Hiperemesis Gravidarum: Ketika Mual dan Muntah Saat Hamil Terasa Berlebihan

Hiperemesis Gravidarum

Di paruh pertama kehamilan, antara 50 dan 90 persen wanita mengalami mual-mual, baik dengan maupun tanpa disertai muntah. Kondisi ini, yang dikenal sebagai morning sickness, sesungguhnya bisa terjadi kapan saja sepanjang hari. 

Mual dan muntah saat hamil biasanya membaik setelah trimester pertama terlewati. Namun, sebagian wanita mengalaminya di sepanjang kehamilan. Pada sebagian kecil kasus, mual dan muntah saat hamil ini bisa menjadi sangat hebat, mengarah pada hiperemesis gravidarum. Ini adalah ketika mual dan muntah menyebabkan kehilangan cairan tubuh yang bermakna atau lebih dari 5 persen berat badan sebelum hamil.

Perbedaan mual muntah biasa dan hiperemesis saat hamil

Mual dan muntah saat hamil adalah istilah yang digunakan untuk kondisi yang ringan, bukan karena penyakit. Meski sering muncul di pagi hari, sekitar 80 persen wanita merasakannya sepanjang hari. Gejala bisa mual saja, muntah saja, atau keduanya.

Saat hamil, rasa mual dan muntah umumnya mulai timbul pada usia kehamilan 5-6 minggu. Puncak gejala bisa dirasakan pada usia kehamilan 9-10 minggu dan membaik pada usia kehamilan 16-18 minggu. Namun, pada sekitar 15-20 persen wanita, gejala berlanjut hingga trimester ketiga kehamilan dan pada sekitar 5 persen wanita, gejala berlanjut hingga persalinan tiba.

(Baca Juga : Terbukti Ampuh! 6 Buah Penghilang Mual Saat Hamil yang Wajib Anda Coba )


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Meski gejalanya kerap mengganggu, studi menemukan bahwa wanita dengan mual muntah ringan kala hamil lebih jarang yang mengalami keguguran maupun bayi lahir mati ketimbang mereka yang tidak mengalaminya sama sekali.

Di sisi lain, hiperemesis gravidarum adalah istilah untuk menjelaskan mual muntah saat hamil yang lebih hebat. Wanita dengan kondisi ini kerap muntah beberapa kali sehari, tidak bisa makan dan minum, dan mengalami penurunan berat badan hingga 5 persen berat badan sebelum hamil. 

Wanita dengan hiperemesis gravidarum rentan mengalami dehidrasi serta kekurangan vitamin dan zat gizi penting bila tidak diobati. Bila gejalanya begitu hebat, wanita memerlukan evaluasi dan perawatan di rumah sakit untuk menghentikan muntah-muntah serta mengganti cairan yang hilang.

Penyebab dan faktor risiko hiperemesis gravidarum

Penyebab mual dan muntah saat hamil masih belum jelas. Ada beberapa teori yang diajukan, seperti efek dari peningkatan hormon tertentu pada kehamilan, hingga peran faktor genetik dan psikologis. Akan tetapi, teori-teori ini belum ada yang terbukti secara ilmiah.

Sebagian wanita dengan faktor-faktor berikut lebih berisiko mengalami mual dan muntah saat hamil:

  • Mengalami mual muntah di kehamilan sebelumnya.
  • Mengalami mual dan muntah saat mengonsumsi estrogen (seperti yang terkandung di dalam pil KB) atau saat mengalami migrain di waktu menstruasi.
  • Memiliki riwayat motion sickness atau migrain.
  • Memiliki anggota keluarga (khususnya saudara kandung wanita atau ibu) yang juga mengalami mual muntah saat hamil.
  • Memiliki riwayat gangguan saluran cerna (refluks asam lambung, ulkus, keracunan makanan).
  • Memiliki gangguan tiroid atau kantong empedu.
  • Sedang hamil kembar.
  • Mengalami hamil anggur.
  • Hamil dengan janin berjenis kelamin perempuan.

Cara mengatasi hiperemesis gravidarum

Wanita hamil dengan gejala mual muntah yang ringan biasanya tidak memerlukan perawatan medis khusus. Namun, wanita dianjurkan untuk tetap memberitahu dokter yang merawat bila gejala timbul. Dokter bisa memberi saran spesifik maupun obat-obatan untuk membantu mengurangi gejala.

Sedangkan pada hiperemesis gravidarum, pengobatan diperlukan agar gejala berkurang sehingga wanita dapat makan dan minum dengan cukup dan kualitas hidup membaik. Umumnya, gejala akan menghilang dengan sendirinya di awal paruh kedua kehamilan

Ada kemungkinan wanita perlu mencoba beberapa jenis pengobatan atau kombinasi pengobatan terlebih dulu selama beberapa minggu, sebelum menemukan regimen yang paling cocok.

1. Mengubah pola makan dan memodifikasi kebiasaan tertentu

Gejala mual dan muntah dapat memburuk dengan makan terlalu banyak atau terlalu sedikit, atau dengan tidak makan sama sekali. Untuk mengurangi gejala, coba ubah pola makan mengikuti cara-cara berikut:

  • Makan sebelum atau segera setelah merasakan lapar agar lambung tidak kosong sama sekali.
  • Makan dalam porsi kecil tetapi sering (5-6 kali sehari) dan seringlah mengemil. Pastikan komposisi makanan tinggi protein dan karbohidrat, serta rendah lemak.
  • Hindari mengonsumsi makanan yang terlalu berbumbu atau gurih, sebaiknya agak hambar/tawar.
  • Pastikan cukup minum. Tubuh memerlukan lebih banyak air saat hamil. Oleh sebab itu, wanita perlu minum sepanjang hari, tidak hanya saat haus. Targetkan untuk minum 8-12 gelas per hari selama hamil. Kekurangan cairan dapat menyebabkan dehidrasi, yang memperburuk rasa mual. 
  • Mengonsumsi jahe atau makanan yang mengandung jahe.
  • Mengonsumsi minuman dingin, minuman bersoda atau sedikit asam (ale jahe, air lemon) dapat membantu mengurangi mual. Minuman yang seperti ini dapat dikonsumsi di antara waktu makan, dan jumlahnya sedikit saja.

Kebiasaan-kebiasaan berikut juga bisa membantu mencegah atau mengurangi gejala mual dan muntah:

  • Menghirup minyak esensial beraroma lemon, mint, atau jeruk menggunakan oil diffuser.
  • Menyikat gigi setelah makan.
  • Berkumur dengan satu sendok teh baking soda yang dilarutkan ke dalam satu gelas air. Ini bertujuan untuk menetralkan asam lambung yang naik ke rongga mulut akibat sering muntah. Asam lambung diketahui dapat mengerosi lapisan enamel gigi. 
  • Hindari berbaring telentang segera setelah makan dan hindari mengubah posisi tubuh secara cepat.

Mengonsumsi multivitamin hamil yang mengandung zat besi dapat memperburuk gejala, karena itu disarankan untuk mengonsumsinya sebelum tidur malam. Bila gejala menetap, hentikan konsumsi multivitamin untuk sementara waktu. Ada baiknya memilih sediaan yang chewable atau bisa dikunyah karena lebih tidak memicu mual. Namun, perlu diperhatikan bahwa konsumsi asam folat 400-800 mcg per hari tetap harus dilanjutkan hingga paling sedikit usia kehamilan 14 minggu untuk mengurangi risiko cacat bawaan lahir.

2. Menghindari pemicu mual

Salah satu cara penting untuk mengelola mual dan muntah saat hamil adalah menghindari pemicu. Beberapa contoh pemicu yang umum, yakni:

(Baca Juga : Sudah Tahu Belum? Ini 8 Manfaat Kelengkeng yang Baik untuk Ibu Hamil )

  • Bau-bauan (parfum, bahan kimia, kopi, aroma makanan tertentu, asap lingkungan, asap rokok).
  • Makanan yang terlalu pedas, terlalu manis, dan berlemak.
  • Melewatkan waktu makan.
  • Kurang tidur.
  • Ruangan yang pengap.
  • Paparan fisik, seperti panas dan kelembapan, kebisingan, lampu yang berkedip, gerakan dan guncangan (seperti saat di mobil).
  • Aktivitas fisik yang berlebihan.
  • Kelelahan.

3. Obat-obatan

Beberapa jenis obat antimual dan antimuntah berikut efektif untuk digunakan ibu hamil:

  • Vitamin B6 dan doxylamine. Suplemen vitamin B6 dapat mengurangi gejala mual ringan sedang, akan tetapi tidak efektif untuk mencegah muntah. Sedangkan doxylamine adalah obat yang bisa mengurangi muntah dan dapat dikombinasi dengan vitamin B6. 
  • Antihistamin, seperti diphenhydramine, dapat membantu mengatasi mual. Akan tetapi, memiliki efek samping mengantuk.
  • Antiemetik, seperti ondansetron, efektif untuk mengatasi mual dan muntah saat hamil. 

Obat-obat yang disebutkan di atas diketahui aman bagi ibu hamil. Meski demikian, sebaiknya berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter yang merawat sebelum mengonsumsi obat dan suplemen apapun.

4. Perawatan di rumah sakit

Bila gejala hiperemesis gravidarum begitu berat hingga tidak bisa makan atau minum, wanita perlu dirawat di rumah sakit untuk diberikan cairan melalui selang infus dan obat suntik. Dokter akan memuaskan untuk sementara waktu agar lambung “beristirahat” serta obat-obatan dan cairan infus bisa bekerja. Wanita umumnya dapat kembali makan dan minum setelah dirasa membaik, kurang lebih dalam waktu 24-48 jam.

Bila setelah perawatan masih terjadi penurunan berat badan atau gejala berat, dokter akan menyarankan agar makanan diberikan melalui selang nasogastrik (selang yang dimasukkan melalui hidung ke dalam lambung) atau selang infus.

5. Terapi alternatif

Jenis pengobatan berikut dapat bermanfaat bila diberikan sebagai pelengkap bagi pengobatan yang sedang berjalan:

  • Akupunktur dan akupresur. Stimulasi titik-titik tertentu pada tubuh diketahui dapat mengurangi rasa mual. Kedua jenis pengobatan ini pun tergolong aman sebab belum ada laporan soal efek samping berbahaya baik pada ibu maupun janin.
  • Hipnosis dan konseling. Bagi sebagian individu, hipnosis dapat membantu mengurangi mual dan muntah. Sedangkan konseling umumnya lebih bermanfaat bagi wanita dengan riwayat gangguan cemas atau depresi.

Adakah dampak negatif hiperemesis gravidarum pada janin?

Sebagian besar wanita dengan mual dan muntah saat hamil dapat pulih sepenuhnya tanpa komplikasi apapun. Kenaikan berat badan di awal-awal kehamilan memang bisa lebih sedikit namun ini tidak berbahaya bagi janin. Kecuali, bila sang ibu sangat kurus (underweight) sebelum hamil.

Pada wanita dengan hiperemesis gravidarum yang sering dirawat di rumah sakit dan berat badannya tidak bertambah secara normal saat hamil, ada sedikit kemungkinan bayi akan lahir dengan berat badan yang rendah. Atas dasar inilah, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk memantau pertumbuhan janin di waktu-waktu tertentu selama kehamilan.

Bisakah hiperemesis gravidarum kembali terjadi di kehamilan berikutnya?

Wanita dengan hiperemesis gravidarum berpeluang 15-20 persen mengalaminya kembali pada kehamilan berikutnya. Sedangkan wanita yang tidak mengalami mual muntah hebat di kehamilan pertama, cenderung tidak mengalaminya juga di kehamilan berikutnya.

Bisakah hiperemesis gravidarum dicegah?

Studi menemukan bahwa konsumsi suplemen hamil sebelum dan selama kehamilan mengurangi risiko mual dan muntah saat hamil. Oleh sebab itu, dokter kini menganjurkan kepada semua wanita yang berencana hamil dan sedang hamil untuk rutin mengonsumsi multivitamin. Pastikan multivitamin hamil yang dikonsumsi mengandung paling sedikit 400 mcg asam folat, untuk mencegah timbulnya gangguan perkembangan saraf dan cacat bawaan lahir pada janin.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

  • American College of Obstetricians and Gynecologists. [Last reviewed Dec 2021]. Morning sickness: nausea and vomiting of pregnancy. FAQ 126. URL: https://www.acog.org/womens-health/faqs/morning-sickness-nausea-and-vomiting-of-pregnancy
  • Jennings LK, Mahdy H. Hyperemesis Gravidarum. [Updated 2022 Sep 6]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532917.
  • Smith JA, Fox KA. Patient education: nausea and vomitif of pregnancy (beyond the basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2023.
  • Patient education: morning sickness (the basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2023.

 

2 Responses

  1. Defa fitriah berkata:

    Apakah vitamin b6 boleh diminum sehari 2x pada ibu hamil

    • Avatar photo Bocah Indonesia berkata:

      Hallo Bunda Defa fitriah,

      untuk mendapatkan jawaban yang akurat sebaiknya konsultasi ke dokter spesialist kami, untuk penjadwalannya bunda bisa hubungi ke Ferly (Admin Bocah Indonesia) dengan klik link di bawah ini

      Klik disini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji