▶️ You might be interested

Benarkah Penggunaan Antibiotik Mempengaruhi Kesuburan?

Benarkah Penggunaan Antibiotik Pengaruh Terhadap Kesuburan

Penggunaan antibiotik sesuai resep dokter tidak menyebabkan gangguan kesuburan. Justru, antibiotik bisa membantu mengatasi infeksi yang berpotensi mengganggu fungsi reproduksi.

Ayah Bunda mungkin pernah mengonsumsi antibiotik jika tengah sakit yang diresepkan oleh dokter. Biasanya, antibiotik diresepkan untuk mencegah infeksi bakteri. Cara kerja antibiotik ini adalah dengan membunuh bakteri dan mencegahnya menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Namun, banyak pasangan yang bertanya apakah antibiotik bisa mengganggu kesuburan dan program hamil yang sedang dilakukan.

Pada dasarnya, kondisi kesuburan pria maupun wanita dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia, berat badan, pola hidup yang tidak sehat, hingga adanya kondisi medis tertentu.

Baca juga: Probiotik, Betulkah Bermanfaat untuk Kesuburan Pria?


Tanya Mincah tentang Promil?

New CTA WA

Apa Itu Antibiotik dan Fungsinya?

Antibiotik adalah obat untuk mengatasi infeksi bakteri. Cara kerjanya yaitu membunuh bakteri atau menghambat penyebarannya di dalam tubuh. Antibiotik umum diresepkan oleh dokter saat seseorang mengalami infeksi seperti sinusitis, infeksi saluran kemih, atau infeksi menular seksual (IMS).

Apakah Antibiotik Mengganggu Kesuburan?

Menurut sejumlah studi, penggunaan antibiotik sesuai resep tidak terbukti menurunkan kesuburan baik pada pria maupun wanita. Efek samping, jika ada, bersifat sementara dan bergantung pada jenis antibiotik dan durasi penggunaan:

  • Pada wanita: Antibiotik membantu mencegah kerusakan saluran reproduksi akibat IMS seperti klamidia dan gonore, yang dapat menyebabkan penyakit radang panggul (PID). PID dapat menimbulkan jaringan parut pada saluran tuba dan menghambat fertilisasi.

  • Pada pria: Konsumsi berlebihan atau jangka panjang dari jenis tertentu seperti gentamisin, neomisin, atau sulfasalazine dapat menurunkan kualitas sperma, tetapi efek ini biasanya reversible jika obat dihentikan.

Sumber ilmiah:

  • Crowe et al. (2021), Human Reproduction

  • Mikkelsen et al. (2023), Fertility and Sterility

  • Shao et al. (2023), Ecotoxicology and Environmental Safety

Antibiotik memiliki peran dalam mengatasi infeksi bakteri. Infeksi yang bisa memengaruhi kondisi infertilitas pada pria maupun wanita adalah infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia dan gonore.

Ketika tidak diatasi dengan tepat, IMS bisa menyebabkan rahim, ovarium, serta saluran tuba mengalami kerusakan. Kondisi ini bisa menimbulkan penyakit baru, seperti penyakit radang panggul.

Penyakit radang panggul merupakan salah satu gangguan reproduksi pada wanita di mana akan meninggalkan bekas luka pada saluran tuba. Bekas luka yang dihasilkan tersebut bisa menghalangi saluran tuba sehingga membuat sel telur tidak dapat turun ke tuba falopi untuk dibuahi sperma.

Oleh sebab itu, dokter akan meresepkan obat, salah satunya adalah antibiotik agar infeksi tidak menyebar dan merusak saluran reproduksi sehingga dapat meningkatkan peluang kehamilan.

Begitu pula dengan kondisi kesuburan pria. Mengonsumsi antibiotik jenis eritromisin, gentamisin, neomisin, nitrofurantoin, dan tetrasiklin melebihi resep dokter atau dalam jangka waktu lama dipercaya bisa memberikan efek samping pada kualitas sperma.

Selain itu, mengonsumsi antibiotik jenis sulfasalazine lebih dari 2 bulan juga bisa merusak kondisi sperma sehingga menurunkan peluang kehamilan.

Namun, hingga kini belum ada penelitian yang menyebutkan jika antibiotik dapat memengaruhi kondisi kesuburan, jika digunakan sesuai terapi medis. Efek samping antibiotik terhadap kesuburan biasanya reversibel dan terkait jenis antiobiotik serta lamanya penggunaan. Kalau pun mengganggu kesuburan, hal ini dipengaruhi oleh faktor lainnya. Jika Ayah Bunda harus mengonsumsi antibiotik saat program hamil, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Baca juga: Makanan Antiinflamasi Tingkatkan Kesuburan Ayah Bunda

Obat Lain yang Dapat Mengganggu Kesuburan (Bukan Antibiotik)

Beberapa jenis obat lain lebih terbukti mengganggu kesuburan jika tidak dikonsumsi sesuai petunjuk medis:

Jenis ObatEfek terhadap Kesuburan
Kortikosteroid / SteroidDapat menghambat ovulasi pada wanita; menurunkan produksi sperma pada pria jika disalahgunakan
AntidepresanBeberapa jenis (non-SSRI) dapat menurunkan kualitas sperma atau mengganggu ovulasi
Obat hipertensi (Spironolactone)Menurunkan produksi sperma dan kualitas embrio jika tidak diawasi
Obat hipertiroidDosis tidak tepat bisa memengaruhi hormon prolaktin dan mengacaukan siklus menstruasi
Kemoterapi & RadiasiBisa merusak sel telur dan sperma secara permanen
Antipsikotik (misalnya Risperidone)Mengganggu siklus menstruasi dan ovulasi melalui peningkatan hormon prolaktin
Obat & suplemen herbalBanyak belum diuji secara klinis, potensi bahaya pada kesuburan

1. Kortikosteroid/steroid

Jenis obat-obatan kortikosteroid atau steroid seperti kortison dan prednison terbuat dari hormon testosteron. Jika wanita mengonsumsi obat ini dalam dosis tinggi maka bisa menghambat kerja kelenjar hipofisis yang berperan dalam merangsang pelepasan sel telur dari ovarium.

Pada pria, penggunaan steroid bisa membantu dalam produksi hormon androgen ketika testis bermasalah. Jenis obat steroid ini dikenal sebagai steroid androgenik.

Sayangnya, beberapa orang justru menyalahgunakan obat tersebut untuk keperluan dalam memperbaiki fisik dan penampilan, seperti membesarkan otot.

Konsumsi obat steroid androgenik yang tidak sesuai dapat mematikan dorongan otak dalam merangsang produksi sperma dalam testis.

2. Antidepresan

Ayah Bunda, salah satu jenis obat yang bisa memengaruhi kondisi kesuburan adalah antidepresan, termasuk obat penenang atau pencegah kejang. Obat ini bisa meningkatkan kadar hormon prolaktin dan mengganggu pelepasan sel telur dari ovarium (ovulasi).

Sedangkan pada pria, penggunaan antidepresan golongan tertentu akan mengganggu kesuburan dengan cara menurunkan pergerakan serta kualitas sperma.

Namun, obat antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) tidak akan menurunkan kesuburan. Selain itu, efek samping dari mengonsumsi antidepresan tidak lebih besar dibandingkan dengan dampak gangguan mental yang tidak segera diobati atau ditangani.

Ayah Bunda bisa melakukan konsultasi dengan dokter apabila sedang mengonsumsi antidepresan saat menjalani program hamil.

3. Obat hipertensi (darah tinggi)

Salah satu obat yang bisa mengganggu kondisi kesuburan adalah obat hipertensi yang disebut spironolactone. Jenis obat ini bisa menurunkan produksi sperma. Sedangkan obat hipertensi lainnya bisa mengganggu kemampuan sperma dalam membuahi sel telur.

Pada wanita, mengonsumsi obat hipertensi dapat menurunkan kualitas sel telur dan embrio pada ibu hamil. Oleh sebab itu, ibu hamil yang mengonsumsi obat hipertensi perlu dibatasi.

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter jika Ayah Bunda sedang mengonsumsi obat hipertensi dan sedang dalam program hamil.

4. Obat hipertiroidisme

Konsumsi obat-obat hipertiroidisme yang tidak sesuai dengan resep dokter bisa mengganggu kondisi kesuburan. Apabila dosisnya terlalu banyak atau sedikit bisa berpengaruh terhadap hormon prolaktin sehingga mengacaukan siklus menstruasi. Kondisi ini tentu akan menurunkan peluang kehamilan.

Jika Bunda sedang mengonsumsi obat hipertiroidisme dan merencanakan program hamil, mungkin dokter akan menyarankan untuk melakukan tes darah terlebih dahulu.

5. Obat kemoterapi

Obat kemoterapi juga menjadi salah satu jenis obat yang mengganggu kondisi kesuburan. Pasalnya, beberapa jenis obat yang dberikan saat kemoterapi bisa merusak sel telur sehingga menurunkan peluang kehamilan.

Sebagai contoh, obat antikanker yang mengandung agen alkilasi bisa memberikan efek beracun pada ovarium sehingga memengaruhi kondisi kesuburan secara permanen.

Sedangkan pada pria, obat-obatan kemoterapi bisa menurunkan kemampuan testis dalam memproduksi sperma serta merusak kualitas sperma. Bahkan pengobatan kanker yang dilakukan seperti terapi radiasi juga bisa mengganggu kesuburan pada laki-laki.

6. Antipsikotik

Risperidone dan amisulpride merupakan jenis obat antispikotik yang dapat memengaruhi kelenjar pituitari dalam memproduksi hormon prolaktin. Kondisi ini bisa mengganggu siklus menstruasi serta proses ovulasi.

7. Obat dan suplemen herbal

Banyak produk obat maupun suplemen herbal yang belum lulus uji secara klinis terkait keamanannya untuk kondisi kesuburan. Bagi pasangan suami istri yang merencanakan program hamil sebaiknya untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum mengonsumsi suplemen herbal.

Rekomendasi untuk Pasangan yang Menjalani Program Hamil

  • Selalu konsultasikan penggunaan antibiotik atau obat apapun kepada dokter kandungan atau spesialis fertilitas saat menjalani program hamil.

  • Jika mengonsumsi obat kronis (hipertensi, hipertiroid, antidepresan), mintalah dokter mengevaluasi ulang dosis dan risikonya terhadap kesuburan.

  • Hindari penggunaan steroid atau suplemen herbal tanpa pengawasan medis.

Penggunaan antibiotik tidak menyebabkan gangguan kesuburan jika dikonsumsi sesuai anjuran medis. Justru, pengobatan infeksi seperti IMS dengan antibiotik dapat mencegah kerusakan organ reproduksi dan meningkatkan peluang kehamilan.

Jika Ayah Bunda sedang menjalani program kehamilan dan diresepkan antibiotik, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan jenis dan durasi penggunaan yang aman.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji