Sperma Menggumpal, Apa Efeknya?

Sperma yang Menggumpal, Apa Efeknya

Selain jumlah, pergerakan, dan bentuk sperma, ada faktor lain yang memengaruhi kesuburan pria, yakni penggumpalan atau aglutinasi sperma.

Ketika membahas mengenai infertilitas pria, salah satu faktor yang sering diabaikan adalah kualitas sperma. Meskipun jumlah sperma yang kurang atau motilitas (pergerakan) yang buruk lebih sering disebut-sebut, kondisi sperma yang menggumpal adalah masalah lain yang dapat memengaruhi kemampuan pria untuk mendapatkan keturunan.

Penggumpalan atau istilah medisnya aglutinasi pada sperma menandakan infertilitas yang lebih kompleks, melibatkan faktor imunologi. Itulah mengapa ini menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan ketika mencari penyebab infertilitas

Apa itu Aglutinasi Sperma?

Aglutinasi sperma adalah suatu kondisi di mana sperma saling menempel (adhesi) sehingga membentuk gumpalan yang dapat mengganggu pergerakan dan kemampuannya dalam membuahi sel telur. Kelainan ini dapat diamati pada saat melakukan analisis mikroskopis pada sampel cairan sperma.

Hasil dari analisis sampel cairan sperma dapat menunjukkan:


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

  • Aglutinasi positif, yang berarti sperma motil (mampu bergerak optimal) terlihat saling menempel, bergerombol.
  • Aglutinasi negatif, yang berarti tidak ada sperma motil yang saling menempel.

Bagian yang saling menempel dari sperma ini bisa dari kepala ke kepala, ekor ke ekor, kepala ke ekor atau terpilin seperti benang kusut. Penggumpalan biasanya terjadi akibat adanya antibodi antisperma. Antibodi ini melekat di permukaan sperma dan menyebabkan sesama sperma saling menempel.

Baca Juga : Proses Fertilisasi: Penggabungan Sel Telur dan Sperma

Aglutinasi vs Agregasi sperma

Sebelumnya, perlu dibedakan terlebih dulu apa itu aglutinasi dengan agregasi. Meski aglutinasi dan agregasi sperma kelihatannya sama, ada perbedaan antara kedua konsep tersebut.

Aglutinasi vs Agregasi sperma

Aglutinasi adalah ketika sperma motil atau sperma yang mampu bergerak optimal saling menyatu. Sedangkan agregasi adalah ketika sperma imotil atau yang tidak bergerak saling menempel, atau kala sperma motil maupun imotil menempel pada lendir atau sel lain yang bukan sperma. Di samping itu, agregasi sperma lebih bersifat nonspesifik dan karenanya kurang bermakna secara klinis dibandingkan aglutinasi sperma.

Derajat Aglutinasi Sperma

Ada berbagai derajat aglutinasi yang mempunyai konsekuensi bermakna terhadap kesuburan pria dan peluang untuk memiliki keturunan. Derajat aglutinasi ini diperiksa menggunakan mikroskop khusus dengan pembesaran 200-400 kali.

Sesuai WHO Laboratory Manual for the Examination and Processing of Human Semen edisi ke-6, ada empat derajat aglutinasi sperma yang ditentukan oleh jumlah sperma yang menempel. Detilnya dijelaskan di dalam tabel di bawah ini.

Derajat Aglutinasi Sperma

Proporsi aglutinasi sperma yang tinggi dapat menjadi penyebab infertilitas pria. Adhesi sperma menghambat pergerakan progresifnya dan karena itu, mencegah terjadinya pembuahan. Bila sel sperma tidak mampu bergerak dengan baik di sepanjang saluran reproduksi wanita, maka tidak akan bisa bertemu dan membuahi sel telur. Kehamilan pun tidak akan terjadi.

Penyebab Aglutinasi Sperma

Aglutinasi sperma dapat menunjukkan adanya antibodi antisperma di dalam semen (cairan sperma). Antibodi ini mengenali membran atau lapisan permukaan sel sperma dan mengikatnya, membentuk gumpalan. Kondisi ini dapat menyebabkan apa yang disebut dengan infertilitas imunologis, yang menyumbangkan sekitar 7 persen kasus infertilitas pada pria. Keberadaan antibodi ini dapat ditentukan melalui uji Mixed Antiglobulin Reaction (MAR).

Penyebab Aglutinasi Sperma

Saat menginterpretasi hasil pemeriksaan, riwayat gangguan pada saluran reproduksi pria perlu diperhitungkan, seperti ada tidaknya sumbatan pada saluran sperma atau riwayat infeksi menular seksual. Keberadaan antibodi antisperma pada pasien dengan jumlah sperma yang sedikit (oligozoospermia) mungkin mencerminkan adanya sumbatan pada satu sisi saluran sperma. Kemunculan antibodi tersebut pada pasien infertil mungkin berhubungan dengan infeksi chlamydia atau mycoplasma.

Selain itu, ada pula kemungkinan penyebab lain dari aglutinasi sperma:

  • Konsentrasi sperma yang sangat tinggi dalam sampel cairan sperma.
  • Perubahan pH cairan sperma karena adanya masalah pada kelenjar aksesori (prostat atau Cowper) akibat proses peradangan atau infeksi.
  • Peningkatan suhu tubuh saat terjadi demam.
  • Adanya bakteri tertentu yang memicu penggumpalan sperma.

Beberapa faktor juga diperkirakan meningkatkan keberadaan aglutinasi sperma ini, seperti testis yang terpuntir, trauma pada skrotum (kantong zakar), varikokel, infeksi saluran kemih, dan operasi pada testis.

Baca Juga : Faktor Lingkungan Bisa Pengaruhi Kesuburan?

Cara mengatasi Aglutinasi Sperma

Aglutinasi sperma diatasi sesuai dengan penyebabnya. Apabila disebabkan oleh demam atau infeksi, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya setelah infeksi diobati dan dibiarkan menyembuh selama beberapa waktu. Setelah itu, dilakukan analisis ulang untuk melihat apakah aglutinasi sperma sudah menghilang.

Kasus aglutinasi sperma yang ringan hingga sedang dapat diobati dengan penggunaan obat-obatan dan suplemen. Pemberian vitamin sangat dianjurkan, khususnya vitamin C yang mengaktifkan protein antiaglutinin, yakni protein yang membuat sperma tidak menggumpal. 

Pada kasus yang berat, aglutinasi sperma mungkin tidak dapat diobati. Dan bila pria masih menginginkan keturunan, cara terbaik untuk hamil adalah melalui program bayi tabung dengan ICSI (intracytoplasmic sperm injection). Melalui cara ini, sperma akan di kapasitasi terlebih dulu. Yakni, sperma motil yang mampu bergerak cepat lurus dipisahkan dari sperma lainnya, yang mengalami aglutinasi dan imotil (tidak bergerak). Selanjutnya, dipilih sperma berkualitas terbaik untuk dimasukkan ke dalam sel telur.

Penutup

Aglutinasi sperma adalah sebuah parameter yang selalu diperhitungkan saat melakukan pemeriksaan mikroskopis cairan sperma. Keberadaannya tak selalu mengindikasikan infertilitas, namun berpotensi membuat sperma sulit bergerak dan membuahi sel telur. 

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Berger GK, Smith‐Harrison LI, Sandlow JI. Sperm agglutination: Prevalence and contributory factors. Andrologia. 2019 Jun;51(5):e13254.
  • Björndahl L, Brown JK. The sixth edition of the WHO Laboratory Manual for the Examination and Processing of Human Semen: ensuring quality and standardization in basic examination of human ejaculates. Fertility and sterility. 2022 Feb 1;117(2):246-51.
  • Chereshnev VA, Pichugova SV, Beikin YB, Chereshneva MV, Iukhta AI, Stroev YI, Churilov LP. Pathogenesis of autoimmune male infertility: Juxtacrine, paracrine, and endocrine dysregulation. Pathophysiology. 2021 Oct 15;28(4):471-88.
  • Cui D, Han G, Shang Y, Liu C, Xia L, Li L, Yi S. Antisperm antibodies in infertile men and their effect on semen parameters: a systematic review and meta-analysis. Clinica Chimica Acta. 2015 Apr 15;444:29-36.
  • Hildebrand MS, Avenarius MR, Smith RJH. CATSPER-Related Male Infertility. 2009 Dec 3 [Updated 2017 Mar 23]. In: Adam MP, Mirzaa GM, Pagon RA, et al., editors. GeneReviews® [Internet]. Seattle (WA): University of Washington, Seattle; 1993-2023. Table 1. [Semen Analysis]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK22925/table/catsper-mi.T.semen_analysis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji