? Nah, ini merupakan salah satu respons tubuh akibat mengonsumsi kopi setiap hari.

Kandungan kafein dalam kopi dapat meningkatkan senyawa katekolamin dalam darah. Senyawa tersebut dapat menyebabkan tubuh memberikan respons seperti menghadapi ketakutan.

Kondisi ini bisa terjadi jika Ayah Bunda mengonsumsi kopi berlebihan dalam satu hari maka respons tubuh yang diberikan bisa lebih intens.

4. Menyebabkan tekanan darah meningkat

Efek samping lainnya yang ditimbulkan setelah mengonsumsi kopi berlebihan adalah dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini lantaran kafein akan memblokir hormon-hormon yang membuat pembuluh darah melebar. Nah, kondisi ini tentu menyebabkan pembuluh darah menyempit sehingga meningkatkan tekanan darah pada tubuh.

5. Frekuensi buang air kecil meningkat

Jika Ayah Bunda mengalami sering buang air kecil maka kondisi ini bisa disebabkan akibat mengonsumsi kopi yang mengandung kafein. Pasalnya, kafein pada kopi memiliki sifat diuretik atau meningkatkan urine. Maka tidak heran jika minum kopi setiap hari bisa menimbulkan frekuensi buang air lebih kecil menjadi lebih sering.

Menurut jurnal yang diterbitkan American Journal of Physiology-Renal Physiology, menyebutkan jika kafein dapat menghambat proses penyerapan kembali zat-zat yang penting untuk tubuh atau reabsorpsi.

Nah, penghambatan reabsorpsi ini menyebabkan zat-zat tersebut dibuang melalui urine. Oleh sebab itu, frekuensi buang air kecil akan meningkat.

6. Merusak otot

Mengonsumsi kopi setiap hari dalam jangka waktu yang panjang bisa menimbulkan risiko kerusakan otot. Meski jarang terjadi namun risiko ini mungkin saja terjadi.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Human and Experimental Toxicology, menyebutkan jika minum kopi setiap hari dengan kadar kafein yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan otot rangka atau rhabdomyolysis.

Baca juga: 7 Tips Pola Hidup Sehat Agar Cepat Hamil

Apakah Minum Kopi Memengaruhi Kesuburan?

Meski nikmat dikonsumsi sehari-hari namun mengonsumsi kopi bisa memengaruhi kondisi kesuburan, lho. Hal ini lantaran kopi mengandung kafein.

Menurut dr. Febriyan Nicolas, Sp.OG., M.Kes., dokter spesialis obstetri dan ginekologi Bocah Indonesia menyebutkan jika batas kafein yang dikonsumsi oleh Bunda yang sedang promil maksimal 200 mg per hari.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Epidemiology menyebutkan jika mengonsumsi kafein dalam jumlah yang berlebihan bisa membuat wanita menjadi sulit hamil.

Selain itu, mengonsumsi lebih dari dua cangkir kopi sehari juga bisa menyebabkan peluang keberhasilan program bayi tabung menurun. Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut kaitan asupan kafein dengan kondisi kesuburan.

Nah, perlu diingat jika kafein juga terkandung dalam cokelat dan juga teh. Pastikan untuk mengonsumsinya tidak dalam jumlah yang berlebihan, ya.

Itu dia Ayah Bunda penjelasan terkait efek kopi terhadap kesehatan dan juga kesuburan. Mulai hidup sehat sebelum menjalani promil agar hasilnya makin optimal. Jangan pernah bosan berjuang karena #SelaluAdaHarapan.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Lyngso, J., et al. (2017). Association between coffee or caffeine consumption and fecundity and fertility: a systematic review and dose-response meta-analysis. Clin Epidemiol. 2017 Dec 15;9:699-719. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29276412/
  • Bu, F.L., et al. (2020). Relationship between caffeine intake and infertility: a systematic review of controlled clinical studies. BMC Womens Health. 2020; 20: 125. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7298863/ 
  • Ricci, E., et al. (2017). Coffee and caffeine intake and male infertility: a systematic review. Nutr J. 2017; 16: 37. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5482951/
  • Fenton, R.A., et al. (2015). Caffeine-induced diuresis and natriuresis is independent of renal tubular NHE3. American Journal of Physiology-Renal PhysiologyVol. 308, No. 12. https://journals.physiology.org/doi/full/10.1152/ajprenal.00129.2015 
  • Chiang, W.F., et al. (2014). Rhabdomyolysis induced by excessive coffee drinking. Human and Experimental Toxicology, 2014, Vol. 33(8) 878–881. https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/0960327113510536
Avatar photo
Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji