Beranda » BLOG » Infertilitas » Infertilitas Wanita » Hirsutisme, Tumbuhnya Rambut Berlebihan pada Wanita Akibat PCOS
Hirsutisme, Tumbuhnya Rambut Berlebihan pada Wanita Akibat PCOS
Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer
Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 22/06/2022
Hirsutisme adalah pertumbuhan rambut wajah atau tubuh yang berlebihan pada wanita. Salah satu penyebab tersering dari kondisi ini adalah sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Hirsutisme adalah pertumbuhan berlebih rambut wajah atau tubuh pada wanita di area yang umumnya tumbuh pada pria. Misalnya, di area atas bibir, dagu, dada, perut, dan punggung. Pertumbuhan rambut yang berlebih ini umumnya berhubungan dengan peningkatan kadar hormon pria atau disebut dengan hiperandrogenemia. Meski demikian, setengah dari wanita dengan gejala ringan memiliki kadar androgen yang normal.
Penyebab tersering dari hirsutisme adalah sindrom ovarium polikistik (PCOS), di mana ini terjadi pada 3 dari 4 wanita dengan PCOS.
Tanya Ferly tentang Promil?
Pertumbuhan rambut yang normal
Untuk lebih memahami soal hirsutisme, mari pahami dulu bagaimana pertumbuhan rambut yang normal. Setiap helai rambut tumbuh dari sebuah folikel yang berada di lapisan kulit bagian dalam. Selama folikel-folikel ini tidak hancur sepenuhnya, rambut akan terus tumbuh meski batang rambut—bagian rambut yang tampak di luar kulit—dicabut atau dihilangkan. Folikel rambut meliputi setiap permukaan tubuh kecuali telapak kaki dan telapak tangan. Dari sekitar 50 juta folikel rambut di seluruh tubuh, seperlimanya atau 20 persennya berada di kulit kepala. Jumlah folikel rambut yang dimiliki seseorang tidak bertambah setelah lahir. Justru, perlahan mulai berkurang saat menginjak usia 40 tahun.
Kepadatan atau ketebalan rambut bervariasi sesuai ras/etnisnya. Pria dan wanita dari etnis yang sama memiliki jumlah folikel dan pola pertumbuhan rambut yang sama juga. Sebagai contoh, jumlah folikel rambut pada individu dari ras Mediterania lebih banyak daripada ras Asia. Faktor genetik dan variasi etnis ini biasanya memengaruhi kepadatan rambut di area lengan, tangan, dan tungkai bawah. Sedangkan pada hirsutisme, jumlah folikel rambut ditemukan lebih banyak pada area wajah, perut, dada, paha bagian dalam, dan punggung.
Ada dua tipe rambut pada orang dewasa, yakni rambut vellus dan terminal. Rambut vellus berciri lembut, halus, umumnya tidak berwarna, dan pendek. Sedangkan rambut terminal panjang, kasar, berwarna gelap, dan kadang berombak (ikal). Pada sebagian besar wanita, rambut vellus meliputi area wajah, dada, dan punggung, memberikan tampilan kulit yang tak berambut. Sebaliknya, pada pria, area ini ditumbuhi oleh rambut terminal.
Baik pada pria maupun wanita, rambut terminal tumbuh di kulit kepala, area pubis (kelamin), dan lipat ketiak. Pada keduanya, campuran rambut vellus dan terminal didapati pada area lengan dan kaki bagian bawah. Bila pertumbuhan rambut berlebih hanya ditemukan di kedua area ini, maka tidak disebut hirsutisme dan karenanya tidak akan berespon terhadap terapi hormonal.
Pertumbuhan rambut terjadi dalam suatu siklus. Pada suatu tahap, beberapa folikel rambut tumbuh, sementara yang lainnya istirahat, dan sebagian lagi merontok. Perubahan hormonal, seperti akibat penggunaan kontrasepsi oral atau kehamilan, dapat memengaruhi pertumbuh rambut dan membuatnya tampak tumbuh atau merontok lebih dari biasanya. Namun, pola pertumbuhan rambut biasanya kembali normal dalam waktu 6-12 bulan.
Ciri rambut terminal, yaitu lebih panjang, lebih gelap, dan lebih kasar ketimbang rambut vellus.
Efek androgen pada pertumbuhan rambut
Seperti sudah disebutkan, pertumbuhan rambut wajah dan tubuh yang berlebih biasanya akibat kadar androgen yang tinggi. Hormon ini ada pada pria dan wanita, akan tetapi pria memiliki kadar androgen aktif yang jauh lebih tinggi ketimbang wanita. Pada pria, androgen diproduksi terutama oleh testis (buah zakar) dan kelenjar adrenal (anak ginjal). Sedangkan pada wanita, hormon ini diproduksi oleh ovarium dan kelenjar adrenal serta efeknya di “lawan” oleh estrogen sampai batas tertentu.
Androgen bekerja pada bagian tubuh yang spesifik sesuai jenis kelamin, mengubah rambut vellus yang pendek, lurus, dan halus menjadi rambut terminal yang lebih panjang, lebih keriting, lebih gelap dan lebih kasar. Pada pria, kadar androgen tinggi selama dan setelah pubertas sehingga derajat perkembangan rambut terminal di area-area tertentu—seperti wajah, dada, perut, dan punggung—tampak lebih bermakna. Hal ini pun bisa terjadi pada wanita dengan kadar androgen yang tinggi, dan dikenal sebagai hirsutisme.
Rambut vellus yang telah berubah menjadi rambut terminal tidak akan kembali lagi. Selain hirsutisme, hiperandrogenemia juga membuat kulit lebih berminyak dan jerawat, gangguan haid, hingga kebotakan. Pada sebagian kasus, bisa tidak bergejala. Variasi ini menunjukkan bahwa kemunculan gejala hirsutisme juga terkait dengan sensitivitas folikel rambut terhadap kadar androgen yang tinggi.
Tulisan merah menunjukkan area pertumbuhan folikel rambut yang tidak dipengaruhi oleh androgen. Sebaliknya, tulisan hitam menunjukkan area pertumbuhan folikel rambut yang sensitif terhadap androgen.
Penyebab dan gejala penyerta lain dari hirsutisme
1. Sindrom ovarium polikistik
Kelainan ini menyumbangkan sekitar 72-82 persen kasus hirsutisme. Pada PCOS, terdapat ketidakseimbangan hormonal yang menyebabkan ovarium memproduksi androgen secara berlebih. Diagnosis PCOS biasanya ditegakkan bila didapat dua dari tiga tanda berikut: gangguan haid, bukti klinis atau laboratorium adanya hiperandrogenemia, dan hasil USG yang menunjukkan ovarium polikistik. Ciri lain dari PCOS mencakup obesitas sentral, infertilitas, dan resistensi insulin (diabetes mellitus). Adanya resistensi insulin ini membuat kadar hormon insulin darah terlalu tinggi (hiperinsulinemia) dan pada akhirnya memicu kelenjar adrenal dan ovarium untuk memproduksi lebih banyak androgen.
2. Hirsutisme yang tidak bisa dijelaskan
Untuk alasan yang tidak dapat dijelaskan, sebagian wanita memiliki folikel rambut yang terlalu sensitif terhadap androgen. Kondisi ini biasanya berlangsung kronis dan dapat merupakan variasi ringan dari PCOS. Satu-satunya gejala umumnya berupa pertumbuhan rambut terminal yang meningkat secara bertahap. Sementara itu, kadar androgen normal dan haid berlangsung teratur.
3. Hiperplasia adrenal
Kurang dari 5 persen pasien dengan hirsutisme memiliki hiperplasia adrenal, yakni kelainan genetik yang memicu pembentukan hormon androgen berlebih pada kelenjar adrenal. Ada dua jenis hiperplasia adrenal, yakni yang klasik dan non-klasik. Hiperplasia adrenal klasik terdiagnosis saat lahir, yakni melalui tampilan alat kelamin yang ambigu. Sedangkan hiperplasia arena non-klasik (NCAH) dapat tetap tidak bergejala hingga mencapai pubertas, ketika seorang wanita mengalami haid yang jarang-jarang, hingga infertilitas.
4. Tumor pada ovarium atau kelenjar adrenal
Pada kasus yang jarang, tumor yang memproduksi androgen dapat muncul pada ovarium atau kelenjar adrenal. Tumor ini dapat memproduksi androgen dalam kadar yang sangat tinggi. Gejala seperti hirsutisme, biasanya muncul tiba-tiba dan berkembang cepat. Kadar androgen yang sangat tinggi juga dapat memicu pola kebotakan seperti pada pria, suara yang lebih dalam, dan peningkatan massa otot. Kabar baiknya, sebagian besar tumor ini tidak bersifat ganas (menjadi kanker).
5. Menopause
Mendekati waktu menopause, ovarium akan berhenti memproduksi estrogen namun tetap memproduksi androgen. Menurunnnya kadar estrogen ini membuat androgen lebih berefek pada wanita. Ini tampak sebagai meningkatnya jumlah rambut terminal, khususnya pada wajah, serta kebotakan ringan.
6. Efek samping obat
Beberapa obat dapat memicu hirsutisme. Seperti misalnya:
- Peningkat massa otot seperti steroid anabolik.
- Obat-obat untuk meningkatkan pertumbuhan folikel rambut seperti danazol, phenytoin, minoxidil, dan diazoxide.
Suplemen yang mengandung hormon androgen dehydroepiandrosterone (DHEA) dan androstenedione.
Faktor risiko
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko hirsutisme, mencakup:
- Riwayat keluarga dengan hiperplasia adrenal kongenital atau sindrom ovarium polikistik.
- Ras atau etnis tertentu. Wanita dari etnis Mediterania, Timur Tengah, dan Asia Selatan memiliki jumlah rambut tubuh yang lebih banyak dibandingkan dengan ras lainnya.
- Obesitas. Kondisi ini memicu peningkatan produksi androgen, sehingga memperparah hirsutisme.
Diagnosis hirsutisme
Diagnosis hirsutisme diambil melalui wawancara medis yang mendalam dan pemeriksaan fisik. Derajat keparahan hirsutisme dapat ditentukan melalui skor Ferriman-Gallwey yang telah dimodifikasi (mFG). Ada 9 area tubuh yang diberi skor 1 sampai 4 sesuai derajat pertumbuhan rambut terminalnya. Secara umum, skor total ≥ 8 mengindikasikan hirsutisme, namun ada beberapa populasi dengan skor mFG rendah. Seperti pada wanita kulit putih atau hitam, skor total kurang dari 8 dianggap normal. Pada wanita yang berasal dari ras Mediterania, Hispanik, dan Timur Tengah, skor total kurang dari 9 dianggap normal. Pada wanita Asia, skor total kurang dari 2 dianggap normal. Skor 0 mengindikasikan tidak adanya rambut terminal. A score of 0 indicates the absence of terminal hair. Pada praktiknya, penilaian hirsutisme melalui skor ini bersifat subjektif.
Bila wanita didiagnosis hirsutisme, dokter akan meminta pemeriksaan darah, USG, rontgen hingga pemeriksaan hormon untuk menilai fungsi ovarium dan kelenjar adrenal. Dokter juga akan memeriksa area perut dan panggul untuk menilai adanya benjolan yang mengarah kepada adanya tumor.
Baca Juga: Apakah PCOS Bisa Didiagnosis Melalui USG?
Cara mengobati hirsutisme pada PCOS
Pengobatan hirsutisme biasanya mencakup pengobatan pada kondisi yang mendasari serta perawatan tubuh untuk menghilangkan rambut-rambut yang tidak diinginkan. Secara medis, hirsutisme tidak perlu diobati bila tidak ada tanda-tanda gangguan hormonal. Oleh sebab itu, keputusan untuk mengobati hirsutisme umumnya lebih bersifat personal. Pilihan pengobatan dapat berupa:
1. Mencabut dan memutihkan rambut
Beberapa metode dapat digunakan untuk menghilangkan atau memutihkan rambut sehingga tidak terlalu kelihatan. Metode-metode ini dapat digunakan bersama dengan obat-obatan.
- Mencukur rambut. Ini adalah metode paling aman dan efektif untuk menghilangkan rambut namun perlu dilakukan setiap hari.
- Waxing atau bleaching. Ini merupakan metode kimia untuk menghilangkan rambut atau memutihkan warna rambut. Meski aman, sebagian wanita mengalami iritasi atau kulit sensitif setelahnya.
- Elektrolisis. Metode ini merusak folikel rambut secara individu dengan cara elektrik, yakni dengan memasukkan jarum yang sangat halus ke dalam folikel rambut dan memberinya aliran listrik. Elektrolisis paling cocok untuk perawatan pada area yang kecil. Meski aman dan efektif, prosesnya dapat menyakitkan dan biayanya pun tinggi.
- Laser hair removal. Meski tergolong mahal, metode ini lebih efektif, lebih cepat, dan lebih tidak menyakitkan ketimbang elektrolisis. Laser dapat mengurangi pertumbuhan rambut secara permanen. Sebagian besar wanita membutuhkan 4-6 kali perawatan dengan jarak 4-6 minggu untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Perawatan ulang mungkin diperlukan setiap 6-12 bulan sekali untuk menghilangkan rambut yang tumbuh kembali.
- Krim yang mengandung eflornithine hydrochloride. Krim ini dapat memperlambat pertumbuhan rambut wajah yang tidak diinginkan, namun tidak permanen. Hasilnya bisa tampak setelah 6-8 minggu penggunaan. Namun, pertumbuhan rambut akan kembali seperti pada mulanya, kurang lebih 8 minggu setelah penggunaan krim dihentikan.
Elektrolisis dan laser sebetulnya merupakan metode untuk menghilangkan rambut secara permanen. Akan tetapi pada wanita dengan PCOS, kedua metode ini tidak akan efektif (rambut akan terus tumbuh kembali) kecuali digunakan pula obat untuk menekan pertumbuhan rambut, seperti pil KB atau antiandrogen.
2. Menurunkan berat badan
Pada wanita dengan obesitas, menurunkan berat badan dapat mengurangi kadar androgen dan hirsutisme. Ini merupakan salah satu pengobatan yang paling efektif untuk mengendalikan kelainan hormon insulin, haid yang tidak teratur, dan gejala-gejala lain dari PCOS.
3. Obat-obatan
Hirsutisme dapat diatasi dengan obat-obatan yang bertujuan menurunkan jumlah rambut pada tubuh. Obat-obatan ini umumnya menghentikan pertumbuhan rambut baru, memperlambat laju pertumbuhan rambut, serta memperhalus rambut. Sebagian besar obat-obatan ini harus dikonsumsi paling sedikit selama 6 bulan untuk memberikan hasil yang bermakna. Dan, tidak semua obat bekerja efektif untuk semua wanita. Most of these medications must be taken for at least six months before improvement is detectable, and not all medications are equally effective in all women.
- Pil KB. Ini merupakan pilihan pertama untuk mengatasi hirsutisme. Obat ini dapat menurunkan kadar androgen. Pil KB juga dapat membantu mengatasi gangguan haid.
- Antiandrogen. Obat-obat dari golongan ini (seperti spironolactone dan finasteride) secara langsung menurunkan produksi androgen atau menghambat kerja androgen pada folikel rambut. Oleh karena obat-obatan ini dapat menyebabkan kelainan bawaan lahir, wanita premenopause yang seksual aktif dan menggunakan antiandrogen juga perlu menggunakan metode kontrasepsi yang efektif.
Perlu diperhatikan bahwa penggunaan obat-obatan di atas perlu dihentikan bila wanita sedang mencoba untuk hamil atau sudah hamil. Selain itu, diperlukan kesabaran selama menjalani pengobatan hirsutisme, oleh karena folikel rambut memiliki siklus hidup kurang lebih 6 bulan. Sebagian besar obat-obatan perlu dikonsumsi selama 6 bulan sebelum terjadi perbaikan yang nyata. Sementara itu, rambut yang sudah ada dapat dihilangkan atau diputihkan secara mekanik.
Dokter akan terus memantau kemajuan pengobatan dan bila perlu, dilakukan pemeriksaan ulang terkait kondisi yang mendasari. Penyesuaian dosis atau jenis obat juga mungkin dilakukan bila dirasa tidak efektif.
Penutup
Hirsutisme dapat membuat stres emosional oleh karena memengaruhi kepercayaan diri seorang wanita. Dan juga, meski hirsutisme sendiri tidak menyebabkan gangguan fisik, kondisi yang mendasarinya, seperti PCOS, dapat berdampak negatif. Sejatinya, kondisi ini sangat umum ditemukan dan kerap kali membaik melalui penanganan yang tepat. Yang terpenting, hindari menunda-nunda pengobatan karena akan menjadi semakin sulit diobati dan berisiko menimbulkan komplikasi jangka panjang seperti infertilitas.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum juga hamil setelah berupaya selama dua belas bulan atau lebih (atau enam bulan jika usia perempuan di atas 35 tahun), kami menyarankan Anda untuk melakukan penilaian kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.
- Al-Bayyari N, Al-Domi H, Zayed F, Hailat RE, Eaton A. Androgens and hirsutism score of overweight women with polycystic ovary syndrome improved after vitamin D treatment: A randomized placebo controlled clinical trial. Clinical Nutrition. 2021 Mar 1;40(3):870-8.
- American Society for Reproductive Medicine. (2016). Hirsutism and Polycystic Ovary Syndrome.
- Barbieri RL. Patient education: Hirsutism (excess hair growth in women) (Beyond the Basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2021.
- Bode DV, Seehusen D, Baird D. Hirsutism in women. American family physician. 2012 Feb 15;85(4):373-80.
- Mayo Clinic. (12 Oktober 2021). Hirsutism.
- Fungsi Endometrium dan Kegagalan Program Bayi Tabung - 18/10/2024
- Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin, Infeksi Berdarah Dingin - 15/10/2024
- Koriokarsinoma : Kanker yang terkenal “angker” - 11/09/2024
Artikel Terkait:
- Metformin pada Wanita PCOS Atasi Resistensi Insulin
- Apakah PCOS Juga Bisa Dialami Oleh Wanita Kurus?
- Menorrhagia, Ketika Perdarahan Menstruasi Berlebihan
- Hiperplasia Endometrium, Ketika Tebal Dinding Rahim…
- Dismenore atau Nyeri Haid Berlebihan, Apa Penyebabnya?
- Hidrosalping, Penyebab Susah Hamil Pada Wanita
- Pengaruh dan Fungsi Hormon Testosteron pada…
- Fungsi Penting Hormon Androgen Pada Tubuh Pria dan Wanita