4 Jenis Inseminasi yang Perlu Ayah Bunda Ketahui

4 Jenis Inseminasi yang Perlu Ayah Bunda Ketahui

Inseminasi buatan merupakan teknik reproduksi berbantu yang memiliki beberapa jenis.

Bagi pasangan suami istri yang merencanakan program hamil, mungkin sudah tidak asing lagi dengan inseminasi buatan. Inseminasi buatan merupakan salah satu teknologi reproduksi berbantu bagi pasangan suami istri yang sulit mendapatkan keturunan secara alami.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction, inseminasi buatan atau inseminasi artifisial adalah perawatan kesuburan yang dilakukan dengan cara pemasukkan sel sperma secara langsung ke dalam rahim untuk mendapatkan kehamilan.

Pada metode inseminasi, sel sperma akan “dipilah” dan dipilih yang terbaik untuk dapat meningkatkan peluang kehamilan.

Baca juga: Berapa Kali Boleh Lakukan Promil Inseminasi? 

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Jenis-Jenis Inseminasi Buatan

Salah satu jenis inseminasi buatan yang umum dilakukan adalah inseminasi intrauterine (IUI). Namun, nyatanya terdapat beberapa jenis inseminasi buatan lainnya. Berikut beberapa jenis inseminasi buatan, seperti:

1. Inseminasi intrauterine (IUI)

Jenis inseminasi yang umum dipilih oleh pasangan suami istri yang memiliki gangguan kesuburan adalah inseminasi intrauterine (IUI). Inseminasi intrauterine adalah prosedur yang dilakukan dengan memasukkan sperma langsung ke dalam rahim untuk memfasilitasi pembuahan.

Hal ini sangat membantu bagi pasangan suami istri yang sulit mendapatkan kehamilan secara alami. Pasalnya, pada pembuahan alami, lendir serviks yang kental bisa menghalangi sperma untuk mencapai sel telur. Oleh sebab itu, prosedur IUI membantu memberikan ‘jalan pintas’ untuk sperma mencapai sel telur tanpa melewati hambatan-hambatan.

Menurut dr. Febriyan Nicholas, Sp.OG., M.Kes., dokter spesialis obstetri dan ginekologi Bocah Indonesia, menyebutkan jika tingkat keberhasilan inseminasi mencapai 10-15 persen.

2. Inseminasi intravaginal (IVI)

Selain inseminasi intrauterine (IUI), jenis inseminasi buatan lainnya adalah inseminasi intravaginal (IVI). Inseminasi intravaginal merupakan proses pemasukkan sperma langsung ke dalam vagina.

Jika inseminasi intrauterine (IUI) dilakukan bagi pasangan suami istri yang memiliki masalah infertilitas, inseminasi intravaginal dapat dilakukan pada pasangan yang tidak memiliki gangguan kesuburan.

Program hamil ini juga bisa dilakukan bagi wanita yang mengalami rasa sakit ketika berhubungan seksual (bukan karena alasan medis).

Berbeda dengan inseminasi intrauterine (IUI), tingkat keberhasilan IVI cenderung lebih rendah. Oleh sebab itu, program hamil ini jarang dipilih oleh pasangan suami istri yang merencanakan untuk memiliki buah hati.

Ketika Ayah Bunda memilih program hamil ini maka penting untuk menggunakan sperma yang memiliki pergerakan (motilitas) dan bentuk (morfologi) sperma yang baik.

Baca juga: Syarat Inseminasi Agar Peluang Berhasil Tinggi

3. Inseminasi intraservikal (ICI)

Jenis inseminasi ini mungkin masih sedikit awam bagi banyak orang. Intracervical insemination atau inseminasi intraservikal (ICI) adalah metode inseminasi dengan penempatan sperma langsung ke dalam serviks.

Berbeda dengan IUI yang memasukkan sperma langsung ke dalam rahim, ICI memanfaatkan sperma naik dari serviks untuk bergerak masuk ke dalam rahim.

Prosedur ini merupakan jenis inseminasi buatan tertua sejak tahun 1880-an. Mengingat prosedur yang dilakukan dari serviks dan jauh dari tuba falopi maka harganya pun jauh lebih murah dibandingkan IUI.

Namun, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction, ICI memiliki tingkat keberhasilan kehamilan sekitar 37,9% setelah 6 siklus perawatan inseminasi.

4. Inseminasi intratubal (ITI)

Jenis inseminasi yang terakhir adalah inseminasi intratubal (ITI). Prosedur inseminasi ini memiliki 2 cara, yaitu memasukkan sperma menggunakan kateter ke dalam tuba falopi.

Sedangkan, cara kedua lebih invasif dengan melibatkan kamera yang dimasukkan ke dalam perut untuk menemukan saluran telur sehingga sperma dapat ditempatkan secara langsung.

Pada kasus tertentu, cara kedua terbukti dapat membantu pasangan yang memiliki masalah ovulasi, atau memiliki lendir serviks yang kental sehingga menghalangi sperma untuk mencapai sel telur.

Demikian beberapa jenis inseminasi yang Ayah Bunda perlu ketahui. Sampai saat ini, jenis inseminasi yang umum digunakan adalah inseminasi intrauterine (IUI). Jika Ayah Bunda merencanakan untuk melakukan program hamil inseminasi, yuk segera konsultasikan ke Bocah Indonesia!

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Kop, PAL., et al. (2015). Intrauterine insemination or intracervical insemination with cryopreserved donor sperm in the natural cycle: a cohort study. Human Reproduction, Volume 30, Issue 3, March 2015, Pages 603–607. 
  • Allahbadia, GN. (2017). Intrauterine Insemination: Fundamentals Revisited. J Obstet Gynecol India 67, 385–392. 
  • Kaberi, B., Bhavana, S. (2017). Pregnancy Outcome of Home Intravaginal Insemination in Couples with Unconsummated Marriage. Journal of Human Reproductive Sciences 10(4):p 293-296, Oct–Dec 2017. 
  • Kop, PA., et al. (2018). Intrauterine insemination versus intracervical insemination in donor sperm treatment. Cochrane Database Syst Rev. 2018;1(1):CD000317.
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
[caldera_form id="CF6195e2bd61123"]
Buat Janji