Pahami Fase Praovulasi Biar Promil Berhasil

Pahami Fase Praovulasi Biar Promil Berhasil

Praovulasi adalah tahap penting dalam proses reproduksi karena menentukan kapan telur siap untuk dibuahi oleh sperma.

Praovulasi adalah fase awal dari siklus menstruasi ketika tubuh Bunda sedang mempersiapkan diri untuk melepaskan telur matang dari ovarium. Memahami fase praovulasi penting karena membantu Bunda mengenali waktu subur, yang merupakan waktu terbaik untuk berhubungan intim dan meningkatkan kemungkinan kehamilan. 

Dengan memperhatikan tanda-tanda dan perubahan dalam tubuh selama praovulasi, Bunda dapat memanfaatkan kesempatan untuk merencanakan kehamilan dengan baik. Simak waktu yang tepat berhubungan intim di sini!

Baca juga: 5 Faktor yang Pengaruhi Penempelan Embrio

Penjelasan Praovulasi dan Ovulasi

Pada fase praovulasi, tubuh Bunda mempersiapkan diri untuk kemungkinan kehamilan. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai proses yang terjadi:


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

1. Penebalan lapisan dinding rahim

Setelah menstruasi, lapisan dinding rahim (endometrium) yang sempat luruh mulai menebal kembali. Ini disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen yang diproduksi oleh folikel-folikel yang berkembang di ovarium. Endometrium yang menebal berfungsi sebagai tempat yang nyaman bagi sel telur yang telah dibuahi untuk menempel dan berkembang menjadi janin.

2. Perkembangan folikel di ovarium

Selama fase praovulasi, beberapa folikel di ovarium mulai tumbuh dan berkembang. Follicle Stimulating Hormone atau hormon perangsang folikel (FSH) dari kelenjar pituitari membantu dalam proses ini. Dari beberapa folikel yang berkembang, biasanya hanya satu folikel dominan yang akan terus tumbuh dan mencapai kematangan.

3. Persiapan untuk ovulasi

Saat folikel dominan matang, kadar estrogen dalam tubuh Bunda meningkat. Peningkatan estrogen ini memberikan umpan balik positif ke kelenjar pituitari, yang kemudian mengeluarkan lonjakan hormon luteinizing (LH). Lonjakan LH ini adalah pemicu utama ovulasi.

4. Fase ovulasi

Ovulasi adalah momen penting dalam siklus menstruasi dan terjadi sekitar pertengahan siklus, sekitar 12-16 hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai proses yang terjadi:

  • Pelepasan sel telur

Lonjakan LH menyebabkan folikel dominan di ovarium pecah dan melepaskan sel telur matang. Proses ini dikenal sebagai ovulasi. Sel telur yang dilepaskan ini kemudian bergerak menuju tuba falopi.

  • Pergerakan sel telur ke rahim

Setelah dilepaskan, sel telur mulai bergerak melalui tuba falopi menuju rahim. Perjalanan ini dibantu oleh gerakan silia di dalam tuba falopi. Sel telur ini dapat bertahan dan siap dibuahi oleh sperma selama sekitar 12-24 jam setelah ovulasi.

  • Kesempatan untuk pembuahan

Jika sperma hadir di tuba falopi selama waktu ini, kemungkinan besar sel telur akan dibuahi. Sperma dapat bertahan dalam tubuh wanita selama beberapa hari, sehingga hubungan intim yang terjadi saat menjelang ovulasi juga dapat memaksimalkan peluang pembuahan.

  • Setelah ovulasi

Jika sel telur dibuahi, ia akan terus bergerak menuju rahim dan menempel pada endometrium yang telah menebal untuk memulai proses kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan hancur dan keluar dari tubuh bersama dengan lapisan endometrium yang luruh, yang dikenal sebagai menstruasi.

Baca juga: Segala Upaya untuk Sukses jadi Ayah

Waktu yang Tepat untuk Berhubungan Intim

Untuk meningkatkan peluang keberhasilan promil (program hamil), sangat penting bagi Ayah dan Bunda untuk melakukan hubungan intim pada waktu yang tepat. Masa ovulasi adalah waktu terbaik untuk berhubungan karena inilah saat ketika sel telur dilepaskan dan siap untuk dibuahi oleh sperma. 

Berikut adalah penjelasan mengenai kapan sebaiknya Ayah Bunda mengoptimalkan waktu berhubungan intim selama siklus menstruasi:

1. Masa subur dan ovulasi

Masa subur adalah periode dalam siklus menstruasi di mana peluang untuk hamil paling tinggi. Fase ini meliputi lima hari sebelum ovulasi dan hari ovulasi itu sendiri. Ini terjadi karena sperma bisa bertahan hidup di dalam tubuh wanita selama 3-5 hari, sedangkan sel telur hanya bisa bertahan selama 12-24 jam setelah dilepaskan.

Untuk wanita dengan siklus menstruasi yang teratur (sekitar 28 hari), masa subur biasanya dimulai sekitar hari ke-10 hingga hari ke-16 dari siklus mereka. Ovulasi biasanya terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Jadi, jika siklus Bunda adalah 28 hari, ovulasi kemungkinan terjadi pada hari ke-14.

2. Variabilitas ovulasi

Penting untuk diingat bahwa siklus menstruasi setiap wanita berbeda. Wanita dengan siklus yang lebih panjang atau lebih pendek dari 28 hari mungkin akan mengalami ovulasi lebih awal atau lebih lambat. 

Selain itu, siklus menstruasi yang tidak teratur dapat membuat prediksi ovulasi lebih menantang. Dalam kasus ini, menggunakan metode lain untuk mendeteksi ovulasi, seperti tes ovulasi atau pemantauan suhu tubuh basal, bisa sangat membantu.

3. Tanda-tanda ovulasi

Untuk mengetahui bahwa Bunda telah memasuki masa subur atau fase ovulasi, berikut beberapa tanda-tandanya: 

  • Perubahan lendir serviks

Bunda akan mengalami lendir serviks yang berubah menjadi lebih jernih, licin, dan elastis (mirip dengan putih telur) selama masa subur. Lendir serviks memiliki fungsi untuk mempermudah sperma berenang mencapai sel telur melalui serviks.

  • Suhu basal tubuh

Suhu basal tubuh sedikit meningkat setelah ovulasi. Mengukur suhu tubuh setiap pagi sebelum bangun dari tempat tidur dapat membantu Bunda mengetahui kapan ovulasi telah terjadi, tetapi ini lebih berguna untuk memantau siklus setelah beberapa bulan pencatatan.

  • Nyeri ovulasi

Beberapa wanita merasakan nyeri ringan di salah satu sisi perut bagian bawah pada saat ovulasi, yang dikenal sebagai mittelschmerz. Jika Bunda mengalami hal serupa sebelum menstruasi, itu bisa menjadi tanda masa subur telah tiba.

Strategi Berhubungan Intim Selama Promil

Agar Bunda cepat hamil disarankan berhubungan intim setiap dua hingga tiga hari selama masa subur. Ini untuk memastikan bahwa selalu ada sperma yang sehat di dalam saluran reproduksi ketika ovulasi terjadi.

Fokuslah untuk berhubungan intim beberapa hari sebelum ovulasi dan pada hari ovulasi itu sendiri. Mengingat sperma dapat bertahan hidup hingga 5 hari, berhubungan intim pada hari ke-10 hingga ke-16 dari siklus menstruasi (untuk siklus 28 hari) dapat meningkatkan peluang kehamilan.

Demikian penjelasan terkait fase ovulasi agar Ayah dan Bunda dapat meningkatkan peluang keberhasilan program hamil. Selain itu, Ayah Bunda juga perlu menjaga kesehatan secara umum, mengonsumsi makanan bergizi, dan mengurangi stres juga sangat penting untuk mendukung kesuburan dan kehamilan yang sehat.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Thiyagarajan, D.K., Basit, H., & Jeanmonod, R. NCBI Bookshelf (2021). Physiology, Menstrual Cycle
  • Bull, et al. (2019). Real-World Menstrual Cycle Characteristics of More Than 600,000 Menstrual Cycles. NPJ Digital Medicine, 2, pp. 83. 
  • Watson, S. Healthline (2018). Stages of the Menstrual Cycle.
  • Knudtson, J. & McLaughlin, J.E. Merck Manual Consumer Version (2019). Menstrual Cycle.
  • WebMD (2020). Getting Started on Getting Pregnant.
  • WebMD (2018). Understanding Ovulation & Fertility: Facts to Help You Get Pregnant.
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari terakhir untuk hemat 11%
Checkout Sekarang

Hari
Jam
Menit
Detik
doctors
Buat Janji