Pengen “Main” Tak Terbendung? Berhubungan Saat Program Bayi Tabung

Berhubungan Saat Program Bayi Tabung

Benarkah hubungan intim saat program bayi tabung akan menurunkan angka keberhasilannya? Simak faktanya di sini.

Saat mencoba untuk hamil melalui program bayi tabung, kebutuhan akan hubungan intim sepertinya dikesampingkan. Jangan dulu khawatir, ini tak berarti Anda akan berhenti berhubungan intim sama sekali selama proses ini. Namun, Anda perlu tahu momen-momen di mana hubungan intim ini aman atau tidak dilakukan selama program bayi tabung.

Waktu yang tepat untuk berhubungan intim saat program bayi tabung

Sebelum memutuskan untuk berhubungan intim, pasangan harus mendiskusikannya terlebih dulu dengan dokter. Tiap kasus yang membutuhkan program bayi tabung itu unik dan setiap pasangan punya masalahnya sendiri. 

Selain itu, pasangan harus mengetahui momen-momen krusial di mana hubungan intim dapat memengaruhi angka kesuksesan bayi tabung. Secara umum, aturannya adalah sebagai berikut:

Saat stimulasi ovarium atau sebelum pengambilan sel telur

Hubungan intim selama fase awal stimulasi ovarium dianggap aman selama pasangan menggunakan pengaman seperti kondom. Bila ovulasi terjadi di luar perkiraan, terutama bila banyak folikel yang berkembang bersamaan, penggunaan kondom dapat menghindari kemungkinan kehamilan kembar.

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Di fase akhir stimulasi, ovarium mulai membesar secara bermakna karena banyak folikel yang bertumbuh. Pada umumnya, dokter melarang hubungan intim di waktu ini karena ovarium sangat membesar dan berongga (kistik). Hubungan intim dapat memicu pecahnya kista ini atau ovarium terpelintir (torsi ovarium), yang sifatnya berbahaya. Memang kondisi ini jarang terjadi, namun berhubungan intim dapat mencegah komplikasi ini.

Saat pengambilan sampel cairan sperma (semen)

Umumnya, sampel cairan sperma dikumpulkan untuk analisis sperma atau untuk digunakan dalam prosedur inseminasi buatan atau program bayi tabung. Pria yang diminta untuk melakukan pengambilan sampel ini dilarang untuk melakukan segala bentuk ejakulasi (termasuk hubungan intim) selama 2-5 hari sebelumnya. Ini memastikan sampel yang didapat adalah yang terbaik.

Saat menjalani inseminasi buatan

Saat menjalani inseminasi buatan, hubungan intim dapat dilakukan di pagi hari wanita mendapatkan trigger shot (suntikan untuk menginduksi ovulasi), dan di malam hari setelah prosedur inseminasi dilakukan. Hubungan intim di malam hari setelah inseminasi dilakukan tak hanya memberi pasangan waktu untuk menikmati keintiman, tetapi juga membantu meningkatkan kemungkinan pembuahan dengan menambah jumlah sperma yang sebelumnya telah dimasukkan selama inseminasi. 

Satu-satunya waktu di mana hubungan intim sangat tidak dianjurkan adalah di hari-hari antara trigger shot dan waktu inseminasi. Jeda ini memungkinkan jumlah sperma terakumulasi kembali untuk menghasilkan sampel yang baik untuk inseminasi, yang biasanya dijadwalkan sekitar 36 jam setelah trigger shot diberikan.

Tepat sebelum transfer embrio pada program bayi tabung

Studi oleh Tremellen, dkk di tahun 2000 menemukan bahwa paparan cairan sperma di sekitar waktu transfer embrio meningkatkan kemungkinan keberhasilan implantasi embrio. Studi ini dilakukan baik pada transfer embrio segar maupun beku (FET) dan hasilnya ditemukan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada angka kehamilan kelompok yang melakukan hubungan intim (23,6%) dan yang tidak (21,2%). Namun, proporsi embrio yang bertahan pada 6-8 minggu (kehamilan klinis/terkonfirmasi) 1,5 kali lebih besar pada wanita yang terpapar cairan sperma dibandingkan dengan yang tidak.

Studi oleh Hou, dkk di tahun 2023 juga menemukan bahwa hubungan intim sebelum transfer embrio dapat memperbaiki angka kehamilan klinis dan implantasi selama siklus FET. Namun bedanya, hubungan intim dalam studi ini menggunakan pengaman, yakni kondom, dan pasangan hanya berhubungan intim di satu waktu, yakni di malam sebelum transfer embrio. 

Hou, dkk mendapati bahwa pasien yang berhubungan intim memiliki angka kehamilan klinis dan implantasi yang jauh lebih tinggi, yakni 52% vs 37% dan 38% vs 25%, daripada yang tidak. Peneliti menjelaskan bahwa hasil positif ini dapat disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke saluran reproduksi wanita, yang mungkin meningkatkan reseptivitas endometrium untuk implantasi.

Setelah transfer embrio/selama masa tunggu 2 minggu

Hubungan intim tidak disarankan setelah transfer embrio pada program bayi tabung. Periode “istirahat” ini direkomendasikan sejak transfer embrio selesai hingga dua minggu setelahnya, saat tes kehamilan bisa memberikan hasil yang akurat. Periode ini memberikan waktu optimal bagi embrio untuk berimplantasi ke dinding rahim. 

Sebuah studi oleh Crawford & Steiner di tahun 2014 menemukan bahwa hubungan intim selama jendela implantasi—yakni 5-7 hari pascaembrio transfer—meningkatkan risiko keguguran pada program bayi tabung. Salah satunya, karena hubungan intim memicu kontraksi rahim yang membuat implantasi menjadi lebih sulit.

Setelah dua minggu, aktivitas seksual umumnya aman untuk dilakukan, namun sebaiknya pastikan dulu kepada dokter yang merawat.

Tetaplah intim selama menjalani program bayi tabung

Keintiman dan keterhubungan antara suami dan istri bukanlah hal yang dapat diremehkan. Sebuah studi di Amerika pada pasangan yang menjalani program bayi tabung menemukan bahwa hubungan interpersonal meregang selama proses ini. Wanita yang menjalani program bayi tabung dilaporkan kurang tertarik untuk berhubungan intim dibandingkan dengan yang tidak. Jadi, tak heran ketika sebagian pasangan mengeluh hubungan mereka terdampak saat keintiman seksual berkurang. 

Apapun perawatan yang sedang dijalani, jangan lupakan soal keintiman ini. Keintiman akan menciptakan rasa kedekatan, kebersamaan, dan hubungan emosional yang dalam antara suami dan istri. Keintiman sering diasosiasikan dengan seks, padahal orang dapat mengekspresikan dan menerima keintiman dengan cara yang berbeda. Memang seks dapat menjadi cara untuk mencapai sebuah keintiman namun itu bukan satu-satunya. 

Keintiman dapat mencakup banyak tindakan dan momen yang berbeda, yang dibangun dari waktu-waktu melalui usaha dan diskusi terbuka. Baik melalui kata-kata maupun tindakan, keintiman melibatkan cinta, penghargaan, dan komunikasi antarpasangan. 

Kedekatan, rasa memiliki, dan hubungan emosional yang berkontribusi pada keintiman sangat penting di masa-masa yang menantang mental ini. Jadi, fokuslah pada kata-kata dan tindakan yang mengungkapkan cinta, dukungan, dan pengertian. Bila Anda menghabiskan waktu hanya untuk fokus pada program bayi tabung, hubungan pernikahan Anda bisa terganggu. 

Meski hubungan intim dan program bayi tabung tampaknya berlawanan, tetaplah tenang. Pada akhirnya, apakah program ini berhasil atau tidak, hubungan pernikahan Anda adalah segalanya dan itulah yang layak untuk diperjuangkan.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

  • Choe J, Archer JS, Shanks AL. In Vitro Fertilization. [Updated 2021 Sep 9]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562266/
  • Crawford NM, Steiner AZ. Intercourse after Embryo Transfer and Pregnancy Outcomes. Fertility and Sterility. 2014 Feb 1;101(2):e28-9.
  • Ho J, Paulson R. In vitro fertilization: Procedure. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  • Hou JW, Yuan LH, Cao XL, Song JY, Sun ZG. Impact of sexual intercourse on frozen-thawed embryo transfer outcomes: a randomized controlled trial. Contraception and Reproductive Medicine. 2023 Dec;8(1):1-7.
  • Paulson R. Patient education: In vitro fertilization (IVF) (Beyond the Basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  • Tremellen KP, Valbuena D, Landeras J, Ballesteros A, Martinez J, Mendoza S, Norman RJ, Robertson SA, Simón C. The effect of intercourse on pregnancy rates during assisted human reproduction. Human Reproduction. 2000 Dec 1;15(12):2653-8.
Share:

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji