Dampak Torsio Testis Pada Kesuburan

Dampak Torsio Testis Pada Kesuburan

Torsio testis adalah kondisi darurat di mana pasokan darah ke testikel terjepit dan terputus. Kondisi ini sangat menyakitkan dan berbahaya.

Torsio testis merupakan keadaan darurat urologis yang relatif jarang terjadi, terutama pada anak-anak dan remaja. Kondisi ini sering kali diabaikan atau terdiagnosis terlambat karena gejalanya yang serupa dengan peradangan pada testis atau jaringan lainnya. 

Torsio testis dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan testis dan berpotensi menjadi penyebab infertilitas pria. Dampak torsio testis pada fertilitas dapat menyebabkan penurunan jumlah sperma dan motilitas sperma yang rendah pada lebih dari 50% pasien.

Baca Juga: Nyeri Testis Bikin Ayah Meringis 

Apa itu Torsio Testis?

Menurut American Urological Association, kondisi torsio testis cenderung terjadi lebih sering pada sisi kiri daripada sisi kanan, dan hanya 2 dari 100 pria yang mengalami kondisi testis terbelit.

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Torsio testis adalah kondisi langka namun serius yang terjadi pada sekitar 1 dari 4.000 pria di bawah usia 25 tahun dan paling umum terjadi pada remaja antara usia 12 hingga 18 tahun. 

Torsio testis terjadi ketika testis berputar dan membelit tali sperma (koda spermatika) yang memasok darah ke skrotum. Pembelitan ini memutus pasokan darah ke testikel, menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan yang tiba-tiba dan parah.

Penyebab Torsio Testis

Penyebab dari torsio testis dapat melibatkan berbagai faktor yang membuat testis tidak terikat dan dapat bergerak bebas di dalam skrotum, dengan potensi untuk mengalami perbelitan. Beberapa faktor ini termasuk:

1. Faktor anatomis

Pada beberapa kasus, Ayah dapat memiliki jaringan penghubung yang lebih longgar antara testis dan dinding skrotum. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya perputaran atau torsio testis.

2. Bayi yang baru lahir

Bayi yang baru lahir juga dapat mengalami torsio testis karena jaringan penghubung antara testis dan skrotum belum sepenuhnya terbentuk. Kondisi ini bahkan dapat terjadi sebelum kelahiran.

3. Trauma atau cedera

Trauma atau cedera pada area genital, seperti pukulan atau benturan yang kuat, dapat meningkatkan risiko torsio testis.

4. Olahraga atau aktivitas fisik

Beberapa kasus torsio testis terkait dengan aktivitas fisik yang intens, terutama yang melibatkan gerakan berputar. Olahraga atau aktivitas tertentu, seperti bersepeda atau bermain olahraga dengan gerakan cepat dan tiba-tiba dapat memicu torsio testis.

5. Usia remaja

Selama masa pubertas, perubahan pada ukuran dan bentuk testis dapat mempengaruhi risiko torsio testis.

6. Torsio testis sebelumnya

Jika Ayah pernah mengalami torsio testis pada satu testis, ada kemungkinan bahwa hal itu dapat terjadi lagi pada testis yang lain.

7. Aktivitas seksual

Beberapa kasus torsio testis telah dikaitkan dengan aktivitas seksual yang intens atau aktivitas seksual yang melibatkan gerakan berputar.

Baca Juga: Kadar Testosteron Normal, Tingkatkan Gairah Seksual? 

Dampak Torsio Testis pada Kesuburan

Torsio testis dapat memengaruhi kemampuan seorang ayah untuk memiliki keturunan, terutama jika penanganan medis tidak segera dilakukan. Berikut adalah dampak torsio testis pada kesuburan:

1. Kualitas sperma yang buruk

Studi menunjukkan bahwa setelah 4 tahun terjadinya torsio testis, sebagian besar pasien mengalami masalah pada gerakan dan bentuk sperma. Sebanyak 64% pasien memiliki motilitas atau morfologi sperma yang rendah dan 39% dikategorikan sebagai subfertil (jumlah sperma kurang dari 20 juta/mL). 

Hanya 14% pasien yang memiliki parameter air mani dalam rentang normal. Durasi torsio juga berkorelasi dengan jumlah sperma yang dapat bergerak, menunjukkan pentingnya perawatan segera saat terjadi torsio testis.

2. Testosteron rendah

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa torsio testis dapat menyebabkan kadar testosteron yang lebih rendah. Meskipun masih memungkinkan untuk hamil dengan kadar testosteron rendah, namun kondisi ini bisa memengaruhi produksi sperma serta dapat memengaruhi libido dan fungsi seksual.

3. Antibodi antisperma

Setelah operasi untuk mengatasi torsio testis, antibodi antisperma kadang-kadang masih dapat terdeteksi dalam air mani. Antibodi antisperma ini dapat merusak sperma dan menjadi hambatan bagi kesuburan.

Penanganan Kesuburan untuk Torsio Testis

Penanganan kesuburan akibat torsio testis melibatkan serangkaian langkah yang ditujukan untuk meminimalkan dampak negatif pada produksi sperma dan fungsi reproduksi. Berikut adalah beberapa aspek penanganan kesuburan yang mungkin diterapkan:

1. Evaluasi dan diagnosis

Setelah mengalami torsio testis, dokter akan melakukan evaluasi kondisi kesuburan. Ini mungkin melibatkan pemeriksaan parameter sperma, analisis hormon, dan penilaian keseluruhan kesehatan reproduksi.

2. Perawatan medis segera

Penting untuk mendapatkan perawatan medis segera setelah torsio testis terjadi. Dalam beberapa kasus, prosedur bedah seperti orchiopexy (memperbaiki posisi testis yang terbelit) atau orkidektomi (pengangkatan testis yang rusak) dapat dilakukan.

3. Manajemen jumlah sperma yang rendah

Jika kualitas sperma terpengaruh, dokter mungkin meresepkan pengobatan atau prosedur yang dapat membantu meningkatkan produksi sperma. Hal ini dapat mencakup penggunaan obat-obatan tertentu atau tindakan medis lainnya.

4. Pemantauan dan tindak lanjut

Setelah penanganan awal, pemantauan terus-menerus diperlukan untuk memantau perbaikan kualitas sperma dan fungsi reproduksi. Dalam beberapa kasus, penanganan tambahan mungkin diperlukan.

5. Konseling dan dukungan emosional

Proses penanganan kesuburan dapat memunculkan rasa stres dan kekhawatiran. Konseling dan dukungan emosional dapat membantu pasien dan pasangan mengatasi dampak psikologis dari masalah kesuburan.

6. Sperm freezing (pembekuan sperma)

Untuk melindungi masalah kesuburan atau ingin merencanakan program hamil di masa depan, Ayah yang mengalami torsio testis dapat mempertimbangkan pembekuan sperma. Ini memungkinkan sperma yang sehat disimpan untuk penggunaan di masa mendatang.

7. Gaya hidup sehat

Mengubah gaya hidup sehat dengan pola makan yang seimbang, olahraga teratur, menghindari merokok, dan mengelola stres dapat membantu mendukung kesehatan kesuburan secara keseluruhan.

Setiap kasus dapat berbeda, dan penanganan kesuburan akibat torsio testis harus disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien. Konsultasi dengan dokter spesialis reproduksi atau ahli urologi akan membantu menentukan rencana penanganan yang paling sesuai.

Jika Ayah pernah mengalami torsio testis atau memiliki riwayat keluarga yang serupa, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk melihat apakah ayah memenuhi syarat untuk menjalani operasi guna mencegah torsio testis di masa depan. Baca informasi lainnya seputar program hamil hanya di Bocah Indonesia.

Artikel ini ditinjau secara medis oleh dr. Chitra Fatimah

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Nassiri, N. et al. (2021). Testicular Torsion From Bell-clapper Deformity. Urology, 147, pp. 275. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32650017/
  • Jckson, F. et al. (2020). The Impact of Testicular Torsion on Testicular Function. The World Journal of Men’s Health, 38(3), pp. 298–307. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31081295/
  • National Institute of Health (2022). MedlinePlus. Testicular Torsion.
  • Cleveland Clinic (2019). Disease & Conditions. Testicular Torsion.
  • Mayo Clinic (2022). Diseases & Conditions. Testicular Torsion.
Avatar photo
Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari terakhir untuk hemat 11%
Checkout Sekarang

Hari
Jam
Menit
Detik
doctors
Buat Janji