6 Penyebab Gangguan Menstruasi pada Remaja yang Perlu Diketahui Orang Tua

6 Penyebab Gangguan Menstruasi pada Remaja

Gangguan menstruasi sangat umum dialami oleh remaja.  Gangguan menstruasi yang muncul berbeda-beda, seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, pendarahan berlebihan, rasa nyeri berlebihan, hingga volumenya yang terlalu sedikit.

Menstruasi terjadi pada wanita ketika memasuki usia remaja. Dalam situasi ini, tubuh remaja akan memulai pengalaman menstruasi. Dimana terdapat perubahan hormon yang sangat signifikan. Kondisi ini bisa menyebabkan siklus menstruasi remaja tidak teratur. Bahkan pada kondisi tertentu, bisa menyebabkan 2 kali menstruasi dalam sebulan.

Pada beberapa remaja, sangat mungkin mengalami siklus menstruasi yang lebih pendek sehingga kondisi ini menyebabkan menstruasi jadi lebih sering terjadi. Namun, pada sebagian remaja lainnya justru mengalami siklus yang lebih panjang daripada biasanya.

Selain itu, gangguan menstruasi yang mungkin dialami pada remaja, seperti nyeri berlebihan, pendarahan berlebihan, hingga volume darah yang keluar terlalu sedikit maupun terlalu banyak. Meski sering dianggap wajar, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan serius jika tidak segera ditangani.

Baca juga: Mengenal Fase Menstruasi pada Wanita, Yang Keempat Jangan Sampai Lupa 


Tanya Mincah tentang Promil?

New CTA WA

Apa Saja Faktor Penyebab Gangguan Menstruasi?

Terdapat beberapa faktor penyebab yang menimbulkan gangguan menstruasi pada remaja, seperti:

1. Kondisi hormon yang tidak stabil

Salah satu penyebab gangguan siklus menstruasi pada remaja adalah hormon yang tidak stabil. Ketika hormon pada seorang remaja tidak stabil maka bisa memengaruhi volume perdarahan saat menstruasi.

Wanita yang baru beranjak remaja memiliki hormon yang berfluktuasi atau naik turun sehingga dapat berpengaruh pada siklus menstruasi di periode berikutnya.

2. Stres

Gangguan menstruasi yang mungkin dialami juga bisa disebabkan karena stres. Ketika, stres, bagian otak yang mengatur sistem reproduksi akan merespons dengan mengurangi produksi hormon.

Kondisi ini bisa menyebabkan siklus menstruasi seseorang terganggu atau bahkan berhenti sama sekali. Oleh sebab itu, para orang tua perlu mengenal gejala stres yang sedang dialami pada remaja sehingga menyebabkan gangguan menstruasi.

3. Kenaikan berat badan

Berat badan yang fluktuasi merupakan hal normal dialami oleh seorang remaja terutama wanita. Perubahan ini bisa memberikan dampak yang signifikan pada siklus menstruasi remaja.

Peningkatan maupun penurunan berat badan yang cukup besar bisa berpengaruh pada keseimbangan hormon dalam tubuh sehingga mengganggu siklus menstruasi.

4. Olahraga berlebihan

Ketika seorang remaja melakukan olahraga berlebihan maka bisa menyebabkan gangguan pada siklus menstruasi. Pada dasarnya, olahraga memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, justru bisa mengganggu kesehatan, termasuk siklus menstruasi yang tidak teratur.

5. Pola makan yang salah

Pola makan yang salah, seperti diet ketat bisa mengganggu siklus menstruasi pada remaja. Tubuh bisa kekurangan gizi sehingga terdapat ketidakseimbangan pada produksi hormon estrogen dan progesteron.

Pola makan yang salah juga bisa menyebabkan perubahan pada berat badan sehingga bisa menjadi penyebab lain pada gangguan menstruasi.

6. Konsumsi obat-obatan tertentu

Jika seorang remaja sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti antibiotic, antidepresan, maupun pil kontrasepsi maka kondisi ini bisa mengganggu siklus menstruasi. Meski begitu, kondisi ini jarang terjadi. Namun, jika dikonsumsi dalam jangka panjang dan dengan jumlah yang berlebihan maka bisa menyebabkan gangguan menstruasi.

Baca juga: Amenore, Ketika Menstruasi Tak Kunjung Datang 

Apa Saja Gangguan Masalah dalam Menstruasi?

Berikut beberapa gangguan menstruasi yang mungkin dialami oleh remaja, seperti:

1. Amenorea

Amenorea merupakan kondisi di mana seorang wanita mengalami kesulitan menstruasi. Amenorea terbagi menjadi dua, yaitu amenorea primer dan amenorea sekunder.

Amenorea primer adalah kondisi di mana seorang gadis remaja berusia 15 tahun belum pernah mendapatkan menstruasi namun telah mengalami perubahan pubertas lainnya.

Sedangkan amenorea sekunder merupakan kondisi ketika seorang wanita tidak mendapatkan haid lebih dari 3 siklus atau 6 bulan.

Keduanya tentu memiliki penyebab yang berbeda. Kondisi yang mungkin dialami oleh remaja umumnya adalah amenorea primer, yang bisa disebabkan oleh gangguan pada hipotalamus atau hipofisis bagian otak  yang mengatur produksi hormon menstruasi, masalah pada indung telur (ovarium), hingga adanya kelainan genetik.

Bahkan amenorea pada remaja juga bisa disebabkan karena malnutrisi atau kekurangan gizi bahkan olahraga yang berlebihan.

2. Dismenorea

Gangguan menstruasi yang mungkin dialami oleh remaja adalah dismenorea. Kondisi ini terjadi ketika seorang wanita mengalami nyeri menstruasi berlebihan, yang biasanya terjadi pada hari pertama maupun kedua saat menstruasi.

Biasanya, gejala yang dialami seperti nyeri atau kram di perut bagian bawah berlangsung hingga menyebar ke punggung bawah bahkan paha. Dismenorea bisa terjadi karena kadar hormon prostaglandin yang tinggi pada saat hari pertama haid.

3. Menorrhagia

Menorrhagia adalah gangguan menstruasi di mana keluar darah menstuasi banyak atau bahkan berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Remaja yang mengalami menorrhagia bisa menimbulkan sejumlah keluhan, seperti:

  • Mengeluarkan darah yang terlalu banyak sehingga harus mengganti pembalur tiap jam
  • Bahkan harus menggunakan dua pembalut untuk menampung pendarahan
  • Bisa mengalami gejala anemia, seperti lemas, pucat, hingga sesak napas
  • Adanya gumpalan-gumpalan darah yang keluar lebih dari satu hari

4. Oligomenorea

Gangguan menstruasi ini cukup sering dialami oleh remaja. Oligomenorea merupakan kondisi ketika seorang wanita jarang sekali mengalami menstruasi, yakni jika siklus menstruasi lebih dari 35-90 hari.

Oligomenora terjadi pada remaja yang memasuki masa pubertas maupun wanita yang memasuki masa menopause.

Apa Saja Gejala Gangguan Menstruasi pada Remaja?

Umumnya, sebelum mengalami menstruasi, beberapa wanita akan mengalami gejala premenstrual syndrome (PMS). Biasanya, ditandai dengan adanya nyeri punggung, munculnya jerawat, sakit kepala, peningkatan nafsu makan, tubuh mudah lelah, kram perut, hingga perubahan suasana hati.

Namun, jika terdapat beberapa gejala yang tidak biasa maka perlu diwaspadai karena bisa jadi gejala gangguan menstruasi, seperti:

  • Terjadi perubahan siklus menstruasi. Siklus menstruasi yang normal terjadi 25-34 hari. Namun, jika siklus menstruasi terjadi lebih pendek atau panjang dalam beberapa bulan dan terjadi rutin maka sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter.
  • Perubahan volume darah pada menstruasi. Jika dalam satu jam mengganti pembalut satu kali atau lebih maka sebaiknya segera periksakan diri ke dokter sebab dikhawatirkan merupakan gangguan menstruasi.
  • Adanya gumpalan darah yang tidak biasa saat menstruasi
  • Kondisi perdarahan lebih dari satu minggu
  • Tubuh kelelahan secara terus menerus selama menstruasi
  • Sakit kepala yang tidak kunjung membaik
  • Napas menjadi lebih pendek
  • Warna kulit yang lebih pucat

Nah, itu dia beberapa gangguan menstruasi yang mungkin dialami oleh remaja. Gangguan menstruasi tersebut umumnya hal yang normal namun jika mengalami gejala-gejala yang sulit diatasi maka segera konsultasikan dengan dokter.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari
Jam
Menit
Detik
doctors
Buat Janji