Abstinensi, Ketika Ayah Tidak Melakukan Ejakulasi

Durasi Abstinensi Sebelum Analisa Sperma

Ketika seorang pria ingin melakukan pemeriksaan analisis sperma maka harus melakukan abstinensi seksual atau tidak melakukan ejakulasi dengan cara apapun.

Salah satu tes kesuburan pria yang dilakukan adalah analisis sperma. Analisis sperma adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai kondisi sperma yang menentukan seorang pria subur atau tidak.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan analisis air mani yang mengandung sperma. Air mani tersebut akan dikeluarkan melalui masturbasi. Nah, yang perlu Ayah ketahui ada beberapa syarat yang perlu dilakukan sebelum melakukan analisis sperma, salah satunya abstinensi. Lantas, berapa lama durasi abstinensi sebelum analisis sperma?

Baca juga: Cara Membedakan Sperma Subur dan Tidak

Durasi Abstinensi Sebelum analisis Sperma

Sesuai yang disebutkan di atas, salah satu syarat sebelum melakukan analisis sperma adalah abstinensi.


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Di Bocah Indonesia sendiri, sebelum Ayah melakukan analisis sperma maka disarankan untuk puasa berhubungan atau ejakulasi 48-96 jam sebelum analisis sperma.

Menurut dr. Gito Wasian, Sp.And, dokter spesialis andrologi Bocah Indonesia, menyebutkan jika bukan tanpa sebab durasi abstinensi diperlukan selama 2-3 hari. Hal ini lantaran sperma membutuhkan waktu pematangan pada saluran skrotum (epididimis) memerlukan waktu sekitar 3 hari.

“Sperma ini pembuatannya sekitar 3 bulan, kemudian sperma akan disimpan di epididimis atau di gudangnya. Dari testis, sperma ini belum bisa gerak, baru bisa bergerak di epididimis saat maturasi. Maturasi di epididimis butuh waktu sekitar 3 hari. Jadi, kenapa abstinensi 2-3 hari? Karena pematangan di epididimis butuh waktu 3 hari sehingga sperma yang keluar, yang sudah matang,” ucap dr. Gito.

Selain itu, dokter Gito juga menambahkan bahwa proses pembuatan sperma membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Sehingga jika terdapat faktor apapun yang terjadi dalam waktu tersebut maka dapat memengaruhi kondisi sperma.

“Jadi, proses pembuatan (sperma) terjadi sekitar 3 bulan. Faktor apapun yang terjadi dalam 3 bulan terakhir akan berpengaruh,” tambahnya.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengambil Sperma untuk Program Bayi Tabung? Ini Penjelasannya!

Hasil Dari Cek Sperma

Prosedur analisis sperma akan dilakukan dengan menganalisis sampel semen yang telah diambil sebelumnya. Dari hasil tes tersebut, dokter akan membaca jumlah, gerak, bentuk, hingga volume dari sperma yang terkandung pada air mani.

Menurut dr. Tiara Kirana, Sp.And, dokter spesialis andrologi Bocah Indonesia, menyebutkan jika banyak yang perlu dilihat dari hasil tes analisis sperma.

“Pokoknya banyak banget yang harus kita analisis dari hasil tersebut, ada jumlah, kemudian geraknya seperti apa, cepat atau diam di tempatnya, banyak yang mati atau nggak. Terus bentuknya, volumenya seperti apa. Ada leukosit (sel darah putih) atau nggak, kira-kira ada infeksi apa nggak,” ujar dr. Tiara.

Meski begitu, banyak pria yang takut maupun khawatir untuk melakukan tes analisis sperma. Padahal ini merupakan salah satu pemeriksaan awal sebelum menjalani program hamil. Melalui analisis sperma ini juga, Ayah dapat mengetahui kondisi sperma dan bisa segera mendapat penanganan yang tepat.

Yuk, segera lakukan tes analisis sperma di klinik fertilitas terdekat!

Artikel ini ditinjau secara medis oleh dr. Chitra Fatimah

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Sariningsih, S.R., et al. (1992). Gambaran beberapa parameter utama pada analisis semen dengan masa abstinensi 3, 5, dan 7 hari. : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, 1992. 
  • Cooper, T.G., et al. (2010). World Health Organization reference values for human semen characteristics. Human Reproduction Update, Volume 16, Issue 3, May-June 2010, Pages 231–245. 
  • World Health Organization.(2010). WHO laboratory manual for the examination and processing of humansemen, fifth edition.
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji