Luteinizing Hormone (LH) Rendah – Penyebab dan Mengobatinya

Luteinizing Hormone (LH) Rendah - Penyebab dan Mengobatinya

Luteinizing hormone (LH) adalah salah satu hormon gonadotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari otak. Hormon ini penting dalam proses pubertas dan fungsi seksual yang normal. 

Luteinizing hormone (LH) adalah salah satu jenis hormon gonadotropin yang diproduksi oleh kelenjar pituitari otak pria maupun wanita. Hormon ini dikeluarkan sebagai respon terhadap rangsangan gonadotropin-releasing hormone (GnRH), yang dilepaskan oleh hipotalamus otak. 

Kadar LH berfluktuasi, khususnya selama siklus menstruasi. Oleh sebab itu, kadar LH yang tinggi atau rendah pada satu waktu tidak serta merta berarti baik atau buruk. Namun, bila kadarnya terus-menerus rendah, ini dapat menandakan bahwa kelenjar pituitari tidak cukup memproduksi LH yang diperlukan untuk mendukung perkembangan organ seksual dan proses reproduksi yang normal.

Apa itu gonadotropin?

Sebelum membahas lebih jauh soal kekurangan hormon LH, mari memahami terlebih dulu soal hormon gonadotropin. Ini adalah hormon yang diproduksi kelenjar pituitari otak, yang memicu perkembangan proses pubertas. Ada dua hormon gonadotropin utama, yakni follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH).

 


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Luteinizing Hormone (LH)

Pada anak perempuan, kedua hormon ini memberi sinyal ke ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron. Selanjutnya, kedua hormon ini memicu perkembangan payudara, ovulasi, terjadinya menstruasi, dan perubahan lain termasuk pertumbuhan tinggi badan yang cepat dan perubahan bentuk tubuh. Hormon-hormon ini juga merangsang ovarium untuk memproduksi sejumlah kecil testosteron, yang menyebabkan pertumbuhan rambut pubis (area kemaluan), rambut ketiak, dan jerawat. Biasanya, proses pubertas pada anak perempuan ini terjadi antara usia 8 dan 12 tahun. 

Pada anak laki-laki, hormon gonadotropin memberi sinyal kepada testis (buah zakar) untuk memproduksi hormon testosteron dan memulai produksi sperma. Testosteron sendiri menyebabkan ukuran penis dan testis membesar, pertumbuhan rambut wajah, suara yang lebih dalam, serta perubahan tubuh lain, seperti pertumbuhan tinggi badan dan pertambahan massa otot yang cepat. Biasanya, proses pubertas pada anak laki-laki ini terjadi antara usia 9 dan 14 tahun.

Apabila kadar hormon gonadotropin FSH atau LH kurang atau rendah, anak-anak tidak akan memasuki masa pubertas atau mengalami hambatan perkembangan pubertas selama masa remaja. Namun, kadar hormon-hormon tersebut tidak perlu ditambahkan atau diganti hingga anak siap memasuki masa pubertas. Sedangkan hormon-hormon seks, seperti testosteron untuk anak laki-laki atau estrogen dan progesteron untuk anak perempuan, akan diberikan untuk menginisiasi dan mempertahankan perkembangan seksual di masa pubertas.

Penyebab defisiensi LH

Kekurangan atau defisiensi LH dapat bersifat bawaan maupun didapat. Berdasarkan jalur produksinya, penyebab kekurangan LH dapat ditelusuri lebih jauh, yakni apakah gangguannya di hipotalamus atau di kelenjar pituitari. Kekurangan LH hampir selalu terjadi bersamaan dengan kekurangan FSH oleh karena sel-sel asalnya sama.

Baca Juga : Kenali Fungsi Hormon LH pada Sistem Reproduksi Pria dan Wanita

Gangguan di hipotalamus

  1. Sindrom Kallmann. Ini adalah penyebab kekurangan LH yang bersifat bawaan dan seringkali disertai penurunan kemampuan (hiposmia) atau ketidakmampuan (anosmia) untuk mendeteksi bau melalui hidung. Kondisi ini terjadi akibat mutasi pada gen KISS1, yang berperan sebagai pengatur utama hormon reproduksi. Mutasi genetik ini menyebabkan kegagalan perkembangan pada sel-sel dan saraf-saraf gonadotropin-releasing hormone (GnRH), sehingga LH dan FSH tidak diproduksi. Hal ini tampak sebagai tidak adanya pubertas dan karakteristik seksual sekunder pada pengidapnya.
  2. Mutasi pada subunit beta dari LH. Mutasi di bagian ini membuat subunit beta atau reseptor LH nonaktif. Hal ini menyebabkan infertilitas dan amenore karena kurangnya aktivitas LH yang diperlukan untuk memicu proses ovulasi. Kadar LH dapat terdeteksi tinggi dibandingkan kadar normal, akan tetapi hormon yang bermutasi tidak berfungsi normal.
  3. Hipogonadisme hipogonadotropik idiopatik (IHH). Hipogonadisme adalah sebuah kondisi di mana testis pria atau ovarium wanita hanya sedikit atau sama sekali tidak memproduksi hormon seks. Sedangkan hipogonadisme adalah sebutan untuk tidak berkembangnya organ seks akibat masalah pada kelenjar pituitari atau hipotalamus. Pada IHH, tidak ada pelepasan LH dan FSH yang diinduksi GnRH, baik total maupun parsial. Kondisi ini relatif jarang terjadi dan dapat terjadi pada pria maupun wanita.
  4. Hipogonadisme hipogonadotropik yang berhubungan dengan stres. Kondisi ini disebabkan oleh penekanan hipotalamus akibat latihan fisik berat yang berkepanjangan dan penurunan berat badan yang ekstrim. Kondisi ini menyebabkan peningkatan kadar corticotropin-releasing hormone (CRH), yang menghambat pelepasan GnRH dari hipotalamus. Akibatnya, kadar FSH dan LH rendah, dan muncul sebagai amenore atau tidak adanya menstruasi.

Gangguan di Pituitari

Penyebab kurangnya hormon LH akibat gangguan di pituitari amat beragam, dan mencakup tumor pituitari, sindrom Sheehan, hiperprolaktinemia, infeksi dan peradangan, cedera pada pembuluh darah otak, dan trauma.

  1. Hiperprolaktinemia. Kondisi ini biasanya terjadi akibat tumor pituitari yang memproduksi hormon prolaktin (prolaktinoma). Kadar hormon prolaktin yang tinggi akan menghambat pelepasan hormon FSH dan LH dari pituitar anterior, dan mengakibatkan hipogonadisme, inferilitas, dan galaktorea (keluarnya cairan susu dari puting payudara, yang tidak berhubungan dengan produksi ASI pada masa menyusui).
  2. Sindrom Sheehan. Sindrom ini disebabkan oleh perdarahan hebat saat melahirkan dan menyebabkan kematian sel pada kelenjar pituitari. Semua hormon yang diproduksi kelenjar ini kadarnya berkurang atau bahkan tidak ada (panhipopituitarisme). Tidak adanya hormon reproduksi seperti FSH dan LH menyebabkan hipogonadisme hipogonadotropik.

Baca Juga : Kenali Fungsi Hormon FSH pada Sistem Reproduksi Pria dan Wanita

Gejala defisiensi LH

Secara umum, kekurangan LH pada wanita membuat ovarium tidak cukup memproduksi sel telur dan hormon estrogen. Dan pada pria, membuat testis tidak cukup memproduksi sel sperma dan hormon testosteron. Selanjutnya, ini akan menurunkan libido dan memicu kelelahan. Kondisi ini juga membuat pasangan sulit memiliki anak atau mengalami infertilitas. Pada anak, proses pubertas yang memicu perubahan fisik mungkin tidak terjadi atau mungkin terlambat.

Gejala kekurangan LH pada laki-laki maupun perempuan bisa berbeda tergantung kelompok usianya. 

Defisiensi Luteinizing

Diagnosis defisiensi LH

Untuk mendiagnosis ada tidaknya kekurangan LH, dokter akan melakukan wawancara medis yang mendalam dan pemeriksaan fisik. Untuk mencari penyebab dan mengonfirmasinya, dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan, seperti:

  • Pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari (FSH, LH) dan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang dikontrol oleh hormon pituitari, seperti kelenjar tiroid. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan apakah kadar hormon yang rendah betul akibat kelenjar pituitari tidak bekerja seperti seharusnya.
  • Tes stimulasi hormon. Laboratorium atau fasilitas khusus dapat melakukan tes ini untuk memeriksa kadar hormon tertentu. Tes ini memeriksa kadar hormon yang spesifik sebelum dan setelah mengonsumsi obat-obatan yang memicu tubuh untuk memproduksi hormon.
  • Pencitraan otak. Magnetic resonance imaging (MRI) atau CT scan otak dapat menunjukkan tumor pituitari maupun masalah lainnya pada kelenjar ini.
  • Tes penghidu. Tes ini dilakukan untuk mendiagnosis anosmia–bila kekurangan LH diduga berkaitan dengan sindrom Kallmann.

Cara mengatasi defisiensi LH

Pengobatan kekurangan hormon LH bergantung pada penyebab yang mendasari, usia, jenis kelamin, serta status fertilitas yang diinginkan.

Pengobatan pada pria

Pada usia prapubertas, pemberian terapi pengganti testosteron pada anak laki-laki akan menginduksi pubertas dan perkembangan karakteristik seksual sekunder. Terapi pengganti hormon ini dapat diberikan dalam bentuk koyo transdermal, gel, suntikan intramuskular, dan obat minum. Terapi pengganti testosteron ini harus dimulai pada sekitar usia 12 hingga 14 tahun untuk menginduksi pubertas.

Pada pria yang telah mengalami pubertas, pemberian terapi hormon pengganti dapat memperbaiki tanda dan gejala hipogonadisme. Penggantian testosteron juga membantu mengobati kondisi lain yang terkait dengan kekurangan hormon ini, seperti anemia, menurunnya kepadatan tulang, atrofi otot (otot mengecil), dan berubahnya suasana hati atau kemampuan kognitif. 

Pada pria yang menginginkan keturunan, pemberian gonadotropin-releasing hormone (GnRH) akan membantu meningkatkan kesuburan. Berbagai macam gonadotropin tersedia untuk pengobatan dan efeknya pun bervariasi. Rata-rata, diperlukan waktu hingga 2 tahun terapi sebelum sel sperma mulai terbentuk (spermatogenesis).

Pengobatan pada wanita

Pada anak perempuan prapubertas, terapi hormon pengganti dengan estrogen eksternal akan menginduksi pubertas dan perkembangan payudara. Terapi hormon pengganti ini dapat diberikan dalam bentuk oral estradiol, oral estrogen terkonjugasi, gel, dan koyo transdermal. Usia terbaik untuk memulai terapi estrogen bersifat individual dengan mempertimbangkan faktor-faktor, seperti usia, usia tulang, tinggi badan absolut, dan isu-isu psikososial.

Pada wanita yang menginginkan keturunan, tentunya proses ovulasi harus terjadi. Ovulasi merupakan hasil dari adanya lonjakan drastis kadar LH di tengah siklus menstruasi normal, dan ini tidak bisa terjadi hanya dengan pemberian terapi pengganti estrogen. Untuk menginduksi ovulasi pada wanita dengan kekurangan hormon LH, terapi estrogen perlu dikombinasi dengan pemberian hormon gonadotropin sintetis, yang dapat berupa human chorionic gonadotropin (HCG) atau human menopausal gonadotropin (HMG).

Baca Juga : Peran Penting Hormon Beta-hCG Pada Terapi Mencapai Kehamilan

Wanita dengan hipogonadisme hipogonadotropik yang terkait dengan stres biasanya gejala membaik setelah penyebab stres dihilangkan. Kenaikan berat badan juga dapat memulihkan kondisi ini, bila memang disebabkan oleh penurunan berat badan dan jaringan lemak yang drastis. 

Kekurangan hormon LH akibat kelainan pada pituitari diobati sesuai dengan penyebabnya dan ketidakseimbangan hormon-hormon yang terlibat. Misalnya, hiperprolaktinemia yang disebabkan oleh adenoma pituitari diobati dengan agonis dopamin dan umumnya berespon baik terhadap pengobatan. Sedangkan prolaktinoma yang resisten dengan obat, memerlukan pembedahan dan pemantauan yang ketat.

Setiap individu yang memulai terapi hormon ini memerlukan kunjungan perawatan yang rutin, yakni setiap 4-6 bulan sekali. Terkadang, diperlukan penyesuaian dosis untuk memastikan bahwa perubahan yang terjadi tidak terlalu lambat maupun terlalu cepat. Untuk alasan yang sama, rontgen tangan kiri untuk menentukan usia tulang dan pemeriksaan darah akan dilakukan pada beberapa kunjungan rutin ini. Setelah proses pertumbuhan dan pubertas ini selesai, dapat ditentukan dosis hormon yang tetap. Interval kunjungan juga menjadi lebih panjang, yakni setiap 6 hingga 12 bulan. 

Terapi pengganti hormon seks (estrogen pada wanita dan testosteron pada pria) diberikan hingga dewasa. Meski tidak mengancam jiwa kalau terapi ini dihentikan, pemberian hormon jelas memberi manfaat bagi kehidupan normal di masa dewasa. Individu dan tim medis yang merawat juga dapat mempertimbangkan apakah ingin mengurangi atau menghentikan terapi pengganti hormon seks di akhir masa dewasanya.

Dengan terapi hormon pengganti, setiap individu mampu memiliki perkembangan dan fungsi seksual yang normal di masa dewasa. Namun, kondisi kurangnya LH dan gonadotropin secara umum akan memengaruhi kemampuan untuk memiliki keturunan di masa depan. Oleh sebab itu, setiap individu dengan kondisi ini perlu berkonsultasi dengan dokter ahli fertilitas bila berencana untuk memiliki keturunan.

Penutup

Kecurigaan akan kekurangan luteinizing hormone (LH) perlu dikenali sejak dini agar seorang anak bisa mengalami proses pubertas dan pertumbuhan yang normal. Kondisi ini tidak menutup kemungkinan bagi pengidapnya untuk memiliki keturunan di masa depan, sepanjang kekurangan hormon segera dikoreksi dan diobati oleh ahlinya.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji