Beranda » BLOG » Program Hamil » Episiotomi: Teknik, Indikasi dan Komplikasi
Episiotomi: Teknik, Indikasi dan Komplikasi
Episiotomi untuk melebarkan vagina saat bersalin kini hanya direkomendasikan untuk kasus-kasus tertentu.
Episiotomi adalah sayatan yang dibuat pada perineum wanita (area antara vulva dan anus), agar bukaan vagina lebih besar dan proses persalinan lebih mudah. Tujuannya, untuk menghindari robekan jaringan selama proses pengeluaran bayi.
Dahulu, episiotomi adalah teknik yang rutin atau cukup umum dilakukan saat seorang wanita menjalani persalinan per vaginam. Kini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) hanya merekomendasikannya untuk dilakukan pada situasi-situasi tertentu.
Bertahun-tahun, episiotomi dianggap dapat membantu mencegah robekan vagina yang lebih besar kala bersalin. Para pakar dulunya meyakini bahwa sayatan akan sembuh lebih baik ketimbang robekan alami. Prosedur ini juga dianggap dapat membantu menjaga otot jaringan ikat yang menopang dasar panggul.
Akan tetapi, hasil studi-studi ilmiah semakin banyak yang mendukung bahwa episiotomi tidak mencegah robekan berat dan justru dapat membuat robekan lebih parah. Selain itu, teknik ini juga tidak mencegah komplikasi seperti inkontinensia urin atau usus (tidak bisa menahan buang air kecil atau buang air besar), serta tidak membuat hubungan intim lebih tidak menyakitkan ketimbang robekan vagina alami. Oleh karena itulah, di tahun 2006, American College of Obstetricians and Gynecologists mengeluarkan rekomendasi untuk tidak melakukan episiotomi rutin.
Tanya Ferly tentang Promil?
Sejak itu, baik WHO dan ACOG (American Association of Obstetricians and Gynecologists) menganjurkan bahwa episiotomi hanya boleh dilakukan pada kasus-kasus tertentu, seperti di bawah ini:
- Distosia bahu, di mana bahu bayi tersangkut di belakang tulang panggul.
- Gawat janin, di mana pola detak jantung janin selama bersalin menjadi tidak normal.
- Menjalani persalinan per vaginam dengan alat bantu, seperti forsep atau vakum.
- Persalinan yang rumit karena bayi besar.
- Posisi bayi sungsang.
- Terdapat robekan vagina derajat tiga atau empat yang tidak menyembuh dengan baik.
- Area perineum tidak elastis.
- Vagina sangat sempit, sehingga lebih berisiko untuk robek.
Prosedur episiotomi
Ada dua jenis sayatan pada episiotomi:
- Sayatan midline (garis tengah). Sayatan ini dilakukan secara vertikal. Sayatan jenis ini lebih mudah diperbaiki namun sayatannya lebih berisiko meluas ke area anus.
- Sayatan mediolateral. Sayatan ini cenderung tidak menyebabkan robekan yang meluas ke area anus. Akan tetapi, lebih nyeri dan lebih sulit diperbaiki.
Episiotomi yang dilakukan selama persalinan per vaginam umumnya mengikuti proses berikut:
- Wanita akan dibius agar tidak merasakan nyeri. Bila sudah diberikan bius epidural, wanita tidak akan lagi merasakan apapun dari pinggang ke bawah. Karena itu, tidak diperlukan bius tambahan. Bila belum mendapatkan bius apapun, dokter akan menyuntikkan bius lokal ke dalam perineum.
- Setelah bayi crowning (kepala bayi di depan lubang vagina) dan menekan perineum, dokter akan menggunting area perineum.
- Bayi dilahirkan, diikuti dengan plasenta (ari-ari).
- Dokter akan mengevaluasi derajat robekan yang terjadi dan menilai ada tidaknya komplikasi. Setelah itu, dilakukan penjahitan untuk memperbaiki jaringan dan otot yang terdampak.
Derajat robekan vagina pascaepisiotomi
Tujuan utama dari episiotomi adalah mencegah robekan serius pada perineum, dan karenanya perlu diketahui derajat robekan vagina yang bisa terjadi.
- Derajat 1: Robekan kecil yang hanya melibatkan dinding vagina.
- Derajat 2: Robekan yang meluas melampaui dinding vagina, yakni hingga ke jaringan di bawahnya seperti otot perineum. Sebagian besar episiotomi adalah robekan vagina derajat dua.
- Derajat 3: Robekan yang melibatkan dinding vagina, jaringan di bawah vagina, dan meluas ke otot sfingter yang melingkari anus.
- Derajat 4: Robekan mengenai dinding vagina, jaringan di bawah vagina, sfingter anus, dan rektum. Ini adalah jenis robekan vagina terberat dengan komplikasi terbanyak.
Perbaikan dan pemulihan episiotomi
Setelah bayi lahir, dokter akan menjahit sayatan episiotomi melalui prosedur yang disebut episiorafi atau perineorafi. Benang yang digunakan bersifat resorbable, dapat diserap, sehingga tidak perlu diangkat/dicabut setelah luka menutup. Selama penyembuhan, wanita umumnya diberikan obat antinyeri dan pelunak tinja agar tidak banyak mengejan.
Pemulihan pascaepisiotomi umumnya memerlukan waktu 4-6 minggu. Rasa tidak nyaman atau nyeri bisa berlangsung selama 2-3 minggu setelah melahirkan, khususnya saat berjalan atau duduk. Selama proses penyembuhan, jahitan dapat mengiritasi kulit sekitarnya, namun hal ini normal. Buang air kecil dapat terasa sangat perih. Dan bagi sebagian wanita, hubungan intim bisa terasa sakit di bulan-bulan awal pascabersalin.
Komplikasi episiotomi
Lokasi tempat episiotomi dilakukan adalah area yang kerap lembap dan sangat dekat dengan alat kelamin. Hal ini membuat proses penyembuhan dan pemulihan jaringan lebih kompleks dan lebih rentan infeksi. Komplikasi lain, mencakup perdarahan, penyembuhan luka yang lama, komplikasi pada persalinan per vaginam berikutnya, dispareunia atau nyeri saat berhubungan intim, gangguan otot dasar panggul, dan terbentuknya jaringan parut (bekas luka) yang tidak normal.
Komplikasi yang paling ditakutkan dari episiotomi adalah cedera pada otot sfingter anus eksternal (yang berfungsi untuk membuka dan menutup lubang anus) sehingga tidak bisa menahan buang air besar dan terbentuknya fistula (lubang antara anus dan vagina).
Perawatan pascaepisiotomi
Agar tidak terjadi komplikasi dan mencapai penyembuhan optimal pascaepisiotomi, wanita dianjurkan untuk mengikuti serangkaian perawatan harian berikut sejak hari pertama:
- Menjaga kebersihan area kewanitaan dan usahakan sekering mungkin.
- Mencuci area kewanitaan saat mandi dengan sabun ber-pH netral dan air mengalir. Hindari berendam maupun menggunakan betadine/alkohol saat membersihkan luka.
- Keringkan luka dengan cara menepuk-nepuk dan bukan menggesek handuk agar jahitan tidak lepas.
- Bilas area kewanitaan sebersih mungkin setelah buang air kecil dan/atau buang air besar, khususnya bila luka masih baru.
- Menggunakan pakaian dalam yang berbahan katun, menyerap keringat, dan longgar.
- Minum paling sedikit 2 liter sehari dan mengonsumsi makanan tinggi serat agar buang air besar rutin dan tidak konstipasi.
- Di masa nifas, atau enam minggu pertama setelah bersalin, gunakan pembalut berbahan katun yang menyerap keringat. Hindari menggunakan tampon.
- Hindari hubungan intim hingga dokter menyatakan bahwa luka sudah benar-benar sembuh dan.
- Nyeri yang terasa mengganggu dapat dikurangi dengan mengonsumsi obat antinyeri seperti parasetamol atau ibuprofen.
- Dianjurkan melakukan latihan Kegel secara rutin untuk membantu proses pemulihan.
Segera hubungi dokter bila pascaepisiotomi wanita merasakan:
- Nyeri yang semakin memburuk.
- Keputihan berbau atau luka mengeluarkan nanah.
- Kulit di sekitar luka kemerahan atau membengkak.
- Terjadi perdarahan di lokasi sayatan.
- Ada demam, menggigil, atau pegal linu.
Cara mencegah episiotomi
Untuk menghindari episiotomi atau robekan vagina saat bersalin, wanita harus melatih otot-otot dasar panggul yang berada di sekitar vagina. Otot-otot ini bisa dilatih agar menjadi kuat dan lebih elastis. Caranya dengan:
- Menemui fisioterapis yang ahli otot dasar panggul untuk dilakukan evaluasi.
- Menghadiri kelas bersalin.
- Melakukan latihan Kegel.
- Melakukan pijat perineum sejak usia kehamilan 32-34 minggu.
Penutup
Di masa kini, episiotomi sudah tidak rutin dilakukan. Kalaupun sampai dilakukan, artinya dokter sudah mempertimbangkan bahwa manfaatnya lebih besar ketimbang risikonya. Bila Anda belum yakin akan hal ini, diskusikan dengan dokter tentang peluang memerlukan episiotomi saat kontrol hamil rutin. Dokter akan membantu Anda memahami kapan prosedur ini betul-betul perlu dilakukan saat melahirkan demi kesejahteraan bayi.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum juga hamil setelah berupaya selama dua belas bulan atau lebih (atau enam bulan jika usia perempuan di atas 35 tahun), kami menyarankan Anda untuk melakukan penilaian kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.
- Barjon K, Mahdy H. Episiotomy. [Updated 2022 Sep 6]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK546675.
- Berkowitz LR, Foust-Wright CE. Approach to episiotomy. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2023.
- Cleveland Clinic. [May 03, 2022]. Episiotomy. URL: https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/22904-episiotomy.
- Mayo Clinic. [Aug 02, 2022]. Episiotomy: when it’s needed, when it’s not. URL: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/episiotomy/art-20047282.
- Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. URL: https://www.rcog.org.uk/for-the-public/perineal-tears-and-episiotomies-in-childbirth/episiotomy/#:~:text=An%20episiotomy%20is%20a%20cut,only%20done%20with%20your%20consent.
- Fungsi Endometrium dan Kegagalan Program Bayi Tabung - 18/10/2024
- Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin, Infeksi Berdarah Dingin - 15/10/2024
- Koriokarsinoma : Kanker yang terkenal “angker” - 11/09/2024
Artikel Terkait:
- Teknik Episiotomi untuk Jalan Keluar Bayi
- Cegah Komplikasi Saat Hamil Usia 35 Lebih
- Makrosomia: Apa dan Dampaknya pada Ibu dan Janin?
- Laparoskopi : Persiapan, Tujuan, Manfaat dan Efek Samping
- Nyaman dan Aman Berkunjung ke Bocah Indonesia di…
- Antara Vaksin Corona dan Kesuburan, Adakah Hubungannya?
- Kenali Penyebab dan Cara Mencegah Keguguran Berulang
- Proses Bayi Tabung dan Persiapan Pasangan Sebelum…