Beranda » BLOG » Program Hamil » Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Terkait Suntik Hormon untuk Hamil
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Terkait Suntik Hormon untuk Hamil
Salah satu penyebab pasangan sulit mendapatkan keturunan disebabkan oleh masalah kesuburan. Masalah kesuburan atau infertilitas bisa dialami oleh pria maupun wanita. Penyebabnya pun beragam, mulai stres, gangguan hormon, hingga adanya masalah pada organ reproduksi.
Untuk mendapatkan kehamilan, kondisi organ reproduksi harus dalam keadaan optimal agar sel telur dapat dibuahi oleh sperma. Salah satu yang tidak kalah penting adalah kadar hormon dalam tubuh juga harus seimbang. Kadar hormon reproduksi yang tidak seimbang bisa menyebabkan gangguan ovulasi. Kondisi ini bisa menyebabkan Anda sulit mendapatkan kehamilan.
Salah satu cara mengatasi hal tersebut adalah melakukan terapi kesuburan dengan suntik hormon untuk hamil. Suntik hormon yang diberikan adalah human chorionic gonadotropin (hCG).
Beta hCG atau hormon hCG merupakan hormon yang memiliki peran penting dalam proses kehamilan. Hormon hCG adalah hormon yang yang dibentuk oleh sel-sel trophoblast embrio. Kadar hormon ini akan meningkat ketika seorang wanita dinyatakan positif hamil.
Cara mengetahui keberadaan hormon ini adalah dengan melakukan tes kehamilan menggunakan test pack maupun tes darah. Bila kadar beta-hCG tinggi maka indikator pada alat test pack akan menunjukkan garis dua.
Tanya Ferly tentang Promil?
Beta-hCG memiliki peran dalam mempertahankan hormone progesteron agar kehamilan berjalan lancar hingga waktu persalinan.
Suntik hormon dilakukan sebagai terapi penyubur kandungan bagi pasangan yang sulit mendapatkan keturunan. Fungsinya adalah membantu indung telur (ovarium) untuk melepaskan sel telur selama masa subur secara optimal.
Suntik hormon ini biasanya dilakukan dengan wanita yang memiliki kondisi sebagai berikut:
- Gangguan hormon
- Ovulasi yang tidak teratur
- Masalah infertilitas yang tanpa diketahui penyebabnya
(Baca juga: Peran Penting Hormon Beta-hCG Pada Terapi Mencapai Kehamilan)
Kapan Waktu Terbaik Suntik Hormon untuk Hamil?
Sebelum melakukan terapi hormon ini tentu Anda perlu melakukan konsultasi dengan dokter. Terapi ini bisa dilakukan dengan bantuan dokter atau melakukannya sendiri di rumah dengan cara yang diajarkan oleh dokter. Meski begitu, terapi ini tidak bisa dilakukan pada sembarang waktu.
Pada umumnya, dokter akan melakukan suntik beta-hCG setelah memastikan jika folikel sel telur belum matang di ovarium. Penyuntikan ini dilakukan satu kali setiap siklus sebelum ovulasi terjadi.
Untuk mengetahui kapan ovulasi terjadi, Anda dapat menghitungnya dengan kalkulator masa subur. Dokter akan membantu Anda untuk menemukan kapan waktu yang tepat melakukan suntik hormon ini. Terapi beta-hCG ini akan membantu ovarium melepas sel telur yang sudah matang untuk dibuahi oleh sperma sehingga dapat meningkatkan peluang kehamilan.
Bagaimana Cara Kerja Suntik Hormon hCG?
Pada dasarnya, suntik hormon dilakukan bagi pasangan yang memiliki masalah infertilitas untuk memicu indung telur berovulasi. Hormon ini akan merangsang corpus luteum agar memproduksi hormon progesterone untuk menyiapkan dinding rahim sebagai tempat menempelnya embrio.
Berikut cara kerja suntik hormone hCG untuk program hamil:
- Suntikan hormon akan membantu pelepasan sel telur ketika ada folikel telur yang belum matang di ovarium
- Jika suntikan bekerja dengan baik maka wanita akan mengalami ovulasi dalam 36 jam
- Anda dan pasangan dapat berhubungan suami istri dalam 36 jam untuk mendapatkan peluang terjadinya pembuahan
Suntik hormon hCG ini dapat membantu meningkatkan peluang kehamilan jika dilakukan dengan program hamil, seperti inseminasi intrauterine (IUI) atau bayi tabung (IVF).
Meski telah melakukan suntik hormon hCG namun Anda tidak dapat langsung melakukan tes kehamilan begitu saja. Setidaknya membutuhkan waktu dua minggu setelah melakukan terapi hormon atau berhubungan suami istri.
Melakukan tes kehamilan yang terlalu dini bisa menimbulkan risiko hasil test pack positif palsu (false positive). Nantinya, beta-hCG akan terdeteksi melalui darah maupun urin.
(Baca juga: 4 Manfaat Terapi Hormon untuk Program Hamil )
Adakah Efek Samping yang Ditimbulkan Suntik Hormon untuk Hamil?
Sama dengan jenis obat lainnya, suntik hCG ini juga bisa menimbulkan risiko efek samping pada penggunanya. Hal ini bisa terjadi pada wanita yang memiliki alergi pada obat-obatan tertentu. Meski jarang terjadi, Anda perlu mempertimbangkannya dan konsultasikan hal tersebut dengan dokter.
Umumnya, efek samping yang terjadi setelah melakukan suntik beta-hCG adalah mengalami kenaikan berat badan. Kondisi ini terjadi karena adanya penumpukan cairan tubuh. Efek samping lainnya adalah kemungkinan payudara terasa sakit atau bengkak.
Bagi wanita yang mengalami alergi, gejala yang ditimbulkan menandai adanya reaksi alergi seperti gatal-gatal, sulit bernapas, adanya pembengkakan pada wajah baik pada bibir hingga tenggorokan.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut maka segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan yang tepat.
Suntik hormon juga bisa meningkatkan risiko terhadap sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS). Hal ini bisa menyebabkan ovarium melepaskan sel telur lebih banyak dari seharusnya. OHSS bisa menimbulkan gejala, seperti sakit perut, diare, perut kembung, serta muntah-muntah.
Efek samping bisa mereda ketika tubuh telah beradaptasi dengan adanya perubahan hormon. Oleh sebab itu, pentingnya melakukan pemeriksaan kesuburan terlebih dahulu dan konsultasikan kondisi Anda dengan dokter.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
- Wang, W., et al. (2011). The time interval between hCG priming and oocyte retrieval in ART program: a meta-analysis. Journal of Assisted Reproduction and Genetics volume 28, pages 901–910 (2011).
- Jarvela, I.Y., et al. (2010). Improved pregnancy rate with administration of hCG after intrauterine insemination: a pilot study. Reproductive Biology and Endocrinology volume 8, Article number: 18 (2010).
- Theofanakis, C., et al. (2017). Human Chorionic Gonadotropin: The Pregnancy Hormone and More. Int. J. Mol. Sci. 2017, 18(5), 1059.
- Nwabuobi, C., et al. (2017). hCG: Biological Functions and Clinical Applications. Int J Mol Sci. 2017 Oct; 18(10): 2037.
Artikel Terkait:
- Ciri Janin Lapar dalam Kandungan: Apa yang Harus…
- Hubungan Intim saat Hamil 9 Bulan: Apa yang Perlu…
- Suntik Tetanus Saat Hamil, Apakah Aman?
- 7 Makanan yang Dilarang Untuk Program Hamil yang…
- Rangkaian Tes Kesuburan Pria yang Harus Kamu Ketahui…
- Testpack Positif Samar, Apakah Tanda Hamil? dan Apa…
- 7 Cara Meningkatkan Hormon Estrogen Untuk Program Hamil
- 6 Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabung yang Harus…