Fakta Mengenai Sel Telur dan Efeknya pada Kehamilan

Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer


Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 20/05/2022

Penurunan kualitas sel telur dan kesuburan bersifat alami seiring dengan meningkatnya usia.

Wanita terlahir dengan semua sel telur yang dimilikinya, yakni sekitar 1-2 juta sel. Seiring berjalannya waktu, jumlah sel telur yang sehat akan menurun melalui dua cara. Pertama, melalui siklus haid, di mana seribu sel telur akan hilang setiap bulannya setelah pubertas. Kedua, karena faktor usia. Pada usia 35 tahun, hanya tersisa sekitar 6 persen sel telur di dalam ovarium wanita. Kualitas sel telur pun juga berkurang.

Berkurangnya kualitas sel telur merupakan salah satu penyebab utama infertilitas pada wanita. Akan tetapi, perlu diingat bahwa jumlah dan kualitas sel telur tidak selalu sejalan. Memiliki jumlah sel telur yang cukup tak selalu berarti kualitasnya bagus.

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Apa itu sel telur?

Sel telur atau bahasa medisnya ovum (oosit) adalah gamet yang spesifik untuk kelamin wanita. Ini adalah sel yang akan membentuk embrio ketika bersatu dengan sel sperma melalui proses fertilisasi atau pembuahan. Sel telur adalah sel terbesar di dalam tubuh wanita, dan strukturnya dapat dilihat dengan jelas menggunakan mikroskop. 

Sel telur yang normal memiliki bentuk yang membulat dan memiliki semua struktur dengan ciri-ciri berikut:

  • Sitoplasma yang homogen, tanpa adanya benda asing.
  • Badan polar (polar body) tunggal di dalam ruang perivitelina, sedikit mendatar dan isinya homogen. Keberadaan badan polar menunjukkan bahwa inti sel telur telah matang dan siap dibuahi. 
  • Ruang perivitelina yang hampir tidak terlihat. Ini merupakan zona di mana badan polar berada.
  • Zona pelusida yang tampak merata (seragam) dengan ketebalan yang sesuai.
Struktur Sel Telur

Tahap perkembangan sel telur

Tahap perkembangan sel telur disebut dengan oogenesis. Prosesnya dimulai sejak sebelum bayi lahir. Tahap-tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Sel germinal primordial

Cikal bakal dari tiap sel telur adalah sel germinal primordial. Ini adalah sel embrionik yang nantinya akan menjadi sel sperma atau sel telur. Di dalam embrio yang sedang berkembang, sel-sel ini bergerak ke area yang nantinya akan menjadi testis atau ovarium (gonad).

2. Oogonium

Sel-sel germinal primordial yang telah sampai di gonad akan dipengaruhi oleh sel-sel sekitarnya untuk berkembang menjadi oogonium. Ini merupakan sel diploid, artinya mengandung dua set kromosom. Di dalam sel manusia, ini berarti ada 23 pasang kromosom (n), sehingga totalnya 46 kromosom (2n). Ini penting untuk diketahui sebab sel telur matang sebetulnya hanya memiliki 1 set atau 23 kromosom. Saat pembuahan, sel telur akan mendapat 23 kromosom pasangannya dari sel sperma agar menjadi lengkap kembali. 

Dalam lima bulan pertama kehidupan janin, oogonium semakin bertambah jumlahnya melalui proses pembelahan sel yang disebut mitosis. Ini merupakan tahap penggandaan sel di mana setiap sel baru juga mengandung 46 kromosom (2n). Sel-sel ini terus berlipat ganda hingga mencapai puncaknya saat usia kehamilan 5 bulan. Di titik ini, janin perempuan memiliki 7 juta sel telur. Setelah titik ini, jumlah sel telur mulai menurun dan saat lahir, bayi perempuan tinggal 2 juta sel telur yang tersisa.

3. Oosit primer

Di akhir perkembangan janin, sel telur berhenti berlipat ganda dan mulai mematangkan diri secara individu. Tiap sel telur akan mengalami dua pembelahan sel meiosis yang berbeda sebelum menjadi sel telur yang matang (ovum). 

Di tahap ini, sel-sel telur akan mengalami pembelahan meiosis yang pertama. Pembelahan sel tipe ini bertujuan untuk mematangkan sel telur, dan bukan menambah jumlah sel telur. Perkembangan sel telur berhenti sementara di titik ini hingga nanti saat pubertas, di mana hormon-hormon reproduksi mulai bekerja dan memicu tahap perkembangan selanjutnya.

4. Oosit sekunder

Setelah pubertas, oogenesis dimulai kembali. Tentu saja, tidak semua oosit primer akan melalui tahapan ini bersama-sama. Mereka akan bergiliran memasuki tahap ini selama masa reproduksi wanita. Setiap bulannya, satu set oosit primer baru akan mulai matang. 

Oleh pengaruh hormon reproduksi, oosit primer akan menyelesaikan pembelahan meiosis tahap 1. Tahap ini dikenal sebagai pematangan oosit. Pada akhir tahap ini, sel-sel membelah menjadi dua sel terpisah, yakni badan polar kecil dan oosit sekunder yang besar. Badan polar pada akhirnya akan menghilang dan oosit sekunder akan memulai tahap pematangan berikutnya.

Baca Juga : Apakah sel telur wanita bisa habis ?

5. Ootid

Di tahap ini, oosit sekunder akan menjalani pembelahan meiosis tahap 2. Sel-sel akan kembali membelah menjadi dua sel terpisah, yakni badan polar kecil dan sel matang yang lebih besar. Sel telur matang yang lebih besar ini disebut dengan ootid. Sama seperti sebelumnya, badan polar akan menghilang.

Ovulasi terjadi ketika oosit telah mencapai tahap ootid ini.

6. Ovum

Pada saat ovulasi, ootid dilepaskan dari folikel ovarium. Selanjutnya, sel ini akan bergerak ke tuba falopi, tempat terjadinya pembuahan. Bila pembuahan terjadi, ootid akan mengalami proses pematangan akhir dan menjadi ovum, yakni sel telur yang benar-benar matang.

Tahap Perkembangan Sel Telur

Kuantitas vs kualitas sel telur

Cadangan ovarium wanita, yakni jumlah sel telur yang dimilikinya sepanjang masa reproduksi, sudah terbentuk sejak lahir. Anak perempuan terlahir dengan 1-2 juta sel telur imatur (belum matang). Namun, saat mencapai pubertas, cadangan ovarium telah berkurang menjadi 500.000 sel telur.

Sejak itu, wanita akan melepaskan sel telur matang di setiap siklus haid. Sel telur lainnya akan mengalami proses yang disebut atresia dan menghilang.

Jumlah Sel Telur

Gambar di atas menunjukkan bagaimana cadangan ovarium wanita menurun secara bertahap hingga betul-betul habis kala mencapai menopause. Seperti sudah disebutkan tadi, tidak hanya jumlah sel telur yang menurun sesuai dengan pertambahan usia, tetapi juga kualitasnya. 

Penuaan membuat mutasi atau kelainan-kelainan pada materi genetik (DNA) sel telur terakumulasi, di mana ini bisa memicu embrio yang defektif dan berakhir dengan abortus (keguguran) atau cacat bawaan pada bayi yang lahir. Inilah mengapa keguguran dan kelainan seperti sindrom Down lebih banyak terjadi pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun. Studi menemukan bahwa wanita di awal usia 20-an memiliki sel telur abnormal sekitar 20 persen, sedangkan wanita berusia 40-an memiliki sel telur abnormal sekitar 80 persen. 

Apa saja penyebab kualitas sel telur yang buruk?

Selain karena faktor usia, beberapa kelainan atau kebiasaan yang sehat dapat menurunkan kualitas sel telur. 

  • Endometriosis. Studi menemukan bahwa wanita dengan endometriosis memiliki angka kehamilan yang lebih tinggi kala menjalani siklus bayi tabung dengan sel telur donor yang tidak mengalami endometriosis. Namun ketika dibalik, yakni wanita tanpa endometriosis menjalani siklus bayi tabung dengan sel telur donor yang mengalami endometriosis, angka kehamilan yang sukses berkurang signifikan. Ini membuat para pakar mengambil kesimpulan bahwa endometriosis sepertinya memengaruhi kualitas sel telur.
  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS).
  • Tembakau dan alkohol. Wanita yang merokok umumnya memiliki jumlah sel telur yang lebih sedikit dan persentase sel telur sehat yang lebih rendah. Mereka juga mengalami menopause sekitar 4 tahun lebih cepat ketimbang wanita yang tidak merokok. Dan menurut American Society of Reproductive Medicine (ASRM), angka kehamilan wanita perokok yang menjalani siklus bayi tabung 30 persen lebih rendah daripada yang tidak merokok.
  • Pola makan yang tidak sehat.
  • Adanya riwayat pengobatan dengan radioterapi atau kemoterapi. Keduanya merupakan terapi kanker yang kerap kali tidak bisa dihindari. Oleh sebab itu, untuk menjaga kualitas sel telur, banyak wanita membekukan sel telurnya sebelum menjalani terapi kanker.

Bisakah kualitas sel telur diperiksa?

Hingga kini, tidak ada tes yang spesifik untuk memeriksa kualitas sel telur. Tes yang ada, yakni tes cadangan ovarium (ovarian reserve testing), adalah pemeriksaan untuk menghitung jumlah sel telur, bukan kualitas sel telur. Tes kesuburan lain, seperti kadar hormon anti-Müllerian (AMH) atau antral follicle count (AFC) pada USG, juga hanya memberi tahu berapa jumlah sel telur yang tersisa sehingga dapat membantu memprediksi berapa jumlah sel telur yang dapat diambil saat menjalani siklus bayi tabung. 

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah sel telur itu normal adalah dengan mencoba membuahinya dengan sel sperma di laboratorium. Yakni, melalui siklus bayi tabung. Bila pembuahan berhasil, dapat dilakukan tes genetik pada embrio. Mengapa tidak bisa melakukan tes genetik pada sel telur yang belum dibuahi? Sel telur yang belum dibuahi merupakan sel tunggal, di mana belum ada teknologi yang bisa secara aman memeriksa hal ini. 

Sesungguhnya, mutasi atau kesalahan-kesalahan di dalam materi genetik sel telur manusia berlangsung secara alami dan tidak bisa dihindari. Dan karena dampak usia terhadap kualitas sel telur bersifat konsisten dan universal, usia wanita sudah cukup untuk memberi gambaran yang akurat terkait persentase jumlah sel telur yang normal.

Adakah cara untuk memperbaiki kualitas sel telur?

Perlu diketahui bahwa tidak ada obat ajaib yang bisa memperbaiki kualitas sel telur. Namun, memiliki gaya hidup sehat, pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga, serta menghindari konsumsi rokok dan alkohol adalah cara terbaik untuk menjaga kualitas sel telur. 

Dan satu-satunya cara untuk menjaga kualitas dan melestarikan kesuburan Anda adalah melalui cryopreservation atau pembekuan sel telur. Sel telur yang diambil dan diawetkan tidak menjadi rusak karena pertambahan usia seperti sel telur di dalam tubuh Anda. Kesehatan dan kualitas sel telur ini di-“pause” atau dibekukan sementara, memungkinkan Anda menggunakan sel-sel telur sehat tersebut untuk mencapai kehamilan di kemudian hari, kala kesuburan mungkin sudah menurun.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum juga hamil setelah berupaya selama dua belas bulan atau lebih (atau enam bulan jika usia perempuan di atas 35 tahun), kami menyarankan Anda untuk melakukan penilaian kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.

  1. Homer HA. The role of oocyte quality in explaining “unexplained” infertility. InSeminars in reproductive medicine 2020 Jan (Vol. 38, No. 01, pp. 021-028). Thieme Medical Publishers, Inc.
  2. Rosner J, Samardzic T, Sarao MS. Physiology, Female Reproduction. [Updated 2021 Oct 9]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. 
  3. Sanchez AM, Vanni VS, Bartiromo L, Papaleo E, Zilberberg E, Candiani M, Orvieto R, Viganò P. Is the oocyte quality affected by endometriosis? A review of the literature. Journal of ovarian research. 2017 Dec;10(1):1-1.
  4. Simon C, Gutiérrez A, Vidal A, de los Santos MJ, Tarín JJ, Remohí J, Pellicer A. Outcome of patients with endometriosis in assisted reproduction: results from in-vitro fertilization and oocyte donation. Human reproduction. 1994 Apr 1;9(4):725-9.
  5. Xu B, Guo N, Zhang XM, Shi W, Tong XH, Iqbal F, Liu YS. Oocyte quality is decreased in women with minimal or mild endometriosis. Scientific reports. 2015 May 29;5(1):1-8.
Share:

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji