3 Efek Omicron Pada Pria, Bisa Bikin Penis Menciut?

efek-omicron-sebabkan-penis-menciut

Pandemic COVID-19 memang belum berakhir. Hal ini terbukti di beberapa negara mengalami peningkatan pasien positif COVID-19. Tidak sedikit yang mengalami varian baru virus corona, Omicron. Hal ini disebabkan penularan Omicron yang jauh lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya. Lantas, apa saja efek Omicron bagi kesehatan?

Mengenal Varian Baru COVID-19, Omicron

Dua tahun sudah hampir seluruh penjuru dunia mengalami pandemic COVID-19 yang pertama kali merebak di Wuhan. Banyaknya pasien yang dinyatakan positif pun harus mengalami karantina menyebabkan kekhawatiran bagi masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi di luar rumah.

Omicron adalah salah satu jenis varian baru COVID-19. Varian ini merupakan hasil dari mutasi virus corona yang berasal dari Afrika Selatan. Varian virus B.1.1.529 ini memiliki tingkat mutasi yang tinggi sehingga penyebarannya lebih cepat daripada varian lainnya.

Gejala Omicron tidak jauh berbeda dengan gejala umum varian COVID-19 lainnya, yakni demam, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, hilangnya indera perasa dan penciuman, nyeri otot, hingga sesak napas. Namun pada beberapa kasus, banyak yang mengalami positif Omicron tanpa mengalami gejala khusus.

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Efek Omicron Terhadap Kesuburan Pria

Menurut sebuah jurnal yang diterbitkan Journal of  Reproduction mengungkapkan jika virus corona bisa memengaruhi kualitas sperma sehingga akan berdampak pada kesuburan. Hal ini lantaran virus SARS-CoV-2 ini bisa menyebabkan peradangan dan stres oksidatif.

Sebelumnya, ilmuwan asal Israel juga melakukan sebuah studi yang menunjukkan jika COVID-19 bisa menyebabkan kemandulan pada pria. Hal ini lantaran, virus tersebut dapat merusak sel testis, tempat produksinya sperma.

Studi lain yang diterbitkan oleh jurnal Fertility and Sterility, menunjukkan responden pria mengalami penurunan jumlah sperma hingga 50 persen per milimeter, turunnya jumlah volume ejakulasi, hingga berkurangnya pergerakan sperma.

Dampak virus COVID-19 memang tidak bisa dianggap sepele. Pasalnya, efek Omicron memberikan dampak yang signifikan bagi sistem reproduksi pria. Varian terbaru COVID-19 yang berasal dari Afrika Selatan, Omicron, ini dikenal dengan penularannya yang lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya, Delta.

Terlebih gejala varian ini lebih ringan daripada sebelumnya, yakni berupa flu biasa. Bahkan pada beberapa kasus, pasien positif tidak mengalami gejala-gejala yang dicurigai sebagai penyebaran virus corona.

Meskipun pada umumnya, COVID-19 bisa memberikan dampak bagi sistem reproduksi pria, namun mengingat varian Omicron memiliki penularan yang lebih cepat daripada varian lainnya, sehingga diharapkan Anda harus lebih berhati-hati dan meningkatkan protokol kesehatan.

Omicron

Berikut dampak COVID-19 pada sistem reproduksi pria.

1. Disfungsi ereksi

Salah satu efek Omicron, varian terbaru COVID-19 ini bisa menyebabkan disfungsi ereksi. Perlu dicatat, hal ini tidak hanya disebabkan oleh varian Omicron, varian sebelumnya pun juga bisa membuat pria mengalami disfungsi ereksi.

BACA JUGA : Disfungsi Ereksi pada Pengantin Baru

Sebuah jurnal yang diterbitkan Journal of Endocrinological Investigation pada tahun 2020, mengungkapkan jika virus SARS-CoV-2 bisa memicu peradangan pada pembuluh darah. Dalam jurnal tersebut mengatakan, ketika pembuluh darah dan sistem kardiovaskular rusak maka hal tersebut dapat memicu disfungsi ereksi.

Sebuah hasil studi lain yang diterbitkan Cambridge University Press Public Health Emergency Collection melaporkan, dua orang pria yang terjangkit virus tersebut mengalami ketidakmampuan untuk mencapai orgasme setelah dinyatakan negatif dari COVID.

Selain itu, ahli urologi Miami dalam jurnalnya yang diterbitkan World Journal of Men’s Health, mengungkapkan terdapat dua pria yang menderita disfungsi ereksi setelah ditemukannya virus corona yang dapat masuk ke organ intim, yakni penis. Para ahli menyatakan jika sebelum terjangkit COVID-19, para pria ini memiliki fungsi ereksi yang normal.

2. Ukuran penis mengecil

Salah satu dampak dari COVID-19 adalah memengaruhi ukuran penis menjadi kecil. Hal ini ditemukan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Lancet E Clinical Medicine. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap 3.400 orang yang dilakukan oleh University College London, menemukan bahwa dari 200 orang melaporkan mengalami gejala long-covid, salah satunya yang paling langka adalah mengaku ukuran penis mengecil.

Hampir 5 persen pria mengalami penurunan ukuran penis. Menurut para ahli, hal ini kemungkinan efek domino dari kerusakan pembuluh darah akibat virus corona.

3. Priapismus

Salah satu dampak dari komplikasi COVID-19 adalah priapismus. Priapismus adalah kondisi di mana pria mengalami ereksi berkepanjangan.

Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan The American Journal of Emergency Medicine, terdapat sebuah kasus di mana pria berusia 69 tahun di Ohio, Amerika Serikat dirawat di Unit Gawat Darurat akibat mengalami demam, batuk kering, hingga diare.

Dua hari kemudian, pria ini mengalami dispnea akut yang menyebabkan kondisi pernapasannya terus menurun. Pria ini pun dilarikan ke perawatan unit intensif (ICU) dan memerlukan ventilator. Saat perawat sedang mengalami pemeriksaan berkala, disadari pria ini mengalami ereksi.

Setelah diberikan es untuk kompres pada penis, ereksi tak juga berhenti hingga 4 jam. Ereksi mereda 30 menit setelah pangkal penis disuntikkan obat oleh tim medis.

Tim medis melakukan diagnosis jika pria tersebut mengalami priapismus iskemik. Kondisi ini di mana seorang pria mengalami ereksi akibat adanya penyumbatan pada pembuluh darah.

Dalam jurnal tersebut juga mengungkapkan jika priapismus pada pasien komplikasi COVID-19 tersebut akan perlu dilakukan observasi lebih dalam kasus ini.

Pasalnya, jika priapismus terjadi karena komplikasi virus corona ha ini harus segera mendapat penanganan yang tepat agar tidak menyebabkan kondisi yang lebih serius.

BACA JUGA: Ukuran Penis Normal Pria dan Hubungannya Dengan Kesuburan

Cara Mencegah Varian Omicron

Sampai saat ini WHO dan sejumlah peneliti besar di seluruh dunia masih melakukan penelitian untuk lebih memahami varian ini. Mulai dari diagnosis, cara kerja vaksin, hingga pengobatannya.

Salah satu pencegahan penularan Omicron adalah dengan melakukan vaksinasi dengan dosis lengkap untuk mengantisipasi penyebaran varian Omicron maupun varian COVID-19 lainnya.

Apakah vaksin memengaruhi kesuburan? Pada sebuah hasil studi yang diterbitkan oleh Journal of American Medical Association terhadap 45 pria untuk mengumpulkan sampel cairan sperma. Pengumpulan cairan sperma dilakukan sebelum para pria ini melakukan vaksin dosis pertama. Selanjutnya, pengumpulan cairan sperma kembali dilakukan setelah 70 hari setelah vaksinasi dosis kedua.

Baca Juga : Efek radiasi pada handphone, mempengaruhi kesuburan?

Hasilnya, tidak ditemukan adanya penurunan parameter kualitas sperma dari dua dosis vaksinasi yang dilakukan. Hal ini juga ditunjukkan kepada pria yang mengalami oligospermia, di mana tidak ditemukan penurunan kualitas sperma lebih lanjut akibat vaksinasi.

Dari studi tersebut menyatakan jika vaksin COVID-19 tidak memengaruhi kondisi kesuburan sehingga tetap aman bagi pasangan suami istri yang tetap ingin memiliki keturunan.

Kesimpulan

Setelah mengetahui efek Omicron dan mengingat varian Omicron adalah salah satu varian COVID-19 yang memiliki penyebaran lebih tinggi, maka selain melakukan vaksin dengan dosis penuh, Anda tetap harus memerhatikan protokol kesehatan.

  • Hindari kerumunan menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain.
  • Pastikan memakai masker dengan benar.
  • Mencuci tangan secara teratur.
  • Konsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan imunitas tubuh.
  • Melakukan olahraga teratur untuk menjaga tubuh tetap bugar.
cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum juga hamil setelah berupaya selama dua belas bulan atau lebih (atau enam bulan jika usia perempuan di atas 35 tahun), kami menyarankan Anda untuk melakukan penilaian kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.

  1. Sansone, A; Mollaioli, D; Ciocca, G. Addressing male sexual and reproductive health in the wake of COVID-19 outbreak. J Endocrinol Invest. 2021; 44(2): 223–231. 
  2. Lamamri, Myriam; Chebbi, Ala; Mamane, Jordan. Priapism in a patient with coronavirus disease 2019 (COVID-19). Am J Emerg Med. 2021 Jan; 39: 251.e5–251.e7. 
  3. Kresch, Eliyahu; Achua, Justin; Saltzman, Russell. COVID-19 Endothelial Dysfunction Can Cause Erectile Dysfunction: Histopathological, Immunohistochemical, and Ultrastructural Study of the Human Penis. World J Mens Health. 2021 Jul;39(3):466-469. 
  4. Gonzalez, Daniel C; Nassau, Daniel E; Khodamoradi, Kajal. Sperm Parameters Before and After COVID-19 mRNA Vaccination. JAMA. 2021 Jul 20;326(3):2 URL. Sex Med Rev. 2021 Sep 20.
  5. World Health Organization (2021). Classification of Omicron (B.1.1.529): SARS-CoV-2. 
  6. Davis, Hannah E; Assaf, Gina S; McCorkell, Lisa. Characterizing long COVID in an international cohort: 7 months of symptoms and their impact. Research Paper| Volume 38, 101019, August 01, 2021.
Avatar photo
Share:

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari terakhir untuk hemat 11%
Checkout Sekarang

Hari
Jam
Menit
Detik
doctors
Buat Janji