Torsio Testis: Efek Jangka Panjang Terhadap Kesuburan Pria

Torsio Testis Efek Jangka Panjang terhadap Kesuburan Pria

Torsio testis adalah sebuah kondisi gawat darurat, yang memerlukan pembedahan segera demi menyelamatkan organ reproduksi utama pria.

Kesehatan organ reproduksi dan kesuburan adalah hal yang sangat penting bagi pria dan pasangan yang ingin memulai sebuah keluarga. Di antara berbagai faktor yang dapat memengaruhi kesuburan pria, torsio testis menjadi isu yang penting dan perlu diwaspadai. Kondisi ini tergolong kegawatdaruratan medis, yang terutama dialami oleh anak-anak dan remaja.

Apa itu torsio testis?

Torsio testis atau testis yang terpuntir adalah kondisi akut yang menyerang 1 dari 4.000 laki-laki berusia <25 tahun. Kondisi yang tergolong kegawatdaruratan medis ini paling umum terjadi di masa pubertas, yakni antara usia 12 hingga 18 tahun dan terjadi akibat rotasi korda spermatika. Korda spermatika adalah jalinan seperti kabel yang merupakan kumpulan pembuluh darah, saraf, dan saluran yang mengalir dari dan ke dalam testis.

Pada torsio testis, testis berputar sehingga korda spermatika yang membawa darah ke dalam skrotum (kantong zakar) ikut terpuntir. Berkurangnya aliran darah (iskemia) menyebabkan nyeri dan pembengkakan hebat dan tiba-tiba pada skrotum. Nyeri perut juga bisa muncul, disertai mual dan muntah. Anak laki-laki yang mengalami torsio testis biasanya terbangun karena nyeri skrotum di tengah malam atau dini hari.

Rotasi dan berkurangnya aliran darah ke testis pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan dan kematian jaringan testis. Inilah mengapa kondisi ini harus segera ditangani melalui pembedahan darurat untuk mencegah kerusakan permanen. Testis yang terdampak dapat diangkat seluruhnya melalui prosedur orkiektomi (bila ada indikasi kerusakan testis yang permanen) atau dikoreksi secara manual melalui prosedur orkiopeksi (bila belum ada kerusakan testis).

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Sebagai patokan, kemungkinan testis selamat sekitar 90 persen bila pembedahan dilakukan dalam waktu sekitar 4-6 jam sejak dimulainya torsio. Angka ini turun hingga 50 persen setelah 12 jam dan hanya 10 persen bila pembedahan dilakukan setelah 24 jam. Kadang-kadang korda spermatika dapat terpuntir dan kembali normal secara spontan. Ini disebut torsio dan detorsio. Meski bisa “sembuh sendiri”, kondisi ini sesungguhnya membuat torsio testis lebih mungkin terjadi kembali. Rasa nyeri yang hilang dapat membuat seseorang mengabaikannya. Namun ingat, individu harus tetap ke dokter untuk mendapatkan evaluasi dan solusi untuk mencegah torsio testis di kemudian hari.

Penyebab torsio testis

Hingga kini, belum diketahui mengapa torsio testis bisa terjadi. Sebagian besar pria yang mengalaminya memiliki sifat bawaan yang memungkinkan testis berputar bebas di dalam skrotum. Meski demikian, tidak semua pria dengan sifat bawaan tersebut akan mengalami torsio testis. 

Torsio testis juga kerap terjadi beberapa jam setelah aktivitas fisik yang berat, pasca cedera ringan pada testis, atau saat tidur. Suhu dingin atau pertumbuhan testis yang cepat di masa pubertas juga mungkin berperan.

Efek torsio testis pada kesuburan pria

Banyak studi ilmiah menyatakan bahwa torsio testis memengaruhi kesuburan pria di masa dewasa. Dan karenanya, bisa menjadi salah satu penyebab penting dari infertilitas sekunder pada pria. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa jumlah dan vitalitas sperma tergolong buruk pada lebih dari 50 persen pria dengan torsio testis. Namun demikian, studi di tahun 2016 menyimpulkan hal yang kontradiktif.

Saat itu, Gielchinsky dkk. meneliti 63 pria yang rerata usianya 20 tahun saat mengalami torsio testis. Ditemukan bahwa pada kelompok pria ini, tingkat kehamilan (pregnancy rate) tidak berbeda dengan populasi pada umumnya, yakni 90,2 persen pada yang menjalani orkiektomi dan 90,9 persen pada yang menjalani orkiopeksi. Sementara itu, angka kehamilan pada populasi umum berada di rentang 82-92 persen. Waktu untuk mencapai kehamilan (time to pregnancy) juga dalam rentang yang diterima di populasi umum, yakni antara 6-12 bulan. 

Di tahun 2020, sebuah studi yang lebih komprehensif oleh Zhang dkk. semakin menguatkan temuan tersebut. Studi ini menyelidiki dampak torsio testis unilateral (pada satu sisi) terhadap kesuburan pria dewasa dengan mempertimbangkan faktor durasi, keparahan, dan usia saat mengalami torsio testis, serta prosedur bedah yang dijalani (orkiektomi atau orkiopeksi).

Dalam studi ini, dari 72 pria dengan torsio testis, 49 di antaranya menjalani orkiektomi dan 23 sisanya menjalani reposisi testis atau orkiopeksi. Pada kelompok pria yang menjalani orkiektomi, angka kehamilan dan median waktu untuk mencapai kehamilan masing-masing sebesar 83,7 persen dan 1,6 tahun. Sedangkan pada kelompok pria yang menjalani orkiopeksi, angka ini sebesar 91,3% dan 0,75 tahun. 

Agar analisis lebih terarah dan mendalami, peneliti membagi partisipan ke dalam 3 kelompok berdasarkan usia saat mengalami torsio testis. Yakni, kelompok usia kurang dari 14 tahun, antara 14-18 tahun, dan lebih dari 18 tahun. Ditemukan bahwa angka kehamilan jauh lebih tinggi pada kelompok pria yang mengalami torsio testis sebelum usia 14 tahun (94,6%), dibandingkan dengan yang mengalaminya di usia remaja (85,5%) maupun dewasa (57,1%). Artinya, usia saat mengalami torsio testis sangat berpengaruh terhadap kesuburan pria di masa depan dan bahwa torsio testis yang terjadi pada masa kanak-kanak tidak memengaruhi kesuburan pria secara bermakna di masa dewasa.

Secara teori, hal ini menunjukkan bahwa mekanisme kompensasi pada testis yang tidak terdampak berperan penting dalam menjaga kesuburan pria. Seiring bertambahnya usia saat mengalami torsio testis, kemampuan kompensasi ini tampaknya berkurang. 

Studi ini juga menjelaskan dampak intervensi bedah terhadap kesuburan pria. Kala torsio testis terjadi, waktu hingga kelainan diatasi (time to treatment) menjadi sangat krusial. Agar fungsi testis bisa sebanyak mungkin terselamatkan, torsio harus dilepaskan dalam waktu 6 jam sejak awal kejadian.

Pilihan pembedahan dapat mencakup orkiektomi, yakni pengangkatan testis yang terdampak, atau orkiopeksi, yakni melepaskan torsio dan memulihkan aliran darah. Studi di atas menunjukkan bahwa pria yang menjalani orkiopeksi memiliki status kesuburan yang lebih baik ketimbang pria yang menjalani orkiektomi. Fakta ini menekankan pentingnya mempertahankan testis yang cedera bila memungkinkan, khususnya bagi pria yang berusia lebih dari 18 tahun. 

Kesimpulan

Dampak negatif torsio testis pada kesuburan bisa ada bila kondisi ini timbul pada usia di atas 18 tahun. Namun, bagi Ayah yang pernah mengalaminya di masa kanak-kanak atau remaja, jangan dulu khawatir karena biasanya kesuburan tidak terpengaruh secara bermakna. Untuk memastikan kesuburan Ayah, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter dan menjalani fertility workup bersama pasangan.

Artikel ini ditinjau secara medis oleh Dr. Fiona Amelia, MPH

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Arap MA, Vicentini FC, Cocuzza M, Hallak J, Athayde K, Lucon AM, Arap S, Srougi M. Late hormonal levels, semen parameters, and presence of antisperm antibodies in patients treated for testicular torsion. Journal of andrology. 2007 Jul 8;28(4):528-32.
  • Gielchinsky I, Suraqui E, Hidas G, Zuaiter M, Landau EH, Simon A, Duvdevani M, Gofrit ON, Pode D, Rosenberg S. Pregnancy rates after testicular torsion. The Journal of urology. 2016 Sep 1;196(3):852-5.
  • Jacobsen FM, Rudlang TM, Fode M, Østergren PB, Sønksen J, Ohl DA, Jensen CF. The impact of testicular torsion on testicular function. The world journal of men’s health. 2020 Jul;38(3):298.
  • Törzsök P, Steiner C, Pallauf M, Abenhardt M, Milinovic L, Plank B, Rückl A, Sieberer M, Lusuardi L, Deininger S. Long-term follow-up after testicular torsion: prospective evaluation of endocrine and exocrine testicular function, fertility, oxidative stress and erectile function. Journal of Clinical Medicine. 2022 Nov 2;11(21):6507.
  • Zhang X, Zhang J, Cai Z, Wang X, Lu W, Li H. Effect of unilateral testicular torsion at different ages on male fertility. Journal of International Medical Research. 2020 Apr;48(4):0300060520918792.
Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji