Bosan Menghadapi Pertanyaan “Kapan Punya Anak?”, Simak Cara Menjawabnya!

menghadapi pertanyaan kapan punya anak

Bagi pasangan suami istri, menghadapi pertanyaan sensitif “kapan punya anak?” merupakan hal yang bisa membuat perasaan tidak nyaman. Tidak sedikit pasangan yang bingung cara menjawabnya, terlebih jika pertanyaan tersebut dari orang-orang terdekat. Simak tips menghadapi pertanyaan “kapan punya anak?” untuk Anda.

Cara Menghadapi Pertanyaan “Kapan Punya Anak?”

Salah satu tekanan sosial dalam rumah tangga adalah munculnya pertanyaan “kapan punya anak?” dari orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman dekat, hingga tetangga. Mungkin bagi beberapa pasangan, pertanyaan sensitif tersebut bukan masalah namun bagi pasangan lainnya bisa menjadi masalah besar.

Alasan pasangan yang belum memiliki keturunan pun beragam, bisa disebabkan oleh masalah infertilitas atau bisa rencana pribadi bagi pasangan itu sendiri. Tidak sedikit pasangan yang bingung menjawabnya atau bahkan sudah bosan mendapat pertanyaan tersebut. Berikut tips bagi pasangan suami istri untuk menghadapi pertanyaan “kapan punya anak?”.

1. Hadapi sesuai dengan siapa yang bertanya

Cara menghadapi pertanyaan sensitif memang berbeda-beda, tergantung siapa yang menanyakannya. Namun, jika Anda mendapatkan pertanyaan “kapan punya anak?” dari orang-orang yang tidak memiliki kedekatan dengan Anda, Anda bisa menghindari pertanyaan ini.


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Lantas, bagaimana jika pertanyaan tersebut dilontarkan dari orang tua atau mertua? Jika Anda mendapatkan pertanyaan tersebut dari orang tua maka Anda harus lebih sabar menghadapinya. Pasalnya, pertanyaan tersebut bisa saja merupakan sebuah kekhawatiran orang tua.

2. Mengubah topik pembicaraan

Terkadang pembicaraan mengenai topik untuk memiliki keturunan tidak dapat dihindari. Tentu hal ini akan menyebabkan rasa tidak nyaman. Tidak jarang pertanyaan tersebut dilontarkan pada situasi dan kondisi yang tidak seharusnya, misalnya dalam sebuah pertemuan atau perkumpulan dengan kehadiran banyak orang. Jika hal ini terjadi, tidak ada salahnya untuk mengubah topik pembicaraan.

Namun, jika Anda merasa sungkan untuk mengubah topik pembicaraan, Anda bisa melakukannya dengan hati-hati atau menarik diri dari percakapan tersebut. Hal ini wajar dilakukan jika Anda merasa tidak nyaman.

3. Tidak memiliki kewajiban untuk menjawab

Pertanyaan “kapan punya anak?” bukanlah sesuatu yang harus Anda jawab. Jika Anda tengah menunda mungkin pertanyaan tersebut bukanlah masalah besar. Namun, bagi pasangan yang tengah menanti lama kehadiran buah hati, mendapatkan pertanyaan sensitif seperti itu akan membuat perasaannya kurang nyaman.

Apapun tujuan orang-orang yang memberikan pertanyaan tersebut, Anda tidak memiliki kewajiban untuk memberikan jawaban. Jika Anda merasa tidak nyaman dengan pertanyaan tersebut, cobalah Anda menjawab sekenanya atau menghindari pertanyaan tersebut.

4. Hindari pertemuan dengan banyak orang

Terkadang pertanyaan “kapan hamil?” muncul pada saat momen perkumpulan keluarga maupun reuni bersama teman-teman. Menghindari pertanyaan tersebut tidak ada salahnya agar melindungi perasaan Anda dan pasangan. Namun jika cara-cara di atas sudah dicoba, salah satu cara yang bisa Anda coba adalah menghindari pertemuan pertemuan yang dihadiri oleh banyak orang.

Jika Anda tidak ingin terlalu ekstrem, Anda bisa datang ke acara tersebut sedikit terlambat di saat orang lain sudah sibuk dengan kegiatannya masing-masing, baik mengobrol, atau lain-lain. Sebelum orang lain mengarahkan pusat perhatian kepada diri Anda, Anda bisa pergi lebih awal bersama pasangan sebelum acara benar-benar selesai.

Semakin sedikit orang yang bisa Anda temui, semakin kecil kesempatan orang lain untuk mencampuri ranah pribadi Anda sehingga Anda dapat menghindari pertanyaan-pertanyaan sensitif tersebut.

5. Jawab dengan percaya diri

Jika Anda sudah jenuh dengan pertanyaan tersebut, Anda bisa mencoba untuk memberikan jawaban dengan percaya diri dengan jawaban yang jujur. Jawaban ini bisa membuat orang-orang yang berada di sekitar Anda akan lebih simpati serta memberi dukungan untuk Anda dan pasangan.

Namun, Anda juga bisa mencoba menjawab pertanyaan tersebut jika sedang menjalani program hamil. Misalnya, Anda bisa berkata, “Saya sedang menjalani program hamil di Bocah Indonesia,” agar orang-orang di sekitar Anda tidak lagi memberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

menjawab dengan percaya diri

Cara Menangani Masalah Infertilitas Bersama Pasangan

Masalah infertilitas menjadi masalah yang cukup mengkhawatirkan bagi pasangan suami istri. Pasangan yang didiagnosa infertilitas ketika suami istri yang telah menikah dan melakukan hubungan suami istri selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi namun belum berhasil hamil.

Masalah infertilitas bisa menjadi permasalahan yang cukup sensitif bagi pasangan suami istri sehingga membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat termasuk pasangan. Berikut cara menangani masalah infertilitas bersama pasangan.

Melakukan diskusi bersama pasangan

Salah satu kunci dalam hubungan rumah tangga adalah adanya komunikasi yang baik satu sama lain, termasuk mengenai masalah infertilitas. Diskusikan mengenai masalah infertilitas yang Anda dan pasangan alami. Hal ini penting untuk memberi dukungan satu sama lain dan mencari solusi bersama.

Kurangi stres

Ketika Anda mengalami masalah infertilitas, usahakan untuk menghindari stres. Sering dianggap sepele, nyatanya stres dapat memengaruhi kondisi kesuburan.

Pasalnya, stres dapat memengaruhi kadar hormon testosteron dan sperma pada pria sehingga menyebabkan pasangan susah hamil.

Selain itu, stres juga bisa menyebabkan wanita gagal ovulasi sehingga hal ini yang akan wanita menjadi sulit hamil.

Melakukan konsultasi dan pemeriksaan dengan ahlinya

Jika Anda mengalami masalah infertilitas terlebih jika usia pernikahan Anda telah lebih dari satu tahun, Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Hal ini untuk mengetahui penyebab dan mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Hal ini lantaran terdapat berbagai faktor yang menjadi penyebab masalah infertilitas. Sehingga harus menentukan solusi agar ditangani dengan tepat.

Menjalani program hamil

Hasil pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter dapat menentukan program hamil yang tepat untuk Anda.  Program hamil terbagi menjadi dua, yaitu program hamil alami dan program hamil dengan teknologi berbantu.

Program hamil berbantu di Indonesia terbagi menjadi dua, inseminasi intra uterine (IUI) dan bayi tabung (IVF). Biasanya, program hamil dengan teknologi berbantu dilakukan pada pasien yang memiliki indikasi tidak bisa melakukan program hamil alami.

Program hamil inseminasi intrauterine (IUI) salah satu program kehamilan dengan teknik memasukkan sperma suami yang paling baik ke dalam rahim istri untuk memudahkan proses pembuahan secara alami. Program hamil ini dilakukan bila kondisi sperma suami kurang optimal namun masih memadai.

Berbeda dengan inseminasi intrauterine (IUI), program bayi tabung (IVF) salah satu program kehamilan dengan teknik memasukkan sperma suami yang paling baik ke dalam rahim istri untuk memudahkan proses pembuahan secara alami.

Ayah Bunda pernah mendapatkan pertanyaan serupa dari orang-orang terdekat? Jangan putus asa dan tetap semangat menjalani program hamilnya.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Kami dengan senang hati akan mendiskusikan opsi finansial yang ada dan membantu menjawab pertanyaan Anda.

Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.

  1. Rooney, Kristin L; Domar, Alice D. The Relationship Between Stress and Infertility. Dialogues Clin Neurosci. 2018 Mar; 20(1): 41–47. 
  2. Sidelinger, R. J., & Bolen, D. M. (2015). Compulsive communication in the classroom: Is the talkaholic teacher a misbehaving instructor? Western Journal of Communication, 79(2), 174-196.
Avatar photo

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji